BISMILLAAHI ALHAMDULILLAAH AR-RAHMAAN AR-RAHIIM
Bermata tapi tak melihat, sungguh sebuah peribahasa yang mempunyai makna yang sangat mendalam, dan peribahasa ini memang cocok sekali untuk kita bahas karena memang keadaan sekarang sudah begitu banyak orang-orang seperti ini bahkan mungkin kita termasuk diantara golongan seperti ini, yang mempunyai mata tapi tak melihat,,
Sudah kita ketahui bahwa yang namanya mata adalah alat yang sangat penting sekali dalam kehidupan, bahkan semua kegiatan tidak akan maksimal bisa dilakukan jika tidak mempunyai mata, jika masih ragu coba saja suruh orang yang bisa melihat dan orang yang buta untuk memindahkan suatu barang ke suatu tempat, dan hasilnya sudah pasti akan lebih cepat orang yang bisa meilhat daripada orang yang buta,,
Tak hanya kegiatan yang dilakukan oleh anggota badan bahkan tumbuhnya suatu perasaan pun berasal dari mata sebagaimana pribahasa yang mengatakan dari mana datangnya lintah dari darat turun ke kali, dari mana datangnya cinta dari mata turun ke hati,, begitu hebatnya suatu alat yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Rahmaan yang seharusnya kita syukuri dengan menggunakannya untuk hal-hal yang baik seperti menggunakan untuk membaca Al-Qur’an, membaca kitab-kitab yang lain, melihat kebesaran Tuhan yang ada pada alam kemudian mengambil pelajaran dari setiap penciptaan yang telah Tuhan hadirkan dalam setiap pandangan insan,, namun semua itu hanyalah cerita lama yang hanya ada pada zaman Rasul dan para sahabatnya, meski memang saat sekarang masih ada orang-orang yang menggunakan matanya untuk kebaikan,,
Dalam ilmu biologi mata adalah organ yang mendeteksi cahaya, suatu hal yang memang bukan suatu kebetulan, tapi merupakan suatu kebenaran dan bukti kekuasaan Tuhan,, Allaah menciptakan mata sebagai organ pendeteksi cahaya, itu berarti jika kita dapat mendeteksi cahaya berarti kita dapat melihat mana yang gelap dan mana yang terang, dengan itu juga kita dapat membedakan bermacam-macam benda dan mengenal juga lingkungan, darisana berarti kita bisa menyimpulkan bahwa ada kaitan antara mata dan hati yang sama-sama berhubungan dengan cahaya, jika mata berhubungan dengan cahaya seperti matahari, api, lampu dan lain-lain, sedangkan hati membutuhkan cahaya petunjuk dari Ilahi atau yang lebih sering kita kenal dengan nama Nur Ilahi,,
Dan hubungan antara mata dan hati sudah tadi dikatakan lewat sebuah pribahasa dari mana datangnya cinta, dari mata turun ke hati, itu berarti bahwa untuk mencintai seseorang berarti kita harus bisa melihat agar bisa merasakan cinta dalam dada, dengan kata lain mata harus mentransfer cahaya tadi ke hati agar bisa merasakan cinta, cinta kepada Allaah dan RasulNYA juga cinta kepada orang-orang yang mencintai Allaah dan RasulNYA, dalam hal ini mungkin akan timbul pertanyaan jika memang cinta itu asalnya dari mata turun ke hati berarti susah dong untuk mencintai Rasul karena tidak pernah bertemu dengan beliau apalagi harus melihat Allaah yang merupakan suatu mustahil,, dan jawabannya memang tidak mungkin bagi kita untuk melihat Rasul dan para sahabat apalagi Allaah dalam bentuk wujud, tapi kita bisa melihat Allaah dan RasulNYA dari bukti-bukti yang ada pada kita saat ini, dari sejarah-sejarah yang sudah banyak diceritakan, dan dari Al-Qur’an yang merupakan Kalamullaah yang diturunkan sebagai petunjuk dan pedoman kehidupan bagi orang-orang yang beriman,, dan mungkin akan timbul pertanyaan lagi apakah mungkin akan timbul cinta kepada Allaah dan RasulNYA hanya dari Al-Qur’an saja, dan hanya dari cerita saja, jawabannya adalah mungkin, kita ambil contoh kehidupan sehari-hari supaya bisa lebih memahami dan meyakini lagi, karena manusia sekarang tidak akan gampang percaya kalau tidak ada bukti, contohnya seperti ini jika ada seorang pemuda yang dikenalkan oleh saudaranya untuk menikah dengan seorang wanita dan si pemuda itu mau, dan karena sebuah aturan mereka tidak bertemu sebelum ijab qabul dahulu, akhirnya si pemuda dan si gadis tadi bertukar pesan lewat sebuah tulisan, kalau zaman dulu lebih kita kenal dengan yang namanya surat cinta,, mungkin jika diantara kita ada yang pernah mengalaminya berkomunikasi lewat sebuah tulisan atau surat cinta pasti kita akan merasa senang dan bahagia ketika menerima surat dari seorang perempuan yang belum pernah bertemu tapi karena yakin dan percaya kepada orang yang sudah mengenalkannya maka timbulah kecintaan si pemuda kepada gadis tersebut dari tulisan-tulisan dan cerita dari saudaranya tadi,,
Seperti itulah cinta dapat tumbuh meski tidak melihat wujudnya tapi bisa melihat keindahan pribadinya meski hanya lewat sebuah tulisan,, sama hal nya dengan cinta kita kepada Allaah dan RasulNYA dapat tumbuh dalam hati kita jika kita yakin dan percaya juga sering membaca surat-surat yang ada dalam Al-Qur’an juga membaca perkataan-perkataan Rasul yang sudah dituliskan dalam kitab-kitab berupa kumpulan hadits-hadits,, sekarang yang menjadi pertanyaan apakah kita sudah meyakini dan mempercayai kepada Allaah dan RasulNYA,, apakah kita sering membaca surat-surat Al-Qur’an dan hadits-hadits yang telah dikumpulkan agar kita bisa mencintai Allaah dan RasulNYA?,, jika memang belum melakukan maka pantas saja mencintai Allaah dan RasulNYA begitu sangat susah,, dan jika sudah melakukan tapi belum bisa merasakan cinta kepada Allaah dan RasulNYA maka patut dipertanyakan sejauh mana kita melakukan perintah dan menjauhi larangan yang tersurat dalam Al-Qur’an maupun hadits-hadits yang telah banyak ditinggalkan,,
Ada yang mengatakan bahwa mata adalah jendela hati, hal ini benar juga adanya, karena jika mata dibuka bukan pada tempatnya atau digunakan untuk melihat apa yang bukan menjadi haknya maka hati yang tadinya bercahaya akan tertutup sinarnya oleh dosa yang dilakukan oleh mata,, sedangkan orang yang belum mempunyai cahaya dalam hatinya justru akan semakin tertutup pintu hati sehingga cahaya menjadi sulit untuk memasukinya,, dengan demikian berarti bisa kita simpulkan bahwa yang namanya mata itu harus dijaga supaya tidak mengotori hati,,
Perintah untuk menjaga mata telah tercantum dalam Al-Qur’an, Allaah berfirman: “ Katakanlah kepada orang-orang laki-laki yang beriman "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kehormatannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, apa yang mereka perbuat." "Katakanlah kepada wanita yang beriman :"Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kehormatannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya…” (An-Nuur ayat 30)
Dalam ayat tersebut begitu jelas larangan untuk orang-orang yang beriman baik itu laki-laki maupun perempuan agar menahan pandangan, memelihara kehormatan, seharusnya jika memang kita semua mengaku beriman, kita harus melaksanakan anjuran untuk menahan pandangan, dan sudah pasti akan timbul pertanyaan kenapa harus menahan pandangan, bukankah mata itu diciptakan untuk dilihat, jawabannya memang benar mata diciptakan untuk melihat, tapi melihat yang menjadi hak nya, melihat istrinya, dan melihat keluarganya apakah dalam keadaan baik atau tidak, karena mata diciptakan adalah untuk melihat keadaan sekitarnya apakah baik atau tidak, jika tidak baik maka harus diluruskan agar menjadi baik, jika tidak mempunyai mata untuk melihat tidak mungkin kita akan mengetahui bagaimana keadaan keluarga dan orang-orang yang kita sayangi,, disanalah seharusnya mata kita ini berperan bukan digunakan untuk melihat lawan jenis yang mempunyai keindahan yang rupawan,, selain itu Rasul juga bersabda mengenai kegiatan yang dilakukan mata dengan sabdanya: “Pandangan mata itu (laksana) anak panah beracun dari berbagai macam anak panah iblis. Barangsiapa menahan pandangannya dari keindahan-keindahan wanita, maka Allaah mewariskan kelezatan di dalam hatinya, yang akan dia dapatkan hingga hari ia bertemu dengan Tuhannya.” (Riwayat Ahmad). Beliau juga pernah memerintahkan seorang sahabat untuk memalingkan pandangannya ketika yang bersangkutan dengan tidak sengaja melihat wanita bukan mahramnya. “Janganlah engkau susuli pandangan dengan pandangan lagi, karena yang pertama menjadi bagianmu dan yang kedua bukan lagi menjadi bagianmu (menjadi bagian syetan).” (Riwayat Ahmad, Tirmidzi dan Abu Daud),, dalam hadits tadi Beliau shalallaahu ‘alaihi wasalam mengibaratkan bahwa pandangan adaah panah beracun dari berbagai macam anak panah iblis maksud dari hadist ini wallaahu a’lam,, anak panah yang beracun dari berbagai macam anak panah iblis mempunyai maksud bahwa kita harus berhati-hati dari pandangan itu sendiri, karena jika kita tidak menjaga pandangan berarti kita tidak berhati-hati dari anak panah iblis yang selalu siap menghancurkan manusia kapanpun dan dimanapun karena itu sudah menjadi janjinya untuk menghancurkan manusia dengan jalan menyesatkannya yang salah satunya adalah dengan cara agar tidak bisa menjaga pandangan mata,,
Betapa liciknya iblis dan keturunanannya yang bernama syaithan menjebak manusia dengan cara memperlihatkan keindahan-keindahan wanita, dalam setiap bentuk tubuhnya meskipun memakai kerudung, apalagi wanita-wanita yang berpakaian serba mini seperti orang yang kurang mampu membeli pakaian sehingga memakai pakaian pun hanya yang kecil-kecil yang tidak sesuai dengan ukuran tubuhnya,, dan celakanya para wanita yang berpakaian seperti itu malah bangga, bangga akan perbuatan dosanya, padahal perbuatannya mengundang murka Yang Maha Kuasa, tak cukup hanya itu para wanita seperti itu justru malah menghina wanita muslimah yang berjilbab seutuhnya dengan sebutan munafik, padahal dia sendiri yang munafik mengaku beriman dan beragama Islam, tapi berpakaian seperti kaum yang kena kutukan,,
Wahai wanita yang mengaku beriman, apakah kalian tidak menyadari dosa-dosa yang ditimbulkan dari cara kalian berpakaian dihadapan para kaum adam, bagaimana kalian ingin dihargai oleh orang lain jika kalian sendiri tidak menghargai orang dengan cara berpakaian yang memperlihatkan keindahan, yang seharusnya kau tutupi dan kau bukakan di depan suami yang kau cintai kelak agar kamu mendapat kebahagiaan,, wahai wanita yang beriman tak sadarkah kalian bahwa cara berpakaian seperti itu akan membawa kalian kedalam jurang kenistaan, tak sedikit yang menjadi korban perkosaan, dan di akhirat kelak kalian tidak akan mencium bau surga yang harumnya tercium dari jarak yang jauh sebagaimana disebutkan dalam hadits: Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu berkata: “Rasulullaah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya: “Ada dua golongan ahli neraka yang tidak pernah aku lihat sebelumnya; sekelompok orang yang memegang cambuk seperti ekor sapi yang dipakai untuk mencambuk manusia, dan wanita-wanita yang berpakaian tapi hakikatnya telanjang, mereka berjalan melenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Mereka tidak akan masuk surga dan tidak bisa mencium aromanya. Sesungguhnya aroma jannah tercium dari jarak sekian dan sekian.” (Riwayat Muslim),, wahai wanita yang mengaku beriman yang namanya perhiasan itu tertutup rapi tak ada yang boleh menyentuhnya selain orang yang sudah membelinya,, janganlah seperti buah-buahan di pinggir jalan yang bisa diraba-raba lalu dicoba terlebih dahulu,,
Wahai kaum adam yang mengaku beriman, jagalah pandangan kalian meski keadaan di sekitar menyulitkan kalian, yakin dan percayalah kepada janji Allaah bahwa DIA akan mewariskan kelezatan dalam hati yang tak akan diberikan kepada orang yang mengobral pandangan,, jika kalian tak sengaja memandang dalam pandangan yang pertama janganlah memandang untuk kedua kalinya, karena dalam pandangan kedua kalian telah mengikut sertakan musuh kalian yang bernama syaithan untuk berzina mata dan hati,, sibukkanlah mata kalian untuk membaca-baca ayat Al-Qur’an dan bacaan-bacaan yang akan meningkatkan keimanan,,
Setelah penjelasan tadi mungkin kita semua sudah mengerti maksud dari bermata tapi tak melihat, dan maksud dari pribahasa itu adalah mempunyai mata tapi tidak dipergunakan untuk melihat kebesaran-kebesaran Tuhan, membaca ayat-ayat Al-Qur’an, mengambil pelajaran dari setiap penciptaan, mungkin tidak akan menjadi masalah jika tidak ada hukuman atau ancaman, tapi hal ini adalah ancaman yang besar dan suatu penghinaan bagi orang yang tidak mau memikirkan sebagaimana tertulis dalam Al-Qur’an: Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (Al-A’raaf ayat 179),, seharusnya kita waspada dengan apa yang disebutkan dalam ayat barusan, mungkin saja kita semua termasuk dari banyaknya yang manusia yang mengisi neraka, mungkin saja kita semua adalah orang yang mempunyai hati tapi tidak mempergunakan ayat-ayat Ilahi, mungkin saja kita semua adalah orang yang mempunyai mata tapi tidak menggunakan untuk melihat kebesaran Allaah dalam setiap penciptaan, seperti adanya siang dan malam yang di dalamnya bisa kita petik pelajaran sebagai suatu gambaran perbedaan antara orang yang beriman dan orang yang kafir,, mungkin saja kita semua adalah orang yang tidak mempergunakan telinga untuk mendengar ayat-ayat Allaah tapi kita malah mendengarkan nyanyian-nyanyian yang menyesatkan,, dan karena itu semua pantas saja Allaah menyebutkan bahwa manusia seperti itu lebih sesat dari binatang ternak, karena binatang ternak itu gampang diatur, disuruh ke kanan pasti pergi ke kanan, disuruh ke kiri pasti pergi kekiri, sedangkan manusia seperti yang tadi disebutkan justru sangat sulit diatur sehingga pantas saja disebut lebih sesat dari binatang ternak,,
Jika orang yang buta mata biasa saja tidak bisa mengerjakan sesuatu sebagaimana orang yang bisa melihat normal, maka sudah pasti orang yang mata hatinya buta juga tidak akan bisa melihat kebesaran dan keagungan Tuhan dalam segala penciptaan, dan penyebab butanya mata hati adalah ketidak pandaian manusia dalam menahan atau menjaga pandangannya dari hal-hal yang dilarang oleh agama,, darisanalah semakin bertambah dosa-dosa mengotori hati yang membuat mata hati tak bisa lagi menerima cahaya petunjuk dari Ilahi sebagaimana mata yang ada di kepala menerima cahaya sehingga bisa melihat dunia
Begitu hebatnya manusia dengan penglihatannya sudah tentu Allaah Sang Pencipta Maha Hebat karena DIA memiliki Asma wa Sifat yang disebut dalam Asmaul Husna dengan Al-Bashiir sebagaimana tertulis dalam Al-Qur’an. “Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: Kemudian dia bersemayam di atas ´arsy dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya. dan dia bersama kamu di mama saja kamu berada. dan Allaah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.” (Al-Hadid Ayat 4)
BILLAAHI FI SABILIL HAQ