BISMILLAAHI
ALHAMDULILLAAH AR-RAHMAAN AR-RAHIIM
Mendengar kata perkasa
mungkin terlintas dalam pikiran kita sosok orang yang tinggi besar, dan
berbadan tegap. Padahal sebenarnya perkasa tidak dapat dinilai dengan fisik
seseorang, karena perkasa adalah sebuah sifat yang mempunyai arti kuat, dan
tangguh juga berani. Karena kurang mengerti dengan arti dari sebuah kata
akhirnya kita sering terjebak mengartikan sesuatu, sifat perkasa ini akan
senang jika dimiliki oleh seseorang, baik itu laki-laki maupun perempuan, bagi
laki-laki menyukai karena dengan sifat perkasa ini dia bisa menarik perhatian
kaum hawa karena perempuan sendiri menyukai kaum adam yang mempunyai sifat
perkasa. Tadi disebutkan bahwa perkasa mempunyai tiga arti yang pertama yaitu
kuat, yang kedua tangguh dan yang ketiga adalah berani. Mari kita renungkan
tiga kata diatas tadi supaya kita semua mendapat pelajaran kebaikan sehingga
dapat menjadi pribadi yang perkasa.
Kuat, kata ini tidak
dapat dilepaskan dari kata sehat, karena ada pribahasa yang mengatakan didalam
tubuh yang sehat ada jiwa yang kuat. Dan sudah kita ketahui bahwa sehat itu
mahal tidak bisa dinilai dengan uang. Kita bisa berkedip saja sudah merupakan
suatu kenikmatan yang tak bisa dihargakan. Beberapa waktu ke belakang ada
seseorang yang tidak bisa berkedip setelah melakukan operasi kecantikan, disatu
sisi wanita itu mendapatkan apa yang diinginkan yaitu kecantikan akan tetapi
dia harus membayar mahal dengan kesehatan yang tak ternilai oleh harta
kekayaan. Karena itu pribahasa tadi yang dikatakan mungkin benar, karena
didalam tubuh yang sehat ada jiwa yang kuat. Peristiwa tidak bisa berkedipnya
seorang wanita setelah menjalani operasi kecantikan merupakan suatu pelajaran
bahwa hendaklah bersyukur atas apa yang dimiliki dan jangan sesekali merubah
ciptaan yang juga merupakan titipan dari Ilahi. Wanita ini melakukan operasi
kecantikan karena dia tidak merasa sehat dengan wajahnya, padahal yang namanya
kecantikan suatu saat pasti akan sirna seiring bertambahnya usia, dan
kecantikan pun hilang ketika ajal datang menjelang. Sudah sepantasnya kita
bersyukur atas karunia Allaah yang diberikan, mata masih bisa melihat dan
berkedip sebagaimana mestinya, telinga masih bisa mendengar, lidah masih
bicara. Karunia yang berupa sehat tadi didalamnya harus ada jiwa yang kuat
seperti yang dikatakan pribahasa tadi, akan tetapi kesehatan jiwa tak selalu
sama dengan kesehatan raga, atau kesehatan jasmani tak selalu sama dengan
kesehatan ruhani, dan jika itu terjadi tentunya tidak akan ada jiwa yang kuat
seperti yang dikatakan pribahasa tadi, mungkin dalam pikiran akan timbul
pertanyaan kenapa demikian, harusnya kan didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa
yang kuat, tapi kenapa tidak sejalan dengan fakta yang ada saat ini, dimana
banyak orang yang sehat tapi jiwanya terganggu, tak sedikit pula orang yang sehat
tapi malah berbuat jahat dan itu adalah merupakan bukti bahwa ruhani atau ruh
nya sedang tidak sehat sehingga jiwa nya pun tak dapat kuat. Seperti jasmani
kita atau badan kita yang memerlukan makanan supaya mendapatkan energi untuk
berjalan, ruh pun sama dengan jasmani, ia juga memerlukan makanan supaya bisa
memancarkan cahaya hidayah dari Yang Maha Rahman. Dan makanan ruh supaya bisa
memancarkan nur Ilahi adalah dengan mencintai Allaah dan tidak bisa seseorang
mencintai tanpa mengenal yang dicintai karena tak kenal maka tak sayang dan tak
sayang maka tak cinta, begitu juga dengan Allaah sebelum kita mencintai DIA,
kita harus mengenal siapa Allaah itu sendiri, akan tetapi jika kita memikirkan
bagaimana wujud atau dzat Allaah, sudah tentu nalar kita tidak akan sampai jika
memikirkan hal yang demikian karena itu DIA memerintahkan untuk mengenalNYA
lewat ciptaanNYA, dan salah satu ciptaan dari Allaah adalah diri kita sendiri.
Disinilah banyak orang yang tersesat karena memikirkan Dzat Allaah itu
bagaimana wujudnya akan tetapi dirinya juga belum mengenal dirinya sendiri.
Wahai saudaraku semuanya, janganlah kalian memikirkan bagaimana wujud Allaah
itu, tapi pikirkanlah sifat-sifatNYA, ciptaanNYA, renungkanlah oleh akal yang
jernih, disaat kita menemukan suatu barang yang belum pernah kita temukan,
mungkin kita bertanya siapa yang membuatnya dan bagaimana sifatnya, karena jika
kita kita menemukan suatu barang yang bagus kita akan bertanya siapa yang
membuat barang ini, pinter dan rapi ya orang yang membuatnya, dan takkan pernah
sama sekali terlintas dalam pikiran kita bagaimana ya wujud orang itu, apakah
dia tampan jika pria atau cantik bila wanita. Tapi kenapa jika kita melihat
seluruh ciptaan Allaah kita tidak memuji DIA, kita malah memikirkan bagaimana
ya wujud DIA bukannya memikirkan asma dan sifat yang DIA miliki dan harus
diterapkan sama diri kita sendiri. Untuk mengenal diri kita harus menjawab
pertanyaan, dari mana kita berasal untuk apa kita hidup dan kemana nanti kita
akan pergi setelah mati. Jangan dikira sesudah mati tak akan ada kehidupan
lagi, tapi justru kehidupan yang sebenarnya akan dimulai setelah mati.
Sebenarnya semua pertanyaan itu sudah tercantum dengan jelas dalam Qur’an bagi
orang-orang yang memikirkan, mengenai darimana ia berasal dan diciptakan Allaah
menjelaskan proses penciptaan manusia, Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan
manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan
saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian
air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu
tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allaah, Pencipta Yang Paling
Baik (Al-Mu’minuun, 23: 12-14)
Selain proses
penciptaan jasad kita Allaah juga memperingatkan kita bahwa jiwa kita atau ruh
kita diambil kesaksiannya dan akan diminati pertanggung jawaban terhadap apa
yang disaksikan oleh kita para keturunan adam, Allaah berfirman: Dan
(ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi
mereka dan Allaah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):
"Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau
Tuban kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di
hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah
orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)" (Al-‘Araf,
7: 172)
Selain memberitakan
kepada manusia darimana berasal, Allaah juga memberitahukan kepada manusia
tujuan dari penciptaan kita yakni menjadi hamba yang harus beribadah kepadaNYA
untuk diri kita sendiri supaya menjadi orang yang bertakwa, dan bertugas pula untuk menjadi kholifah yang
menjalankan aturan-aturan yang telah ditetapkan dalam Qur’an dan sunnah yang
telah diajarkan oleh Rasul shalallahu ‘alaihi wasalam.
Allaah berfirman: Hai
manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang
sebelummu, agar kamu bertakwa, (Al-Baqarah, 2: 21)
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para
Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka
bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah)
di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,
padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui." (Al-Baqarah ayat 30)
Dan kemana kita akan
pergi nanti setelah mati pun sudah dijelaskan dalam Qur’an dimana Allaah
berfirman: Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan
mati. Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di
hari kiamat (Al-Mu’minuun ayat 15-16)
Renungkanlah ayat-ayat
tadi dengan hati agar nur Ilahi dapat masuk ke dalam hati untuk menghiasi
dengan keimanan yang kuat dalam hati sehingga dapat terwujud pribadi yang
dicintai Ilahi, di cintai seluruh makhluk dan bumi karena senantiasa mengasihi
dan menyayangi.
Dalam tubuh sehat
terdapat jiwa yang kuat, dengan kata lain jika jiwa kuat maka tubuh pun akan
sehat. Inilah yang seharusnya dilakukan oleh orang-orang yang beriman, yakni
membuat jiwa kuat dulu atau memperkuat ruhani dulu, karena jika jiwa sudah kuat
maka tubuh pun akan sehat. Banyak kegiatan-kegiatan untuk memperkuat ruh atau
jiwa dengan jalan beribadah ternyata menyehatkan bagi tubuh, seperti shalat
yang dengan berbagai gerakannya dapat memperlancar peredaran darah, melenturkan
tulang belakang, mencegah koroner, stroke, diabetes, wasir dsb. Shalat tahajjud
yang dapat menstabilkan tekanan darah, berpuasa juga sama mempunyai manfaat
sehingga para dokter menyarankan kepada pasien yang mau dioperasi. Jika
sepintas pribahasa tadi diterjemahkan mungkin yang terlintas dalam akal pikiran
adalah bagaimana cara untuk menjadi sehat, supaya dapat memiliki jiwa yang
kuat, sehingga manusia hanya fokus pada apa-apa yang membuat badan sehat, dan
yang membuat badan sehat tidak lain adalah faktor makanan yang dimakan, karena
hanya fokus pada makanan saja, sehingga tak jarang manusia terjebak dengan
perangkap musuh yang sudah tidak memperdulikan halal dan haram suatu makanan,
meskipun makanan yang dimakanannya halal tapi jalan yang diusahakan untuk
mendapatkan makanan tersebut tak jarang dihasilkan dari jalan yang salah.
Seperti contoh kasus suap menyuap untuk mendapatkan suatu pekerjaan, memang
pekerjaan yang akan dikerjakan itu halal tapi jika diawali dengan suap-menyuap
inilah yang menyebabkan pekerjaan tersebut menjadi tidak halal.
Kata kuat juga
seringkali diidentikan dengan orang yang mampu bertahan dalam pertarungan,
pergulatan atau perkelahian. Mungkin memang benar tapi bertarung dengan siapa
dulu karena jika hanya bertarung dengan manusia tak akan ada artinya, karena
yang menang merasakan sakit apalagi yang kalah terlebih lagi sakitnya, hal
mengenai ini sudah diberitahukan oleh Rosul ‘alaihi sholatu wasalam dalam
hadits beliau bersabda: “orang yang kuat itu bukanlah orang yang
menang bergulat, tetapi orang kuat ialah orang yang dapat menahan dirinya
ketika marah (riwayat Bukhari)
Jika seseorang sudah
memiliki jiwa yang kuat maka insya Allaah orang itu juga akan tangguh dalam
menghadapi musuh, selalu menjaga diri dari musuh yang tak terlihat oleh mata
yang datang kapan saja, meskipun sudah berlindung kepada Yang Maha Agung, tetap
saja jika tidak menjaga diri maka akan celaka sendiri, seperti kita berlindung
ketika dalam peperangan dengan menggunakan tameng, baju besi dan yang lainnya,
tapi kita malah tertidur, cepat atau lambat musuh akhirnya dapat menyerang dan
melukai kita. Selain itu orang yang
tangguh dalam kehidupan akan selalu memperhatikan apa yang sudah diperbuatnya
hari ini untuk masa depannya, tapi masa depan disini bukanlah masa depan
sepuluh atau duapuluh tahun lagi, masa depan disini adalah masa depan dalam
alam keabadian yakni hari pembalasan dimana manusia akan mempertanggungjawabkan
seluruh perbuatan yang telah dilakukan. sebagaimana telah disebutkan dalam
Qur'an "hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allaah dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat), dan bertakwalah kepada Allaah sesungguhnya Allaah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allaah,
lalu Allaah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. mereka itulah
orang-orang fasik. (Al-Hasyr,59 : 18-19)
jika seorang manusia
sudah kuat dan tangguh, maka ia pasti akan berani dalam untuk menghadapi musuh,
berani disini karena benar, bukan berani karena salah seperti yang sedang
terjadi di sekitar kita sekarang ini, mereka telah tertipu oleh janji syaiton
yang palsu, seperti yang tercantum dalam Qur'an, Allaah berfirman: Dan
ketika syaitan menjadikan mereka memandang baik pekerjaan mereka dan
mengatakan: "Tidak ada seorang manusiapun yang dapat menang terhadapmu
pada hari ini, dan sesungguhnya saya ini adalah pelindungmu". Maka tatkala
kedua pasukan itu telah dapat saling lihat melihat (berhadapan), syaitan itu
balik ke belakang seraya berkata: "Sesungguhnya saya berlepas diri
daripada kamu, sesungguhnya saya dapat melihat apa yang kamu sekalian tidak
dapat melihat; sesungguhnya saya takut kepada Allah". Dan Allah sangat
keras siksa-Nya. ( Al-Anfal, 8: 48). orang yang benar tidak
takut karena yakin kepada janji Allaah terhadap orang-orang yang beriman, bahwa
jika mendapatkan pertolongan Allaah tidak ada satupun yang mengalahkan orang
tersebut, jika Allaah menolong kamu,maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan
kamu, jika Allaah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah
gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allaah sesudah itu?, karena itu
hendaklah kepada Allaah saja orang-orang mukmin bertawakkal (Ali-'Imran,
ayat 160)
Maha Perkasa Allaah
yang telah melindungi dan menjaga orang-orang beriman juga memberikan petunjuk
supaya mempunyai sifat perkasa sebagaimana DIA yang mempunyai sifat Maha
Perkasa, meskipun banyak manusia berpaling dari kebenaran, Allaah tetap Maha
Perkasa, karena tidak ada lagi selain DIA yang dengan Maha PerkasaNYA dapat
memelihara dan menjaga kerajaanNYA yang meliputi langit dan bumi juga akhirat
nanti. Allaah berfirman: "Tetapi jika kamu menyimpang (dari jalan
Allah) sesudah datang kepadamu bukti-bukti kebenaran, maka ketahuilah,
bahwasanya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana" (Al-Baqarah
ayat 209)
BILLAAHI FI SABILIL HAQ