Kamis, 19 Juli 2012

Al-'Aziiz

0 komentar
BISMILLAAHI ALHAMDULILLAAH AR-RAHMAAN AR-RAHIIM

Mendengar kata perkasa mungkin terlintas dalam pikiran kita sosok orang yang tinggi besar, dan berbadan tegap. Padahal sebenarnya perkasa tidak dapat dinilai dengan fisik seseorang, karena perkasa adalah sebuah sifat yang mempunyai arti kuat, dan tangguh juga berani. Karena kurang mengerti dengan arti dari sebuah kata akhirnya kita sering terjebak mengartikan sesuatu, sifat perkasa ini akan senang jika dimiliki oleh seseorang, baik itu laki-laki maupun perempuan, bagi laki-laki menyukai karena dengan sifat perkasa ini dia bisa menarik perhatian kaum hawa karena perempuan sendiri menyukai kaum adam yang mempunyai sifat perkasa. Tadi disebutkan bahwa perkasa mempunyai tiga arti yang pertama yaitu kuat, yang kedua tangguh dan yang ketiga adalah berani. Mari kita renungkan tiga kata diatas tadi supaya kita semua mendapat pelajaran kebaikan sehingga dapat menjadi pribadi yang perkasa.

Kuat, kata ini tidak dapat dilepaskan dari kata sehat, karena ada pribahasa yang mengatakan didalam tubuh yang sehat ada jiwa yang kuat. Dan sudah kita ketahui bahwa sehat itu mahal tidak bisa dinilai dengan uang. Kita bisa berkedip saja sudah merupakan suatu kenikmatan yang tak bisa dihargakan. Beberapa waktu ke belakang ada seseorang yang tidak bisa berkedip setelah melakukan operasi kecantikan, disatu sisi wanita itu mendapatkan apa yang diinginkan yaitu kecantikan akan tetapi dia harus membayar mahal dengan kesehatan yang tak ternilai oleh harta kekayaan. Karena itu pribahasa tadi yang dikatakan mungkin benar, karena didalam tubuh yang sehat ada jiwa yang kuat. Peristiwa tidak bisa berkedipnya seorang wanita setelah menjalani operasi kecantikan merupakan suatu pelajaran bahwa hendaklah bersyukur atas apa yang dimiliki dan jangan sesekali merubah ciptaan yang juga merupakan titipan dari Ilahi. Wanita ini melakukan operasi kecantikan karena dia tidak merasa sehat dengan wajahnya, padahal yang namanya kecantikan suatu saat pasti akan sirna seiring bertambahnya usia, dan kecantikan pun hilang ketika ajal datang menjelang. Sudah sepantasnya kita bersyukur atas karunia Allaah yang diberikan, mata masih bisa melihat dan berkedip sebagaimana mestinya, telinga masih bisa mendengar, lidah masih bicara. Karunia yang berupa sehat tadi didalamnya harus ada jiwa yang kuat seperti yang dikatakan pribahasa tadi, akan tetapi kesehatan jiwa tak selalu sama dengan kesehatan raga, atau kesehatan jasmani tak selalu sama dengan kesehatan ruhani, dan jika itu terjadi tentunya tidak akan ada jiwa yang kuat seperti yang dikatakan pribahasa tadi, mungkin dalam pikiran akan timbul pertanyaan kenapa demikian, harusnya kan didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat, tapi kenapa tidak sejalan dengan fakta yang ada saat ini, dimana banyak orang yang sehat tapi jiwanya terganggu, tak sedikit pula orang yang sehat tapi malah berbuat jahat dan itu adalah merupakan bukti bahwa ruhani atau ruh nya sedang tidak sehat sehingga jiwa nya pun tak dapat kuat. Seperti jasmani kita atau badan kita yang memerlukan makanan supaya mendapatkan energi untuk berjalan, ruh pun sama dengan jasmani, ia juga memerlukan makanan supaya bisa memancarkan cahaya hidayah dari Yang Maha Rahman. Dan makanan ruh supaya bisa memancarkan nur Ilahi adalah dengan mencintai Allaah dan tidak bisa seseorang mencintai tanpa mengenal yang dicintai karena tak kenal maka tak sayang dan tak sayang maka tak cinta, begitu juga dengan Allaah sebelum kita mencintai DIA, kita harus mengenal siapa Allaah itu sendiri, akan tetapi jika kita memikirkan bagaimana wujud atau dzat Allaah, sudah tentu nalar kita tidak akan sampai jika memikirkan hal yang demikian karena itu DIA memerintahkan untuk mengenalNYA lewat ciptaanNYA, dan salah satu ciptaan dari Allaah adalah diri kita sendiri. Disinilah banyak orang yang tersesat karena memikirkan Dzat Allaah itu bagaimana wujudnya akan tetapi dirinya juga belum mengenal dirinya sendiri. Wahai saudaraku semuanya, janganlah kalian memikirkan bagaimana wujud Allaah itu, tapi pikirkanlah sifat-sifatNYA, ciptaanNYA, renungkanlah oleh akal yang jernih, disaat kita menemukan suatu barang yang belum pernah kita temukan, mungkin kita bertanya siapa yang membuatnya dan bagaimana sifatnya, karena jika kita kita menemukan suatu barang yang bagus kita akan bertanya siapa yang membuat barang ini, pinter dan rapi ya orang yang membuatnya, dan takkan pernah sama sekali terlintas dalam pikiran kita bagaimana ya wujud orang itu, apakah dia tampan jika pria atau cantik bila wanita. Tapi kenapa jika kita melihat seluruh ciptaan Allaah kita tidak memuji DIA, kita malah memikirkan bagaimana ya wujud DIA bukannya memikirkan asma dan sifat yang DIA miliki dan harus diterapkan sama diri kita sendiri. Untuk mengenal diri kita harus menjawab pertanyaan, dari mana kita berasal untuk apa kita hidup dan kemana nanti kita akan pergi setelah mati. Jangan dikira sesudah mati tak akan ada kehidupan lagi, tapi justru kehidupan yang sebenarnya akan dimulai setelah mati. Sebenarnya semua pertanyaan itu sudah tercantum dengan jelas dalam Qur’an bagi orang-orang yang memikirkan, mengenai darimana ia berasal dan diciptakan Allaah menjelaskan proses penciptaan manusia, Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allaah, Pencipta Yang Paling Baik (Al-Mu’minuun, 23: 12-14)
Selain proses penciptaan jasad kita Allaah juga memperingatkan kita bahwa jiwa kita atau ruh kita diambil kesaksiannya dan akan diminati pertanggung jawaban terhadap apa yang disaksikan oleh kita para keturunan adam, Allaah berfirman: Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allaah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)" (Al-‘Araf, 7: 172)

Selain memberitakan kepada manusia darimana berasal, Allaah juga memberitahukan kepada manusia tujuan dari penciptaan kita yakni menjadi hamba yang harus beribadah kepadaNYA untuk diri kita sendiri supaya menjadi orang yang bertakwa,  dan bertugas pula untuk menjadi kholifah yang menjalankan aturan-aturan yang telah ditetapkan dalam Qur’an dan sunnah yang telah diajarkan oleh Rasul shalallahu ‘alaihi wasalam.
Allaah berfirman: Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa, (Al-Baqarah, 2: 21)
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (Al-Baqarah ayat 30)
Dan kemana kita akan pergi nanti setelah mati pun sudah dijelaskan dalam Qur’an dimana Allaah berfirman: Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat (Al-Mu’minuun ayat 15-16)
Renungkanlah ayat-ayat tadi dengan hati agar nur Ilahi dapat masuk ke dalam hati untuk menghiasi dengan keimanan yang kuat dalam hati sehingga dapat terwujud pribadi yang dicintai Ilahi, di cintai seluruh makhluk dan bumi karena senantiasa mengasihi dan menyayangi.

Dalam tubuh sehat terdapat jiwa yang kuat, dengan kata lain jika jiwa kuat maka tubuh pun akan sehat. Inilah yang seharusnya dilakukan oleh orang-orang yang beriman, yakni membuat jiwa kuat dulu atau memperkuat ruhani dulu, karena jika jiwa sudah kuat maka tubuh pun akan sehat. Banyak kegiatan-kegiatan untuk memperkuat ruh atau jiwa dengan jalan beribadah ternyata menyehatkan bagi tubuh, seperti shalat yang dengan berbagai gerakannya dapat memperlancar peredaran darah, melenturkan tulang belakang, mencegah koroner, stroke, diabetes, wasir dsb. Shalat tahajjud yang dapat menstabilkan tekanan darah, berpuasa juga sama mempunyai manfaat sehingga para dokter menyarankan kepada pasien yang mau dioperasi. Jika sepintas pribahasa tadi diterjemahkan mungkin yang terlintas dalam akal pikiran adalah bagaimana cara untuk menjadi sehat, supaya dapat memiliki jiwa yang kuat, sehingga manusia hanya fokus pada apa-apa yang membuat badan sehat, dan yang membuat badan sehat tidak lain adalah faktor makanan yang dimakan, karena hanya fokus pada makanan saja, sehingga tak jarang manusia terjebak dengan perangkap musuh yang sudah tidak memperdulikan halal dan haram suatu makanan, meskipun makanan yang dimakanannya halal tapi jalan yang diusahakan untuk mendapatkan makanan tersebut tak jarang dihasilkan dari jalan yang salah. Seperti contoh kasus suap menyuap untuk mendapatkan suatu pekerjaan, memang pekerjaan yang akan dikerjakan itu halal tapi jika diawali dengan suap-menyuap inilah yang menyebabkan pekerjaan tersebut menjadi tidak halal.
Kata kuat juga seringkali diidentikan dengan orang yang mampu bertahan dalam pertarungan, pergulatan atau perkelahian. Mungkin memang benar tapi bertarung dengan siapa dulu karena jika hanya bertarung dengan manusia tak akan ada artinya, karena yang menang merasakan sakit apalagi yang kalah terlebih lagi sakitnya, hal mengenai ini sudah diberitahukan oleh Rosul ‘alaihi sholatu wasalam dalam hadits beliau bersabda: “orang yang kuat itu bukanlah orang yang menang bergulat, tetapi orang kuat ialah orang yang dapat menahan dirinya ketika marah (riwayat Bukhari)
Jika seseorang sudah memiliki jiwa yang kuat maka insya Allaah orang itu juga akan tangguh dalam menghadapi musuh, selalu menjaga diri dari musuh yang tak terlihat oleh mata yang datang kapan saja, meskipun sudah berlindung kepada Yang Maha Agung, tetap saja jika tidak menjaga diri maka akan celaka sendiri, seperti kita berlindung ketika dalam peperangan dengan menggunakan tameng, baju besi dan yang lainnya, tapi kita malah tertidur, cepat atau lambat musuh akhirnya dapat menyerang dan melukai kita.  Selain itu orang yang tangguh dalam kehidupan akan selalu memperhatikan apa yang sudah diperbuatnya hari ini untuk masa depannya, tapi masa depan disini bukanlah masa depan sepuluh atau duapuluh tahun lagi, masa depan disini adalah masa depan dalam alam keabadian yakni hari pembalasan dimana manusia akan mempertanggungjawabkan seluruh perbuatan yang telah dilakukan. sebagaimana telah disebutkan dalam Qur'an "hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allaah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allaah sesungguhnya Allaah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allaah, lalu Allaah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. mereka itulah orang-orang fasik. (Al-Hasyr,59 : 18-19)

jika seorang manusia sudah kuat dan tangguh, maka ia pasti akan berani dalam untuk menghadapi musuh, berani disini karena benar, bukan berani karena salah seperti yang sedang terjadi di sekitar kita sekarang ini, mereka telah tertipu oleh janji syaiton yang palsu, seperti yang tercantum dalam Qur'an, Allaah berfirman: Dan ketika syaitan menjadikan mereka memandang baik pekerjaan mereka dan mengatakan: "Tidak ada seorang manusiapun yang dapat menang terhadapmu pada hari ini, dan sesungguhnya saya ini adalah pelindungmu". Maka tatkala kedua pasukan itu telah dapat saling lihat melihat (berhadapan), syaitan itu balik ke belakang seraya berkata: "Sesungguhnya saya berlepas diri daripada kamu, sesungguhnya saya dapat melihat apa yang kamu sekalian tidak dapat melihat; sesungguhnya saya takut kepada Allah". Dan Allah sangat keras siksa-Nya. ( Al-Anfal, 8: 48). orang yang benar tidak takut karena yakin kepada janji Allaah terhadap orang-orang yang beriman, bahwa jika mendapatkan pertolongan Allaah tidak ada satupun yang mengalahkan orang tersebut, jika Allaah menolong kamu,maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu, jika Allaah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allaah sesudah itu?, karena itu hendaklah kepada Allaah saja orang-orang mukmin bertawakkal (Ali-'Imran, ayat 160)
Maha Perkasa Allaah yang telah melindungi dan menjaga orang-orang beriman juga memberikan petunjuk supaya mempunyai sifat perkasa sebagaimana DIA yang mempunyai sifat Maha Perkasa, meskipun banyak manusia berpaling dari kebenaran, Allaah tetap Maha Perkasa, karena tidak ada lagi selain DIA yang dengan Maha PerkasaNYA dapat memelihara dan menjaga kerajaanNYA yang meliputi langit dan bumi juga akhirat nanti. Allaah berfirman: "Tetapi jika kamu menyimpang (dari jalan Allah) sesudah datang kepadamu bukti-bukti kebenaran, maka ketahuilah, bahwasanya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana" (Al-Baqarah ayat 209)

BILLAAHI FI SABILIL HAQ

Leave a Reply