BISMILLAH ALHAMDULILLAAH AR-RAHMAAN AR-RAHIIM
Jika kita
memberikan suatu modal entah itu kepada orang, teman, sahabat ataupun yang
dicintai, tentunya kita amat senang jika setelah beberapa tahun modal itu
ternyata menghasilkan untung yang lumayan. Bahkan kita akan senang sekali jika modal
yang kita berikan disamping menghasilkan keuntungan ternyata dipergunakan untuk
kebaikan juga. Karena kejujuran, ketelitian, dan kecerdasan orang yang diberi
modal, kita pasti akan memberikan pujian bahkan bisa jadi kita memberikan modal
tambahan lagi.
Akan tetapi kita
sikap kita akan berbeda dengan situasi tadi, mungkin kita akan kesal, dongkol,
bahkan yang lebih parah bisa jadi benci jika modal yang kita berikan tidak
dapat menghasilkan keuntungan, malah membuat kerugian, dengan situasi seperti
ini sudah pasti anda kecewa apalagi jika anda mengetahui bahwa modal yang anda
berikan kepada orang tersebut digunakan untuk hal-hal yang buruk. Dan pasti
juga anda tak akan memberi modal lagi kepada orang seperti ini, kalaupun anda
memberikan modal, itu adalah cara untuk mengikat orang tersebut supaya tidak
lari dari hutang dan pertanggungjawabannya.
Cerita diatas
merupakan gambaran dari kehidupan sehari-hari yang sering kita temui, tapi jarang
sekali kita mau belajar dari kehidupan sehari-hari seperti yang diceritakan
tadi, karena mungkin sudah menjadi kebiasaan yang tak dimanfaatkan untuk
mendapatkan pelajaran. Padahal jika mau merenungkan setiap kejadian pasti akan
membawa suatu penerangan dalam menjalani kehidupan.
Ilustrasi diatas
tadi adalah gambaran dari kita selaku manusia yang diberikan modal oleh Sang
Pencipta berupa akal, mata, telinga dan hati, dan seperti diawal tadi
disebutkan jika modal itu digunakan untuk kebaikan sehingga membawa keuntungan
pasti pemberi modal akan senang dan pasti akan menambah modal untuk orang itu,
sama seperti Allaah Yang Maha Rohman, yang memberikan modal kehidupan kepada
kita semua, berupa akal, mata, telinga dan hati supaya kita mempergunakan modal
itu agar dapat mengenal tanda-tanda kebesaran Tuhan, sehingga kita manusia mau
menjalankan aturan yang telah tercantum dalam Qur’an dan diperjelas oleh Sunnah
atau hadits yang telah diajarkan. Renungkanlah firman Allaah berikut ini: “Dan
Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui
sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu
bersyukur” (An-Nahl: 78)
Betapa jelasnya
firman Allaah barusan menjelaskan bahwa manusia diberikan pendengaran,
penglihatan dan hati supaya bersyukur. Bersyukur dapat diartikan berterima
kasih, dan cara berterima kasih kepada Allaah adalah dengan melakukan kebaikan
dan beriman kepadaNYA, akan tetapi iman disini bukan beriman dalam ucapan tapi
tidak dilakukan dalam perbuatan, dan saat ini masyarakat kita sedang berada di
titik ini, dimana Islam hanya tinggal namanya saja, atau kata yang ngetrend
saat ini adalah istilah Islam KTP, dan hal ini sudah diberitakan oleh Rasul
‘alaihi sholatu wasalam sejak berabad-abad yang lalu, Rasul bersabda: "Akan datang suatu
masa ditengah umatku,dimana pada saat itu islam ada tapi hanya tinggal namanya
saja,dan Al-Qur’an ada tapi hayna tinggal sekedar tulisannya saja".
Saat ini betapa benarnya berita yang disampaikan oleh Rasul pada masa beliau
masih hidup, dimana Islam ada tapi hanya tinggal namanya saja, hal ini sangat
kontras sekali terlihat di hadapan mata kita, sebuah contoh ketika adzan
berkumandang hanya sedikit orang-orang yang memenuhi panggilan kebahagiaan, dan
sisanya mereka malah asik atau disibukkan oleh masing-masing kegiatan, dan jika
saja mereka ditanya apa agama mereka, pasti mereka menjawab agama saya Islam.
Contoh yang lain tidak terpeliharanya pendengaran, penglihatan
dan hati karena kurang beriman bisa kita lihat anak-anak muda sekarang, mulai
dari kaum hawa yang menganggap bahwa berjilbab atau berkerudung hanya untuk di
arab saja, atau hanya pada zaman dahulu saja, padahal berjilbab itu adalah
identitas bagi perempuan yang beragama Islam, sebagai pembeda antara muslimah
dengan perempuan yang beragama lain, sehingga tak heran jika
perempuan-perempuan muslim merasa tak merasa beban tanpa mengenakan jilbab,
padahal secara tidak sadar mereka telah melakukan dosa yang dianggap biasa yang
mengundang kejahatan yang biadab. Ada
juga perempuan yang mengatakan, pake kerudung belum tentu menjamin dia baik
atau tidak, malah ada yang hamil diluar nikah pula padahal pakaiannya berjilbab
sesuai dengan aturan Islam. Dan jika saya bertemu dengan mereka akan saya
bilang jika yang berkerudung saja berbuat demikian apalagi yang tidak!, wahai
para kaum hawa ketahuilah bahwa berjilbab itu adalah perintah Tuhan dimana
sudah dicantumkan dalam Qur’an supaya menjadi penjaga bagi para pemakainya,
kalaupun ada yang sudah menggunakan tapi belum sesuai dengan aturan, itu urusan
pribadi mereka dengan Allaah bukan dengan anda, peliharalah diri anda sendiri
karena yang bisa memelihara dan menjaga hanya diri kita sendiri. Berikut adalah
firman Allaah dalam Qur’an tentang perintah untuk berhijab. Hai Nabi, katakanlah kepada
isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu'min:
"Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka".
Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka
tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al-Ahzab:
59)
Katakanlah kepada wanita yang beriman:
"Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah
mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan
hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan
perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami
mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau
saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka,
atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau
budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak
mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti
tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui
perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah,
hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (An-Nuur: 31)
Tidak seperti
perintah manusia yang belum tentu kebenaran dan salahnya, tapi perintah Allaah
pasti ada hikmahnya, untuk memahami hal itu kita ambil contoh, coba tengok ke
sebuah toko perhiasan yang paling komplit perhiasannya, dari yang mulai
dipajang biasa, sampai dipajang sendiri bahkan ditutup dengan sebuah kotak yang
indah dan rapi agar perhiasan yang didalamnya terpelihara dan terjaga, dan
tentunya harganya tak sama dengan yang biasa dipajang, harganya pasti lebih
tinggi dari harganya daripada perhiasan biasa, sekarang renungkanlah apakah
anda mau dianggap sebagai perhiasan biasa atau anda ingin dianggap sebagai
perhiasan yang istimewa yang terjaga dengan perintah berjilbab yang
dilaksanakan karena beriman kepada Allaah Yang Maha Rohman bukan karena
keterpaksaan atau berjilbab mengikuti tren zaman sekarang yang ke atasnya ditutup
tapi ke bawahnya terbentuk karena pakaian yang dikenakannya ketat dan mengikuti
setiap lekukan tubuh. Dan renungkanlah wanita yang berpakaian kerudung trend
sekarang sebuah hadits ini "Dua
(jenis manusia) dari ahli Neraka yang aku belum melihatnya sekarang yaitu; Kaum
yang membawa cemeti-cemeti seperti ekor sapi, mereka memukul manusia dengannya,
dan wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang, berjalan dengan
menggoyang-goyangkan pundaknya dan berlenggak-lenggok. Kepala mereka seperti
punuk unta yang condong. Mereka tidak akan masuk Surga, bahkan tidak akan
mendapatkan wanginya, padahal sungguh wangi Surga telah tercium dari jarak
perjalanan sekian dan sekian."(riwayat Muslim, 3/1680.)
Generasi muda
berikutnya yang harus memelihara generasi yang akan datang, yang akan menjadi
tulang punggung keluarga dalam rumah tangga adalah pria, oleh karena itu sudah
menjadi keharusan jika kaum adam ini harus lebih pintar dan benar dalam hal
agama Islam, karena dalam Islam aturan rumah tangga pun sudah diatur sedemikian
rupa supaya dapat hidup bahagia, menjadi keluarga sakinah, mawaddah, warohmah.
Akan tetapi bisa dilihat para pemuda sekarang, pekerjaan mereka hanya nongkrong
dan bermain, bukannya menuntut ilmu agama di mesjid yang akan membawa manfaat
dunia dan akhirat, tapi para pemuda malah senang dengan berkumpul ria, dan
lebih senang berbuat maksiat daripada harus berkumpul di mesjid untuk menuntut
ilmu yang bermanfaat, yang akan menyelamatkan manusia di dunia dan di akhirat.
Adapula sekelompok pemuda yang sibuk mencari harta karena ingin menjadi seorang
yang kaya, dan ini tidak terlepas dari cara mendidik orang tua sebagai
pemelihara anaknya, karena berpikirnya jika kaya dan banyak harta maka akan
bisa menjadi orang yang bahagia, padahal letak bahagia bukan ada dalam kekayaan
harta, tapi kebahagiaan manusia adalah mengenal siapa diri, kenapa ia bisa
berdiri, untuk apa ia di bumi, dan kemana ia akan kembali, karena jika sudah
mengenal siapa diri, manusia akan mengetahui Ilahi yang telah menciptakannya
dari air mani, menjadikannya supaya menjadi khalifah di bumi dengan menerapkan
aturan yang telah ditetapkan dalam Qur’an dan hadits nabi. Adalagi sekolompok
pemuda yang gemar pacaran, bergonta ganti pasangan, yang membuat kerusakan
terhadap kaum perempun, tapi yang jadi anehnya kaum perempuan sekarang malah
senang kepada orang yang senang dengan pria demikian, karena merasa bangga bisa
mendapatkan orang yang bergonta ganti pasangan karena menganggap bahwa pria itu
mempunyai jiwa kepemimpinan karena sosok yang wanita cari adalah laki-laki yang
bisa memimpin, akan tetapi wanita ini tertipu karena sesungguhnya mereka
hanyalah dijadikan permainan dan hanya untuk memuaskan keinginan bila sudah
demikian, dengan mudah laki-laki itu meninggalkan si perempuan. Dan pria yang
mereka pikirkan mempunyai jiwa kepemimpinan sebenarnya mereka hanyalah menjadi
budak setan tidak bisa memimpin dirinya untuk melawan hawa nafsunya, karena
langkah-langkah yang diikuti pria seperti ini bukan langkah oleh orang-orang
sholeh yang berbuat kebaikan, melainkan langkah-langkah setan yang menyesatkan
dengan berbagai macam tipu daya yang terlihat indah dalam pandangan.
Renungkanlah
dalil-dalil berikut supaya mendapatkan penerangan, “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan
pandangannya dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci
bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.”
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa nampak daripadanya . . . . .” (An-Nuur: 30-31)
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa nampak daripadanya . . . . .” (An-Nuur: 30-31)
Allah Ta’ala
berfirman: “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah
perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (Al-Isra’: 32)
Rasulullah
–Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam bersabda: “Sungguh ditusuknya kepala salah seorang
dari kalian dengan jarum dari besi lebih baik baginya daripada ia menyentuh
wanita yang tidak halal baginya.” (Riwayat.
Ath-Thabrani dengan sanad sahih). Beliau –Shallallahu ‘Alaihi Wa
‘Ala Alihi Wa Sallam bersabda: “Tidaklah
seorang laki-laki berkhalwat (berduaan) dengan wanita (bukan mahram) melainkan
pihak ketiganya adalah setan.” (Riwayat At-Tirmidzi).
Beliau –Shallallahu ‘Alaihi Wa
‘Ala Alihi Wa Sallam bersabda: “Perempuan
manapun yang menggunakan parfum kemudian melewati suatu kaum agar mereka
mencium wanginya maka ia seorang pelacur.” (Riwayat Imam Ahmad dengan sanad sahih).
Dari Abu
Hurairah radhiyallaahu ‘anhu. bahwa Rasulullaah shalallaahu ‘alaihi wasalam.
telah bersabda yang artinya, “Kedua mata
itu bisa melakukan zina, kedua tangan itu (bisa) melakukan zina, kedua kaki itu
(bisa) melakukan zina. Dan kesemuanya itu akan dibenarkan atau diingkari oleh
alat kelamin.” (Hadis sahih diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari
Ibn Abbas dan Abu Hurairah). dan “Tercatat atas anak Adam nasibnya dari
perzinaan dan dia pasti mengalaminya. Kedua mata zinanya melihat, kedua teling
zinanya mendengar, lidah zinanya bicara, tangan zinanya memaksa (memegang
dengan keras), kaki zinanya melangkah (berjalan) dan hati yang berhazrat dan
berharap. Semua itu dibenarkan (direalisasi) oleh kelamin atau digagalkannya.”
(Riwayat Bukhari).
Tidak akan
muncul suatu bid’ah jika tidak ada hilangnya sebuah sunnah, itu mungkin memang
perkataan yang tepat untuk menggambarkan situasi sekarang yang sebagian besar
generasi muda terjerumus kedalam bid’ah yang bernama pacaran. Dan yang paling
mengerikan lagi, zaman sekarang ini para orang tua yang harusnya segera
menikahkan anak-anaknya supaya terselamatkan malah disuruh pacaran karena calon
dari pihak prianya belum mempunyai harta untuk melakukan pernikahan, dan akhirnya anak muda yang pacaran ini terjatuhlah
dalam jebakan setan untuk melakukan perbuatan yang memalukan. Allah Ta'ala memerintahkan
para orangtua menikahkan dengan firmanNYA: “Dan
nikahkanlah orang-orang yang sendirian (bujangan laki-laki atau perempuan)
diantara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari budak-budak lelaki dan
budak-budak perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan
karuniaNya. Dan Allah Maha luas (karuniaNya) lagi Maha Mengetahui.” (An-Nuur: 32)
Dan anjuran
Rasulullah –Shallallahu ‘Alaihi
Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam dengan
bersabda: “Wahai sekalian pemuda! Siapa
yang telah mampu untuk menikah diantara kalian maka hendaklah menikah, karena
(pernikahan itu) lebih menjaga pandangan mata dan lebih memelihara kemaluan.
Barang siapa yang belum mampu maka hendaklah berpuasa (shaum), karena hal itu
bisa mengurangi sahwat.” (Riwayat.
Bukhari)
Betapa jelas Allaah
memerintahkan untuk segera menikah agar pandangan dan kemaluan lebih
terpelihara. Karena dua hal itulah yang menyebabkan manusia menjadi celaka.
Memelihara penglihatan, pendengaran dan hati memang sangat susah jika kita
terbiasa dengan hal-hal yang bersifat mubah, berbeda dengan orang yang selalu
taat beribadah, memelihara penglihatan,
pendengaran dan hati akan terasa mudah. Dikatakan demikian karena setiap
sesuatu pasti mempunyai dua hal yang bertentangan, seperti siang dan malam,
maka dari itu jika penglihatan, pendengaran dan pikiran digunakan untuk
melakukan hal-hal yang lupa kepada DIA Yang Maha Rohman, penglihatan banyak
dipakai untuk melihat perempuan disertai dengan keinginan, bukannya dipakai
untuk mentafakuri diri dan sekitar alam yang akan memberikan pelajaran sehingga
kita mengenal kebesaran Tuhan dan semakin yakinlah iman. Banyak membaca hal-hal
yang tidak menambah keimanan seperti komik, novel dsb, bukannya membaca ataupun
mentadabur setiap ayat yang tersurat dalam Qur’an, padahal didalamnya adalah
firman Tuhan yang memberi pelajaran, kabar gembira dan peringatan bagi
orang-orang yang beriman. dan pendengaran pun tak mau ketinggalan untuk
mendengarkan lagu-lagu yang sedang tren sekarang tapi tidak memberikan nasihat
ataupun pesan untuk berbuat kebaikan. Sedangkan bacaan Qur’an yang diqiro’atkan
banyak ditinggalkan karena merasa tak memanjakan pendengaran, padahal Rasul
sendiri suka mendengarkan jika sahabat beliau membacakan untuknya ayat-ayat
Qur’an sampai beliau meneteskan air matanya, karena beliau orang yang paling
mengetahui bahwa Qur’an adalah Firman Yang Maha Rohman, yang didalamnya ada
obat bagi berbagai macam penyakit, dan hasilnya dibuktikan dalam sebuah
penelitan yang dilakukan sebuah negara dimana orang yang mendengarkan Qur’an
mentalnya lebih stabil, berbeda dengan orang yang sering mendengarkan musik
sebuah penelitian mengatakan remaja yang lebih banyak mendengarkan musik, lebih
rawan terkena depresi. Hasil dari pekerjaan penglihatan dan pendengaran
mengakibatkan hati manusia menjadi kelam dan akhirnya tak bisa menerima cahaya
iman yang membawa kehidupan bagi seorang insan. Berbanding terbalik dengan
orang yang menggunakan penglihatan, pendengaran dan hatinya untuk kebaikan,
orang ini akan dengan mudah mengendalikan ketiga modal yang diberikan, sehingga
mensyukuri apapun yang terjadi, menerima dengan ikhlas karena tak mengharap
balas.
Dan pemeliharaan
mengenai tiga hal tadi telah diperingatkan oleh Allaah dalam Qur’an surat At-Tahrim ayat 6: “Hai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang
kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan” (At-Tahrim:
6)
Dirimu dan
keluargamu, ayat diatas tertulis demikian, maka dari itu para orangtua
hendaknya mulai dari sekarang mendidik anak-anaknya dengan mengajarkan siapa
Tuhan dan siapa dirinya, agar mengetahui kebenaran, karena jika sudah
mengetahui kebenaran pasti akan mengetahui juga orang-orang ahli kebenaran dan
pasti akan menjadikan Rasul, sahabat, syuhada dan orang-orang yang berbuat
kebaikan sebagai teladan. Dan jika itu tidak dilakukan simaklah kembali surat At-Tahrim ayat 6
diatas. Jangankan nanti di neraka, di dunia saja jika anak-anak tidak dibekali
dengan pengetahuan tentang agama Islam yang mengajarkan kebenaran untuk berbuat
kebaikan, bisa lihat kita sendiri hasil dari pemisahan pendidikan sosial dan
pendidikan agama sekarang, banyak generasi yang intelektual tapi bodoh dalam
soal moral sehingga disana sini ada perbuatan kriminal, banyak generasi muda
yang pinter tapi keblinger yang akhirnya membuat sesuatu yang mengakibatkan
masyarakat menjadi geger , dan tak sedikit juga pemuda yang senang dalam
kebodohan sehingga dengan mudah ditipu orang. Karena itulah Allaah
memerintahkan untuk memelihara diri dan keluarga, dengan mengikuti petunjuk
dalam Qur’an dan teladan berupa seorang utusan, dan ucapan berupa sunnah yang
sekarang banyak ditinggalkan.
Allaah
memerintahkan memelihara diri kita, karena DIA adalah Maha Pemelihara, apa
buktinya, DIA Yang memelihara langit dan bumi ini, supaya tetap berjalan sesuai
dengan aturan sampai tiba saat yang ditentukan yaitu kiamat yang menghancurkan
seluruh alam. Allaah Ta’ala berfirman: Dialah
Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera,
Yang Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha
Kuasa, Yang Memiliki segala Keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka
persekutukan. (Al-Hasyr ayat 23)
BILLAAHI FI SABILIL HAQ