Kamis, 19 Juli 2012

Al-Muhaimin

0 komentar

BISMILLAH ALHAMDULILLAAH AR-RAHMAAN AR-RAHIIM

Jika kita memberikan suatu modal entah itu kepada orang, teman, sahabat ataupun yang dicintai, tentunya kita amat senang jika setelah beberapa tahun modal itu ternyata menghasilkan untung yang lumayan. Bahkan kita akan senang sekali jika modal yang kita berikan disamping menghasilkan keuntungan ternyata dipergunakan untuk kebaikan juga. Karena kejujuran, ketelitian, dan kecerdasan orang yang diberi modal, kita pasti akan memberikan pujian bahkan bisa jadi kita memberikan modal tambahan lagi.
Akan tetapi kita sikap kita akan berbeda dengan situasi tadi, mungkin kita akan kesal, dongkol, bahkan yang lebih parah bisa jadi benci jika modal yang kita berikan tidak dapat menghasilkan keuntungan, malah membuat kerugian, dengan situasi seperti ini sudah pasti anda kecewa apalagi jika anda mengetahui bahwa modal yang anda berikan kepada orang tersebut digunakan untuk hal-hal yang buruk. Dan pasti juga anda tak akan memberi modal lagi kepada orang seperti ini, kalaupun anda memberikan modal, itu adalah cara untuk mengikat orang tersebut supaya tidak lari dari hutang dan pertanggungjawabannya.
Cerita diatas merupakan gambaran dari kehidupan sehari-hari yang sering kita temui, tapi jarang sekali kita mau belajar dari kehidupan sehari-hari seperti yang diceritakan tadi, karena mungkin sudah menjadi kebiasaan yang tak dimanfaatkan untuk mendapatkan pelajaran. Padahal jika mau merenungkan setiap kejadian pasti akan membawa suatu penerangan dalam menjalani kehidupan.
Ilustrasi diatas tadi adalah gambaran dari kita selaku manusia yang diberikan modal oleh Sang Pencipta berupa akal, mata, telinga dan hati, dan seperti diawal tadi disebutkan jika modal itu digunakan untuk kebaikan sehingga membawa keuntungan pasti pemberi modal akan senang dan pasti akan menambah modal untuk orang itu, sama seperti Allaah Yang Maha Rohman, yang memberikan modal kehidupan kepada kita semua, berupa akal, mata, telinga dan hati supaya kita mempergunakan modal itu agar dapat mengenal tanda-tanda kebesaran Tuhan, sehingga kita manusia mau menjalankan aturan yang telah tercantum dalam Qur’an dan diperjelas oleh Sunnah atau hadits yang telah diajarkan. Renungkanlah firman Allaah berikut ini: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur” (An-Nahl: 78)

Betapa jelasnya firman Allaah barusan menjelaskan bahwa manusia diberikan pendengaran, penglihatan dan hati supaya bersyukur. Bersyukur dapat diartikan berterima kasih, dan cara berterima kasih kepada Allaah adalah dengan melakukan kebaikan dan beriman kepadaNYA, akan tetapi iman disini bukan beriman dalam ucapan tapi tidak dilakukan dalam perbuatan, dan saat ini masyarakat kita sedang berada di titik ini, dimana Islam hanya tinggal namanya saja, atau kata yang ngetrend saat ini adalah istilah Islam KTP, dan hal ini sudah diberitakan oleh Rasul ‘alaihi sholatu wasalam sejak berabad-abad yang lalu, Rasul bersabda: "Akan datang suatu masa ditengah umatku,dimana pada saat itu islam ada tapi hanya tinggal namanya saja,dan Al-Qur’an ada tapi hayna tinggal sekedar tulisannya saja". Saat ini betapa benarnya berita yang disampaikan oleh Rasul pada masa beliau masih hidup, dimana Islam ada tapi hanya tinggal namanya saja, hal ini sangat kontras sekali terlihat di hadapan mata kita, sebuah contoh ketika adzan berkumandang hanya sedikit orang-orang yang memenuhi panggilan kebahagiaan, dan sisanya mereka malah asik atau disibukkan oleh masing-masing kegiatan, dan jika saja mereka ditanya apa agama mereka, pasti mereka menjawab agama saya Islam.
Contoh yang lain tidak terpeliharanya pendengaran, penglihatan dan hati karena kurang beriman bisa kita lihat anak-anak muda sekarang, mulai dari kaum hawa yang menganggap bahwa berjilbab atau berkerudung hanya untuk di arab saja, atau hanya pada zaman dahulu saja, padahal berjilbab itu adalah identitas bagi perempuan yang beragama Islam, sebagai pembeda antara muslimah dengan perempuan yang beragama lain, sehingga tak heran jika perempuan-perempuan muslim merasa tak merasa beban tanpa mengenakan jilbab, padahal secara tidak sadar mereka telah melakukan dosa yang dianggap biasa yang mengundang kejahatan yang biadab. Ada juga perempuan yang mengatakan, pake kerudung belum tentu menjamin dia baik atau tidak, malah ada yang hamil diluar nikah pula padahal pakaiannya berjilbab sesuai dengan aturan Islam. Dan jika saya bertemu dengan mereka akan saya bilang jika yang berkerudung saja berbuat demikian apalagi yang tidak!, wahai para kaum hawa ketahuilah bahwa berjilbab itu adalah perintah Tuhan dimana sudah dicantumkan dalam Qur’an supaya menjadi penjaga bagi para pemakainya, kalaupun ada yang sudah menggunakan tapi belum sesuai dengan aturan, itu urusan pribadi mereka dengan Allaah bukan dengan anda, peliharalah diri anda sendiri karena yang bisa memelihara dan menjaga hanya diri kita sendiri. Berikut adalah firman Allaah dalam Qur’an tentang perintah untuk berhijab. Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu'min: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al-Ahzab: 59)
Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (An-Nuur: 31)

Tidak seperti perintah manusia yang belum tentu kebenaran dan salahnya, tapi perintah Allaah pasti ada hikmahnya, untuk memahami hal itu kita ambil contoh, coba tengok ke sebuah toko perhiasan yang paling komplit perhiasannya, dari yang mulai dipajang biasa, sampai dipajang sendiri bahkan ditutup dengan sebuah kotak yang indah dan rapi agar perhiasan yang didalamnya terpelihara dan terjaga, dan tentunya harganya tak sama dengan yang biasa dipajang, harganya pasti lebih tinggi dari harganya daripada perhiasan biasa, sekarang renungkanlah apakah anda mau dianggap sebagai perhiasan biasa atau anda ingin dianggap sebagai perhiasan yang istimewa yang terjaga dengan perintah berjilbab yang dilaksanakan karena beriman kepada Allaah Yang Maha Rohman bukan karena keterpaksaan atau berjilbab mengikuti tren zaman sekarang yang ke atasnya ditutup tapi ke bawahnya terbentuk karena pakaian yang dikenakannya ketat dan mengikuti setiap lekukan tubuh. Dan renungkanlah wanita yang berpakaian kerudung trend sekarang sebuah hadits ini "Dua (jenis manusia) dari ahli Neraka yang aku belum melihatnya sekarang yaitu; Kaum yang membawa cemeti-cemeti seperti ekor sapi, mereka memukul manusia dengannya, dan wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang, berjalan dengan menggoyang-goyangkan pundaknya dan berlenggak-lenggok. Kepala mereka seperti punuk unta yang condong. Mereka tidak akan masuk Surga, bahkan tidak akan mendapatkan wanginya, padahal sungguh wangi Surga telah tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian."(riwayat Muslim, 3/1680.)

Generasi muda berikutnya yang harus memelihara generasi yang akan datang, yang akan menjadi tulang punggung keluarga dalam rumah tangga adalah pria, oleh karena itu sudah menjadi keharusan jika kaum adam ini harus lebih pintar dan benar dalam hal agama Islam, karena dalam Islam aturan rumah tangga pun sudah diatur sedemikian rupa supaya dapat hidup bahagia, menjadi keluarga sakinah, mawaddah, warohmah. Akan tetapi bisa dilihat para pemuda sekarang, pekerjaan mereka hanya nongkrong dan bermain, bukannya menuntut ilmu agama di mesjid yang akan membawa manfaat dunia dan akhirat, tapi para pemuda malah senang dengan berkumpul ria, dan lebih senang berbuat maksiat daripada harus berkumpul di mesjid untuk menuntut ilmu yang bermanfaat, yang akan menyelamatkan manusia di dunia dan di akhirat. Adapula sekelompok pemuda yang sibuk mencari harta karena ingin menjadi seorang yang kaya, dan ini tidak terlepas dari cara mendidik orang tua sebagai pemelihara anaknya, karena berpikirnya jika kaya dan banyak harta maka akan bisa menjadi orang yang bahagia, padahal letak bahagia bukan ada dalam kekayaan harta, tapi kebahagiaan manusia adalah mengenal siapa diri, kenapa ia bisa berdiri, untuk apa ia di bumi, dan kemana ia akan kembali, karena jika sudah mengenal siapa diri, manusia akan mengetahui Ilahi yang telah menciptakannya dari air mani, menjadikannya supaya menjadi khalifah di bumi dengan menerapkan aturan yang telah ditetapkan dalam Qur’an dan hadits nabi. Adalagi sekolompok pemuda yang gemar pacaran, bergonta ganti pasangan, yang membuat kerusakan terhadap kaum perempun, tapi yang jadi anehnya kaum perempuan sekarang malah senang kepada orang yang senang dengan pria demikian, karena merasa bangga bisa mendapatkan orang yang bergonta ganti pasangan karena menganggap bahwa pria itu mempunyai jiwa kepemimpinan karena sosok yang wanita cari adalah laki-laki yang bisa memimpin, akan tetapi wanita ini tertipu karena sesungguhnya mereka hanyalah dijadikan permainan dan hanya untuk memuaskan keinginan bila sudah demikian, dengan mudah laki-laki itu meninggalkan si perempuan. Dan pria yang mereka pikirkan mempunyai jiwa kepemimpinan sebenarnya mereka hanyalah menjadi budak setan tidak bisa memimpin dirinya untuk melawan hawa nafsunya, karena langkah-langkah yang diikuti pria seperti ini bukan langkah oleh orang-orang sholeh yang berbuat kebaikan, melainkan langkah-langkah setan yang menyesatkan dengan berbagai macam tipu daya yang terlihat indah dalam pandangan.
Renungkanlah dalil-dalil berikut supaya mendapatkan penerangan, “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.”
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa nampak daripadanya
. . . . .” (An-Nuur: 30-31)
Allah Ta’ala berfirman: “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (Al-Isra’: 32)
Rasulullah –Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam bersabda: “Sungguh ditusuknya kepala salah seorang dari kalian dengan jarum dari besi lebih baik baginya daripada ia menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (Riwayat. Ath-Thabrani dengan sanad sahih). Beliau –Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam bersabda: “Tidaklah seorang laki-laki berkhalwat (berduaan) dengan wanita (bukan mahram) melainkan pihak ketiganya adalah setan. (Riwayat At-Tirmidzi).
 Beliau –Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam bersabda: “Perempuan manapun yang menggunakan parfum kemudian melewati suatu kaum agar mereka mencium wanginya maka ia seorang pelacur.” (Riwayat Imam Ahmad dengan sanad sahih).
Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu. bahwa Rasulullaah shalallaahu ‘alaihi wasalam. telah bersabda yang artinya, “Kedua mata itu bisa melakukan zina, kedua tangan itu (bisa) melakukan zina, kedua kaki itu (bisa) melakukan zina. Dan kesemuanya itu akan dibenarkan atau diingkari oleh alat kelamin.” (Hadis sahih diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Ibn Abbas dan Abu Hurairah). dan “Tercatat atas anak Adam nasibnya dari perzinaan dan dia pasti mengalaminya. Kedua mata zinanya melihat, kedua teling zinanya mendengar, lidah zinanya bicara, tangan zinanya memaksa (memegang dengan keras), kaki zinanya melangkah (berjalan) dan hati yang berhazrat dan berharap. Semua itu dibenarkan (direalisasi) oleh kelamin atau digagalkannya.” (Riwayat Bukhari).
Tidak akan muncul suatu bid’ah jika tidak ada hilangnya sebuah sunnah, itu mungkin memang perkataan yang tepat untuk menggambarkan situasi sekarang yang sebagian besar generasi muda terjerumus kedalam bid’ah yang bernama pacaran. Dan yang paling mengerikan lagi, zaman sekarang ini para orang tua yang harusnya segera menikahkan anak-anaknya supaya terselamatkan malah disuruh pacaran karena calon dari pihak prianya belum mempunyai harta untuk melakukan pernikahan, dan  akhirnya anak muda yang pacaran ini terjatuhlah dalam jebakan setan untuk melakukan perbuatan yang memalukan. Allah Ta'ala memerintahkan para orangtua menikahkan dengan firmanNYA: “Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian (bujangan laki-laki atau perempuan) diantara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari budak-budak lelaki dan budak-budak perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karuniaNya. Dan Allah Maha luas (karuniaNya) lagi Maha Mengetahui.” (An-Nuur: 32)
Dan anjuran Rasulullah –Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam dengan bersabda: “Wahai sekalian pemuda! Siapa yang telah mampu untuk menikah diantara kalian maka hendaklah menikah, karena (pernikahan itu) lebih menjaga pandangan mata dan lebih memelihara kemaluan. Barang siapa yang belum mampu maka hendaklah berpuasa (shaum), karena hal itu bisa mengurangi sahwat.” (Riwayat. Bukhari)
Betapa jelas Allaah memerintahkan untuk segera menikah agar pandangan dan kemaluan lebih terpelihara. Karena dua hal itulah yang menyebabkan manusia menjadi celaka. Memelihara penglihatan, pendengaran dan hati memang sangat susah jika kita terbiasa dengan hal-hal yang bersifat mubah, berbeda dengan orang yang selalu taat beribadah, memelihara  penglihatan, pendengaran dan hati akan terasa mudah. Dikatakan demikian karena setiap sesuatu pasti mempunyai dua hal yang bertentangan, seperti siang dan malam, maka dari itu jika penglihatan, pendengaran dan pikiran digunakan untuk melakukan hal-hal yang lupa kepada DIA Yang Maha Rohman, penglihatan banyak dipakai untuk melihat perempuan disertai dengan keinginan, bukannya dipakai untuk mentafakuri diri dan sekitar alam yang akan memberikan pelajaran sehingga kita mengenal kebesaran Tuhan dan semakin yakinlah iman. Banyak membaca hal-hal yang tidak menambah keimanan seperti komik, novel dsb, bukannya membaca ataupun mentadabur setiap ayat yang tersurat dalam Qur’an, padahal didalamnya adalah firman Tuhan yang memberi pelajaran, kabar gembira dan peringatan bagi orang-orang yang beriman. dan pendengaran pun tak mau ketinggalan untuk mendengarkan lagu-lagu yang sedang tren sekarang tapi tidak memberikan nasihat ataupun pesan untuk berbuat kebaikan. Sedangkan bacaan Qur’an yang diqiro’atkan banyak ditinggalkan karena merasa tak memanjakan pendengaran, padahal Rasul sendiri suka mendengarkan jika sahabat beliau membacakan untuknya ayat-ayat Qur’an sampai beliau meneteskan air matanya, karena beliau orang yang paling mengetahui bahwa Qur’an adalah Firman Yang Maha Rohman, yang didalamnya ada obat bagi berbagai macam penyakit, dan hasilnya dibuktikan dalam sebuah penelitan yang dilakukan sebuah negara dimana orang yang mendengarkan Qur’an mentalnya lebih stabil, berbeda dengan orang yang sering mendengarkan musik sebuah penelitian mengatakan remaja yang lebih banyak mendengarkan musik, lebih rawan terkena depresi. Hasil dari pekerjaan penglihatan dan pendengaran mengakibatkan hati manusia menjadi kelam dan akhirnya tak bisa menerima cahaya iman yang membawa kehidupan bagi seorang insan. Berbanding terbalik dengan orang yang menggunakan penglihatan, pendengaran dan hatinya untuk kebaikan, orang ini akan dengan mudah mengendalikan ketiga modal yang diberikan, sehingga mensyukuri apapun yang terjadi, menerima dengan ikhlas karena tak mengharap balas.
Dan pemeliharaan mengenai tiga hal tadi telah diperingatkan oleh Allaah dalam Qur’an surat At-Tahrim ayat 6: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan” (At-Tahrim: 6)
Dirimu dan keluargamu, ayat diatas tertulis demikian, maka dari itu para orangtua hendaknya mulai dari sekarang mendidik anak-anaknya dengan mengajarkan siapa Tuhan dan siapa dirinya, agar mengetahui kebenaran, karena jika sudah mengetahui kebenaran pasti akan mengetahui juga orang-orang ahli kebenaran dan pasti akan menjadikan Rasul, sahabat, syuhada dan orang-orang yang berbuat kebaikan sebagai teladan. Dan jika itu tidak dilakukan simaklah kembali surat At-Tahrim ayat 6 diatas. Jangankan nanti di neraka, di dunia saja jika anak-anak tidak dibekali dengan pengetahuan tentang agama Islam yang mengajarkan kebenaran untuk berbuat kebaikan, bisa lihat kita sendiri hasil dari pemisahan pendidikan sosial dan pendidikan agama sekarang, banyak generasi yang intelektual tapi bodoh dalam soal moral sehingga disana sini ada perbuatan kriminal, banyak generasi muda yang pinter tapi keblinger yang akhirnya membuat sesuatu yang mengakibatkan masyarakat menjadi geger , dan tak sedikit juga pemuda yang senang dalam kebodohan sehingga dengan mudah ditipu orang. Karena itulah Allaah memerintahkan untuk memelihara diri dan keluarga, dengan mengikuti petunjuk dalam Qur’an dan teladan berupa seorang utusan, dan ucapan berupa sunnah yang sekarang banyak ditinggalkan.
Allaah memerintahkan memelihara diri kita, karena DIA adalah Maha Pemelihara, apa buktinya, DIA Yang memelihara langit dan bumi ini, supaya tetap berjalan sesuai dengan aturan sampai tiba saat yang ditentukan yaitu kiamat yang menghancurkan seluruh alam. Allaah Ta’ala berfirman: Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala Keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. (Al-Hasyr ayat 23)

BILLAAHI FI SABILIL HAQ 

Leave a Reply