Kamis, 19 Juli 2012

Al-Mu'min

1 komentar

BISMILLAH ALHAMDULILLAAH AR-RAHMAAN AR-RAHIIM

Siapa yang tidak menginginkan keamanan?, dan jawaban untuk pertanyaan itu adalah tidak ada yang tidak menginginkan keamanan, atau dengan kata lain semua makhluk yang ada di bumi ini menginginkan keamanan dalam kehidupannya. Baik itu manusia, hewan ataupun tumbuhan.
Kita ambil contoh dari hewan yang bernama landak, hewan yang satu ini mempunyai keunikan tersendiri dibanding hewan-hewan yang lain, dan yang paling kita ketahui terhadap hewan yang bernama landak ini adalah rambut yang tebal berbentuk duri yang memenuhi seluruh tubuhnya. Landak tidak protes sama sekali terhadap keadaan dirinya yang rambut diseluruh tubuhnya tajam berbentuk duri, karena landak sudah mengetahui manfaat yang ada pada rambutnya tersebut yaitu melindungi diri dari serangan makhluk-makhluk lain yang mengancam keselamatannya, dengan rambut inilah landak dilindungi dan merasakan keamanan yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Rahmaan.
Sekarang ambil contoh dari tumbuhan, siapa yang tidak mengetahui bunga mawar dan melati, dua buah bunga yang tadi disebutkan adalah bunga yang baunya harum dan wangi, akan tetapi memetik bunga-bunga tersebut tidak segampang yang dibayangkan, karena bunga-bunga itu memiliki duri di tangkainya sama seperti landak tadi. Duri inilah yang mengamankan bunga-bunga itu dari yang ingin merusak mereka, Maha Besar Allaah yang memberikan keamanan kepada semua yang DIA ciptakan.
Berbeda dengan landak ataupun bunga yang dijelaskan tadi, manusia dibekali sesuatu yang sangat berharga dan berarti dibanding duri yang ada pada landak dan bunga tadi, karena akal inilah manusia dapat melindungi diri dari berbagai macam bahaya, baik itu bahaya dari binatang ataupun bahaya yang disebabkan oleh bencana alam. Dengan akal ini manusia dapat mengalahkan hewan sebesar apapun karena akal manusia telah menciptakan suatu alat untuk menyingkirkan apa yang dianggap membahayakan sampai menghancurkan manusia lain yang dianggap lawan. Dan dengan akal ini pula manusia dapat menghindari bencana alam dengan mendirikan bangunan yang bermacam-macam yang akhirnya semakin merusak tatanan kehidupan alam. Dari kedua hal yang tadi disebutkan maka bisa disimpulkan bahwa manusia untuk mengamankan dirinya adalah dengan cara menghancurkan yang lain. Landak dan bunga yang tadi disebutkan mengamankan diri mereka tanpa menghancurkan yang lain, karena mereka hanya melindungi diri, berbeda dengan manusia yang mempunyai akal ketika telah berhasil menciptakan suatu senjata untuk melindungi dirinya, manusia malah menyerang makhluk yang lain karena sifat keserakahan yang menjadi tabi’at hawa nafsu manusia itu sendiri sehingga pantaslah manusia itu disebut sebagai pembuat kerusakan bukan menjaga keamanan, padahal tugas manusia di bumi ini adalah membuat keamanan bagi seluruh alam. Hal ini telah diperkirakan oleh para malaikat ketika Allaah memberitahukan kepada para malaikat bahwa Allaah akan menciptakan manusia sebagai kholifah di muka bumi, sebagaimana tercantum dalam Qur’an surat Al-Baqarah ayat 30, Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Gambaran ayat diatas sudah jelas sekali terlihat pada zaman kita sekarang ini, dan penyebab semua itu terjadi bukan hanya krisis moral, tapi krisis ini adalah krisis kepercayaan, krisis tauhid, krisis iman sehingga manusia lupa pada tujuan penciptaannya untuk apa dan menjadi apa, manusia lupa darimana ia berasal buat apa dia di bumi dan kemana ia akan pergi nanti, mudah-mudahan ayat diatas tadi mengingatkan kita semua bahwa kita adalah kholifah di bumi tentunya menjadi kholifah harus menjalankan segala perintah Allaah yang tercantum dalam Qur’an dan diperkuat lagi oleh hadits atau sunnah nabi yang sekarang banyak ditinggalkan. Karena selain bertugas menjadi kholifah manusia adalah hamba yang mempunyai Tuan, dan tuan ini adalah Allaah Ta’ala, dan sudah sepantasnya seorang hamba harus tunduk dan patuh kepada Tuhan yang memilikinya, pembuktian itu bisa dilakukan manusia dengan cara beribadah, seperti yang disebutkan dalam Qur’an : Dan Tidaklah Aku Menciptakan Jin dan Manusia Kecuali untuk Beribadah Kepada-Ku. (adz-dzariyat: 56)
Mungkin akal kita akan bertanya kenapa kita harus beribadah atau menyembah kepada Allaah, jika DIA sudah memiliki segalanya, jika DIA Maha Terpuji meskipun tidak ada yang menyembahnya. Ketahuilah Ibadah adalah nama yang mencakup segala sesuatu yang dicintai dan diridhai Allaah dari perkataan dan perbuatan baik yang bersifat dhahir ataupun yang batin.” Jadi tujuan ibadah itu bukan untuk Allaah tapi untuk diri sendiri, agar kita dicintai dan diridhoi Allaah, dan di dunia ini tidak ada lagi yang paling berharga selain cinta dan ridho dari Allaah, dan jika sudah dicintai dan diridhoi oleh Allaah, jika sudah demikian maka kita akan dilindungi oleh Dzat yang menguasai langit dan bumi, dan itu adalah keamanan yang sejati. Mari kita simak dengan baik firman Allaah dalam Qur’an dan hadits qudsi berikut: Jika Allaah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allaah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allaah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allaah saja orang-orang mu'min bertawakkal. (ali-Imron: 160)
 “Sesungguhnya Allaah Ta’ala berfirman dalam Hadis qudsi : “Barangsiapa memusuhi kekasihKu, maka Aku memberitahukan padanya bahwa ia akan Kuperangi – Kumusuhi. Dan  tidaklah  seseorang  hambaKu  itu  mendekat  padaKu  dengan  sesuatu  yang  amat Kucintai lebih daripada apabila ia melakukan apa-apa yang telah Kuwajibkan padanya. Dan tidaklah seseorang hambaKu itu mendekatkan padaKu dan melakukan hal-hal yang sunnah sehingga  akhirnya  Aku  mencintainya.  Maka  apabila  Aku  telah  mencintainya,  Akulah  yang menjadi  telinganya  yang  ia  gunakan  untuk  mendengar,  Akulah  matanya  yang  ia  gunakan untuk  melihat,  Akulah  tangannya  yang  ia  gunakan  untuk  mengambil  dan  Akulah  kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Andaikata ia meminta sesuatu padaKu, pastilah Kuberi dan andaikata memohonkan perlindungan padaKu, pastilah Kulindungi.” (Riwayat Bukhari)
Begitu jelas yang disebutkan hadits tersebut, bahwa hanya dengan ibadahlah kita akan dicintai oleh Allaah dan jika sudah dicintai kita akan diberikan perlindungan dan keamanan dari Tuhan semesta alam. Siapa yang lebih baik penjagaannya daripada Allaah Subhanahu wa Ta’ala?,, siapa yang menepati janji-Nya kepada para hamba-Nya?,,
Hadits diatas tidak menyebutkan dengan hartalah Allaah akan mencintai kita, tidak pula disebutkan dengan tahta, tidak pula dengan keindahan rupa Allaah akan mencintai hamba-hamb-Nya, tapi dengan ibadahlah Allaah akan mencintai seorang hamba.
Mari kita renungkan, apakah kita sudah mencari perlindungan agar mendapat keamanan kepada Tuhan, atau kita hanya tersibukan oleh kehidupan dunia yang hanya sementara, yang hanya sebentar saja, jika dibandingkan dengan kehidupan disana. Bagi sebagian orang mereka berpikir bahwa dengan banyaknya harta mereka akan aman karena bisa membayar manusia untuk menjaga dirinya, keluarganya dan hartanya, padahal secara tidak langsung mereka telah diperbudak oleh harta mereka yang diusahakan dari pagi hingga malam. Kita ambil contoh saja seorang pekerja keras yang mencari harta, sampai dia lupa mengatur jadwal makan dan minumnya, padahal makan dan minum adalah kebutuhan setiap manusia yang mencintai dirinya. Karena perbuatannya pekerja keras ini akhirnya malah jatuh sakit, jika sudah demikian apakah harta ini adalah penjaga yang membawa keamanan?, selain itu orang yang sibuk mengumpulkan harta juga melupakan kewajibannya menjadi pemimpin dalam rumah tangga, seorang suami bagi istri dan seorang ayah bagi anak-anaknya, bisa kita lihat di sekitar kita banyaknya istri-istri orang kaya yang kesepian karena tak pernah mendapat sentuhan dari para suaminya, anak-anak orang kaya pun tak sedikit yang terjerumus ke dalam lingkungan yang disebut kenakalan remaja dengan berbagai aktivitasnya seperti geng, narkoba dan pergaulan bebas. Jika sudah seperti ini masihkah kita akan berfikir bahwa harta adalah pemberi keamanan?,,
Simaklah firman Allaah berikut ini: “Katakanlah: “jika bapa-bapa , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allaah dan RasulNYA dan dari berjihad di jalan NYA, maka tunggulah sampai Allaah mendatangkan keputusan NYA”. Dan Allaah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik, (at-Taubah, 9: 24)
“Bagi orang-orang yang memenuhi seruan Tuhannya, (disediakan) pembalasan yang baik. Dan orang-orang yang tidak memenuhi seruan Tuhan, sekiranya mereka mempunyai semua (kekayaan) yang ada di bumi dan (ditambah) sebanyak isi bumi itu lagi besertanya, niscaya mereka akan menebus dirinya dengan kekayaan itu. Orang-orang itu disediakan baginya hisab yang buruk dan tempat kediaman mereka ialah Jahanam dan itulah seburuk-buruk tempat kediaman,” (ar-Ra’d, 13: 18)
Serupa tapi tak sama dengan orang yang menjadikan harta sebagai penjaga yang memberikan keamanan, orang yang mengejar kekuasaan pun hanya menghabiskan waktunya untuk berpikir dan berusaha bagaimana caranya berusaha, tidak peduli halal dan haram, kawan ataupun lawan, yang ada dalam pikiran orang seperti ini hanyalah bagaimana caranya agar bisa berkuasa, harta yang mereka punya pun dengan mudahnya dikeluarkan untuk mendapatkan kekuasaan, sedangkan untuk anak yatim dan orang kesusahan orang ini tak mau mengeluarkan hartanya karena dianggap merugikan dan jika pun dilakukan mereka lakukan dengan keterpaksaan karena ingin mendapat dukungan bukan berniat mendapat ridho dari Yang Maha Rohman. Mereka berpikir dengan kekuasaan orang ini berpikir bisa mendapatkan keamanan karena mendapat perlindungan dari orang yang dikuasainya, padahal yang namanya celaka tak bisa dicegah oleh manusia, lihatlah di sekitar kita, apakah seorang presiden bisa menyelamatkan rakyatnya dari gempa bumi, tsunami, banjir bandang, angin topan atau bencana alam yang lainnya?, meskipun manusia telah berhasil menciptakan alat-alat untuk mengurangi dampak bencana alam tetap saja jika DIA sudah menentukan seperti itu mau tidak mau tetap seperti itu. Jika alam sudah berbicara lewat bencana kekuasaan pun tak akan berguna untuk menyelamatkan harta, keluarga atau apapun yang dicintainya. Renungkan dalam diri, kekuasaan tak ada arti bila Ilahi sudah menurunkan azab yang disebabkan oleh diri kita sendiri.
Katakanlah: "Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari bencana di darat dan di laut, yang kamu berdoa kepada-Nya dengan rendah diri dengan suara yang lembut (dengan mengatakan: "Sesungguhnya jika Dia menyelamatkan kami dari (bencana) ini, tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur" Katakanlah: "Allaah menyelamatkan kamu dari bencana itu dan dari segala macam kesusahan, kemudian kamu kembali mempersekutukan-Nya.". (al-an’am: 63-64)
Dalil yang baru disebutkan adalah bukti bahwa yang dapat menyelamatkan dan memberi keamanan hanya DIA, Allaah Ta’ala. Akan tetapi karena menjadi watak hawa nafsu manusia yang tidak pandai untuk bersukur akhirnya kembali kufur dan kembali menyekutukan-Nya. Perlu dicatat, menyekutukan Allaah bukan hanya menyembah berhala atau jin saja, mencintai harta, tahta ataupun wanita melebihi cinta kepada Yang Maha Kuasa bisa dikatakan juga termasuk menyekutukan karena setiap yang dicintai pasti lebih diutamakan daripada yang tidak dicintai, lebih takut kehilangan harta daripada kehilangan rahmat dari Sang Pencipta, lebih takut kehilangan tahta daripada kedudukan dihadapan Sang Penguasa, lebih takut kehilangan wanita daripada kasih sayang dari Maha Pecinta. Bahkan tidak hanya dalam hal itu saja, melakukan kebaikan pun jika bukan berniat karena-Nya itu bisa dikatakan musyrik kecil seperti yang disabdakan Rasul ‘alaihi sholatu wasalam, Sesungguhnya riya adalah syirik yang kecil. (Riwayat Ahmad dan Al Hakim)
Setelah kita mengetahui bahwa kekayaan dan kekuasaan bukanlah pemberi keamanan, marilah kita kembali mengkaji hadits qudsi yang tadi disebutkan agar kita semakin yakin siapa pemberi keamanan bahkan Maha Pemberi Keamanan. “Sesungguhnya Allaah Ta’ala berfirman dalam Hadis qudsi : “Barangsiapa memusuhi kekasihKu, maka Aku memberitahukan padanya bahwa ia akan Kuperangi – Kumusuhi. Dan  tidaklah  seseorang  hambaKu  itu  mendekat  padaKu  dengan  sesuatu  yang  amat Kucintai lebih daripada apabila ia melakukan apa-apa yang telah Kuwajibkan padanya. Dan tidaklah seseorang hambaKu itu mendekatkan padaKu dan melakukan hal-hal yang sunnah sehingga  akhirnya  Aku  mencintainya.  Maka  apabila  Aku  telah  mencintainya,  Akulah  yang menjadi  telinganya  yang  ia  gunakan  untuk  mendengar,  Akulah  matanya  yang  ia  gunakan untuk  melihat,  Akulah  tangannya  yang  ia  gunakan  untuk  mengambil  dan  Akulah  kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Andaikata ia meminta sesuatu padaKu, pastilah Kuberi dan andaikata memohonkan perlindungan padaKu, pastilah Kulindungi.” (Riwayat Bukhari)
Kalimat pertama yang disebutkan dalam hadits tadi, barangsiapa yang memusuhi kekasih-Ku, maka Aku memberitahukannya bahwa ia akan Ku perangi dan Ku musuhi, renungkan saudaraku di dunia ini siapa yang dapat mengalahkan Allaahu Ta’ala?, siapa yang tidak ingin dilindungi dan diberikan keamanan oleh Tuhan semesta alam?, dalam kalimat berikutnya disebutkan cara untuk menjadi kekasih Allaah yaitu dan tidaklah seseorang hamba-Ku itu mendekat kepada-Ku dengan sesuatu yang amat kucintai lebih daripada ia melakukan apa-apa yang telah Ku wajibkan, begitu jelas disebutkan bahwa untuk mendapatkan cinta Ilahi, kita harus melakukan apa yang telah diwajibkan bahkan lebih dari yang diwajibkan, yaitu perbuatan-perbuatan sunnah, maka dari itu jangan menyalahkan Allaah bila belum mendapatkan cinta dari DIA, jangan menganggap bahwa Allaah tidak mengabulkan keinginan kita, jangan menganggap bahwa Allaah tidak mendengar do’a-do’a yang dipanjatkan karena kita selaku manusia sekarang jangankan melakukan sunnah, yang wajib pun banyak ditinggalkan. Sedangkan pada bagian akhir hadits qudsi disebutkan sebab jika sudah mendapatkan cinta Ilahi dan menjadi kekasih-Nya: maka apabila Aku telah mencintainya, Akulah yang menjadi telinganya yang ia gunakan untuk mendengar, Akulah matanya yang ia gunakan untuk melihat, Akulah tangannya yang ia gunakan untuk mengambil dan Akulah kakinya yang ia gunakan untuk berjalan, andaikata ia meminta sesuatu padaKu, pastilah Ku beri dan andaikata ia memohonkan perlindungan kepadaKu, pastilah Ku lindungi. SubhanAllaah, betapa bahagianya jika seseorang telah mendapatkan cinta dan menjadi kekasih-Nya. Akulah yang menjadi telinganya yang ia pakai untuk mendengar, ini mengandung arti bahwa orang yang telah menjadi kekasih Allaah, telinganya akan menyukai hal-hal yang membawa kebaikan untuk dirinya seperti nasihat dari para ulama dan bacaan-bacaan murotal yang dilantunkan oleh para qori bukan menyukai lagu-lagu yang sedang ngetrend saat ini, itu terjadi karena Allaah menyukai yang baik-baik sehingga memerintahkan manusia untuk berbuat baik pula, begitu pula dengan mata yang akan menyukai membaca Qur’an daripada melihat kecantikan perempuan yang bukan muhrim. Tangannya akan senantiasa berbuat baik, hanya menyentuh yang memang dihalalkan, tidak akan menyentuh apa yang dilarang oleh syari’at Islam. Tidak seperti anak muda sekarang yang sedang kasmaran dengan tanpa malu-malu untuk bersentuhan yang bukan muhrimnya.  Dan kakinya pun akan senang dan terasa ringan untuk dipakai ke mesjid untuk menghadiri sholat berjama’ah ataupun pengajian, bukan melangkahkan ke tempat-tempat maksiat untuk memuaskan nafsu seperti hewan.
Setelah semua kita renungkan dari mulai keamanan yang diberikan kepada landak, melati dan mawar berupa duri untuk melindungi diri, dan manusia yang dibekali akal sebagai bekal untuk menjaga dan mengamankan dirinya sendiri. Akan tetapi manusia yang dibekali akal ternyata jika tidak mempunyai keimanan maka dia akan dikalahkan oleh nafsu yang memang sudah menjadi teman setan untuk menjeremuskan manusia ke dalam kesesatan dan berbuat kerusakan juga kejahatan. Berbanding terbalik dengan seorang yang dibekali akal dan mempunyai iman, dia akan dibimbing oleh Yang Maha Rohman untuk selalu berbuat kebaikan, menjaga keamanan dalam kehidupan baik itu kepada manusia, tumbuhan ataupun hewan, mensyukuri segala nikmat dengan bermunajat, untuk selalu bermujahadah dan beribadah, untuk selalu tawadhu dengan rasa malu, karena dia sadar segala kebaikan yang ada pada dirinya adalah karunia yang tidak sepatutnya dibanggakan dihadapan orang-orang, ataupun diakui supaya menjadi orang yang terpuji. Karena dia hanya ingin mendapatkan keridhoan dari Allaah Ta’ala Yang Maha Rohman, dia hanya ingin mensyukuri apa yang dikaruniakan Ilahi, dengan jalan beribadah dan menjadi kholifah di muka bumi.
Dengan demikian dapat kita simpulkan, jika ingin mendapat keamanan dan terbebas dari huru-hara yang ada di dunia, itu tergantung kepada diri kita sendiri. Jika ingin mendapatkan keamanan tentunya kita harus berlindung kepada Maha Pemberi Keamanan dengan menjalankan segala perintah dan menjauhi segala larangan, beribadah dan menjadi kholifah yang menjaga keamanan di bumi. Dan sebaliknya jika kita menjauhi perintah dan menentang larangan, maka kita akan menjadi teman iblis dan setan, dan hidup dipenuhi dengan kerusuhan, keresahan di dunia, dan akibatnya  butanya mata, pekaknya telinga, dan hati yang tak mendapat cahaya, yang akhirnya menjadi manusia yang celaka dan menjadi penghuni neraka.
Karena itu jika ingin aman maka harus beriman kepada Allaah Yang Maha Rahmaan, yang telah memberikan kehidupan.

BILLAAHI FI SABILIL HAQ

One Response so far

  1. Pautolytremen - titanium trim hair cutter, stainless steel
    Pautolytremen - Titanium titanium tv apk trim hair cutter, stainless 2019 ford ecosport titanium steel. Pautolytremen - titanium titanium hip trim hair razor, stainless steel. Stainless steel. Brass - silver. Brass best titanium flat iron - titanium cup Silver

Leave a Reply