BISMILLAH ALHAMDULILLAAH AR-RAHMAAN AR-RAHIIM
Siapa yang tidak
menginginkan keamanan?, dan jawaban untuk pertanyaan itu adalah tidak ada yang
tidak menginginkan keamanan, atau dengan kata lain semua makhluk yang ada di
bumi ini menginginkan keamanan dalam kehidupannya. Baik itu manusia, hewan
ataupun tumbuhan.
Kita ambil
contoh dari hewan yang bernama landak, hewan yang satu ini mempunyai keunikan
tersendiri dibanding hewan-hewan yang lain, dan yang paling kita ketahui
terhadap hewan yang bernama landak ini adalah rambut yang tebal berbentuk duri
yang memenuhi seluruh tubuhnya. Landak tidak protes sama sekali terhadap
keadaan dirinya yang rambut diseluruh tubuhnya tajam berbentuk duri, karena
landak sudah mengetahui manfaat yang ada pada rambutnya tersebut yaitu
melindungi diri dari serangan makhluk-makhluk lain yang mengancam
keselamatannya, dengan rambut inilah landak dilindungi dan merasakan keamanan
yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Rahmaan.
Sekarang ambil
contoh dari tumbuhan, siapa yang tidak mengetahui bunga mawar dan melati, dua
buah bunga yang tadi disebutkan adalah bunga yang baunya harum dan wangi, akan
tetapi memetik bunga-bunga tersebut tidak segampang yang dibayangkan, karena
bunga-bunga itu memiliki duri di tangkainya sama seperti landak tadi. Duri
inilah yang mengamankan bunga-bunga itu dari yang ingin merusak mereka, Maha
Besar Allaah yang memberikan keamanan kepada semua yang DIA ciptakan.
Berbeda dengan
landak ataupun bunga yang dijelaskan tadi, manusia dibekali sesuatu yang sangat
berharga dan berarti dibanding duri yang ada pada landak dan bunga tadi, karena
akal inilah manusia dapat melindungi diri dari berbagai macam bahaya, baik itu
bahaya dari binatang ataupun bahaya yang disebabkan oleh bencana alam. Dengan
akal ini manusia dapat mengalahkan hewan sebesar apapun karena akal manusia
telah menciptakan suatu alat untuk menyingkirkan apa yang dianggap membahayakan
sampai menghancurkan manusia lain yang dianggap lawan. Dan dengan akal ini pula
manusia dapat menghindari bencana alam dengan mendirikan bangunan yang
bermacam-macam yang akhirnya semakin merusak tatanan kehidupan alam. Dari kedua
hal yang tadi disebutkan maka bisa disimpulkan bahwa manusia untuk mengamankan
dirinya adalah dengan cara menghancurkan yang lain. Landak dan bunga yang tadi
disebutkan mengamankan diri mereka tanpa menghancurkan yang lain, karena mereka
hanya melindungi diri, berbeda dengan manusia yang mempunyai akal ketika telah
berhasil menciptakan suatu senjata untuk melindungi dirinya, manusia malah
menyerang makhluk yang lain karena sifat keserakahan yang menjadi tabi’at hawa
nafsu manusia itu sendiri sehingga pantaslah manusia itu disebut sebagai
pembuat kerusakan bukan menjaga keamanan, padahal tugas manusia di bumi ini
adalah membuat keamanan bagi seluruh alam. Hal ini telah diperkirakan oleh para
malaikat ketika Allaah memberitahukan kepada para malaikat bahwa Allaah akan
menciptakan manusia sebagai kholifah di muka bumi, sebagaimana tercantum dalam
Qur’an surat Al-Baqarah ayat 30,
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata:
"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan
membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa
bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Gambaran ayat
diatas sudah jelas sekali terlihat pada zaman kita sekarang ini, dan penyebab
semua itu terjadi bukan hanya krisis moral, tapi krisis ini adalah krisis
kepercayaan, krisis tauhid, krisis iman sehingga manusia lupa pada tujuan
penciptaannya untuk apa dan menjadi apa, manusia lupa darimana ia berasal buat
apa dia di bumi dan kemana ia akan pergi nanti, mudah-mudahan ayat diatas tadi
mengingatkan kita semua bahwa kita adalah kholifah di bumi tentunya menjadi
kholifah harus menjalankan segala perintah Allaah yang tercantum dalam Qur’an
dan diperkuat lagi oleh hadits atau sunnah nabi yang sekarang banyak
ditinggalkan. Karena selain bertugas menjadi kholifah manusia adalah hamba yang
mempunyai Tuan, dan tuan ini adalah Allaah Ta’ala, dan sudah sepantasnya
seorang hamba harus tunduk dan patuh kepada Tuhan yang memilikinya, pembuktian
itu bisa dilakukan manusia dengan cara beribadah, seperti yang disebutkan dalam
Qur’an : Dan Tidaklah Aku Menciptakan
Jin dan Manusia Kecuali untuk Beribadah Kepada-Ku. (adz-dzariyat: 56)
Mungkin akal
kita akan bertanya kenapa kita harus beribadah atau menyembah kepada Allaah,
jika DIA sudah memiliki segalanya, jika DIA Maha Terpuji meskipun tidak ada
yang menyembahnya. Ketahuilah Ibadah
adalah nama yang mencakup segala sesuatu yang dicintai dan diridhai Allaah dari
perkataan dan perbuatan baik yang bersifat dhahir ataupun yang batin.” Jadi
tujuan ibadah itu bukan untuk Allaah tapi untuk diri sendiri, agar kita
dicintai dan diridhoi Allaah, dan di dunia ini tidak ada lagi yang paling
berharga selain cinta dan ridho dari Allaah, dan jika sudah dicintai dan
diridhoi oleh Allaah, jika sudah demikian maka kita akan dilindungi oleh Dzat
yang menguasai langit dan bumi, dan itu adalah keamanan yang sejati. Mari kita
simak dengan baik firman Allaah dalam Qur’an dan hadits qudsi berikut: Jika Allaah menolong kamu, maka tak adalah
orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allaah membiarkan kamu (tidak memberi
pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allaah
sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allaah saja orang-orang mu'min
bertawakkal. (ali-Imron: 160)
“Sesungguhnya
Allaah Ta’ala berfirman dalam Hadis qudsi : “Barangsiapa memusuhi kekasihKu,
maka Aku memberitahukan padanya bahwa ia akan Kuperangi – Kumusuhi. Dan
tidaklah seseorang hambaKu itu mendekat padaKu
dengan sesuatu yang amat Kucintai lebih daripada apabila
ia melakukan apa-apa yang telah Kuwajibkan padanya. Dan tidaklah seseorang
hambaKu itu mendekatkan padaKu dan melakukan hal-hal yang sunnah sehingga
akhirnya Aku mencintainya. Maka apabila Aku
telah mencintainya, Akulah yang menjadi telinganya
yang ia gunakan untuk mendengar, Akulah
matanya yang ia gunakan untuk melihat,
Akulah tangannya yang ia gunakan untuk
mengambil dan Akulah kakinya yang ia gunakan untuk berjalan.
Andaikata ia meminta sesuatu padaKu, pastilah Kuberi dan andaikata memohonkan
perlindungan padaKu, pastilah Kulindungi.” (Riwayat Bukhari)
Begitu jelas
yang disebutkan hadits tersebut, bahwa hanya dengan ibadahlah kita akan
dicintai oleh Allaah dan jika sudah dicintai kita akan diberikan perlindungan
dan keamanan dari Tuhan semesta alam. Siapa yang lebih baik penjagaannya
daripada Allaah Subhanahu wa Ta’ala?,, siapa yang menepati janji-Nya kepada
para hamba-Nya?,,
Hadits diatas
tidak menyebutkan dengan hartalah Allaah akan mencintai kita, tidak pula
disebutkan dengan tahta, tidak pula dengan keindahan rupa Allaah akan mencintai
hamba-hamb-Nya, tapi dengan ibadahlah Allaah akan mencintai seorang hamba.
Mari kita
renungkan, apakah kita sudah mencari perlindungan agar mendapat keamanan kepada
Tuhan, atau kita hanya tersibukan oleh kehidupan dunia yang hanya sementara,
yang hanya sebentar saja, jika dibandingkan dengan kehidupan disana. Bagi
sebagian orang mereka berpikir bahwa dengan banyaknya harta mereka akan aman
karena bisa membayar manusia untuk menjaga dirinya, keluarganya dan hartanya,
padahal secara tidak langsung mereka telah diperbudak oleh harta mereka yang
diusahakan dari pagi hingga malam. Kita ambil contoh saja seorang pekerja keras
yang mencari harta, sampai dia lupa mengatur jadwal makan dan minumnya, padahal
makan dan minum adalah kebutuhan setiap manusia yang mencintai dirinya. Karena
perbuatannya pekerja keras ini akhirnya malah jatuh sakit, jika sudah demikian
apakah harta ini adalah penjaga yang membawa keamanan?, selain itu orang yang
sibuk mengumpulkan harta juga melupakan kewajibannya menjadi pemimpin dalam
rumah tangga, seorang suami bagi istri dan seorang ayah bagi anak-anaknya, bisa
kita lihat di sekitar kita banyaknya istri-istri orang kaya yang kesepian
karena tak pernah mendapat sentuhan dari para suaminya, anak-anak orang kaya
pun tak sedikit yang terjerumus ke dalam lingkungan yang disebut kenakalan
remaja dengan berbagai aktivitasnya seperti geng, narkoba dan pergaulan bebas.
Jika sudah seperti ini masihkah kita akan berfikir bahwa harta adalah pemberi
keamanan?,,
Simaklah firman Allaah
berikut ini: “Katakanlah: “jika
bapa-bapa , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta
kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan
tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allaah dan
RasulNYA dan dari berjihad di jalan NYA, maka tunggulah sampai Allaah
mendatangkan keputusan NYA”. Dan Allaah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang fasik,” (at-Taubah, 9: 24)
“Bagi orang-orang yang memenuhi seruan
Tuhannya, (disediakan) pembalasan yang baik. Dan orang-orang yang tidak
memenuhi seruan Tuhan, sekiranya mereka mempunyai semua (kekayaan) yang ada di
bumi dan (ditambah) sebanyak isi bumi itu lagi besertanya, niscaya mereka akan
menebus dirinya dengan kekayaan itu. Orang-orang itu disediakan baginya hisab
yang buruk dan tempat kediaman mereka ialah Jahanam dan itulah seburuk-buruk
tempat kediaman,” (ar-Ra’d, 13: 18)
Serupa tapi tak
sama dengan orang yang menjadikan harta sebagai penjaga yang memberikan
keamanan, orang yang mengejar kekuasaan pun hanya menghabiskan waktunya untuk
berpikir dan berusaha bagaimana caranya berusaha, tidak peduli halal dan haram,
kawan ataupun lawan, yang ada dalam pikiran orang seperti ini hanyalah bagaimana
caranya agar bisa berkuasa, harta yang mereka punya pun dengan mudahnya
dikeluarkan untuk mendapatkan kekuasaan, sedangkan untuk anak yatim dan orang
kesusahan orang ini tak mau mengeluarkan hartanya karena dianggap merugikan dan
jika pun dilakukan mereka lakukan dengan keterpaksaan karena ingin mendapat
dukungan bukan berniat mendapat ridho dari Yang Maha Rohman. Mereka berpikir
dengan kekuasaan orang ini berpikir bisa mendapatkan keamanan karena mendapat
perlindungan dari orang yang dikuasainya, padahal yang namanya celaka tak bisa
dicegah oleh manusia, lihatlah di sekitar kita, apakah seorang presiden bisa
menyelamatkan rakyatnya dari gempa bumi, tsunami, banjir bandang, angin topan
atau bencana alam yang lainnya?, meskipun manusia telah berhasil menciptakan
alat-alat untuk mengurangi dampak bencana alam tetap saja jika DIA sudah
menentukan seperti itu mau tidak mau tetap seperti itu. Jika alam sudah
berbicara lewat bencana kekuasaan pun tak akan berguna untuk menyelamatkan
harta, keluarga atau apapun yang dicintainya. Renungkan dalam diri, kekuasaan
tak ada arti bila Ilahi sudah menurunkan azab yang disebabkan oleh diri kita
sendiri.
Katakanlah: "Siapakah yang dapat
menyelamatkan kamu dari bencana di darat dan di laut, yang kamu berdoa
kepada-Nya dengan rendah diri dengan suara yang lembut (dengan mengatakan:
"Sesungguhnya jika Dia menyelamatkan kami dari (bencana) ini, tentulah
kami menjadi orang-orang yang bersyukur" Katakanlah: "Allaah
menyelamatkan kamu dari bencana itu dan dari segala macam kesusahan, kemudian
kamu kembali mempersekutukan-Nya.". (al-an’am: 63-64)
Dalil yang baru
disebutkan adalah bukti bahwa yang dapat menyelamatkan dan memberi keamanan
hanya DIA, Allaah Ta’ala. Akan tetapi karena menjadi watak hawa nafsu manusia
yang tidak pandai untuk bersukur akhirnya kembali kufur dan kembali
menyekutukan-Nya. Perlu dicatat, menyekutukan Allaah bukan hanya menyembah
berhala atau jin saja, mencintai harta, tahta ataupun wanita melebihi cinta
kepada Yang Maha Kuasa bisa dikatakan juga termasuk menyekutukan karena setiap
yang dicintai pasti lebih diutamakan daripada yang tidak dicintai, lebih takut
kehilangan harta daripada kehilangan rahmat dari Sang Pencipta, lebih takut
kehilangan tahta daripada kedudukan dihadapan Sang Penguasa, lebih takut kehilangan
wanita daripada kasih sayang dari Maha Pecinta. Bahkan tidak hanya dalam hal
itu saja, melakukan kebaikan pun jika bukan berniat karena-Nya itu bisa
dikatakan musyrik kecil seperti yang disabdakan Rasul ‘alaihi sholatu wasalam, Sesungguhnya riya adalah syirik yang kecil.
(Riwayat Ahmad dan Al Hakim)
Setelah kita
mengetahui bahwa kekayaan dan kekuasaan bukanlah pemberi keamanan, marilah kita
kembali mengkaji hadits qudsi yang tadi disebutkan agar kita semakin yakin
siapa pemberi keamanan bahkan Maha Pemberi Keamanan. “Sesungguhnya Allaah Ta’ala berfirman dalam Hadis qudsi : “Barangsiapa
memusuhi kekasihKu, maka Aku memberitahukan padanya bahwa ia akan Kuperangi –
Kumusuhi. Dan tidaklah seseorang hambaKu itu
mendekat padaKu dengan sesuatu yang amat Kucintai
lebih daripada apabila ia melakukan apa-apa yang telah Kuwajibkan padanya. Dan
tidaklah seseorang hambaKu itu mendekatkan padaKu dan melakukan hal-hal yang
sunnah sehingga akhirnya Aku mencintainya. Maka
apabila Aku telah mencintainya, Akulah yang
menjadi telinganya yang ia gunakan untuk
mendengar, Akulah matanya yang ia gunakan
untuk melihat, Akulah tangannya yang ia
gunakan untuk mengambil dan Akulah kakinya yang
ia gunakan untuk berjalan. Andaikata ia meminta sesuatu padaKu, pastilah Kuberi
dan andaikata memohonkan perlindungan padaKu, pastilah Kulindungi.” (Riwayat Bukhari)
Kalimat pertama
yang disebutkan dalam hadits tadi, barangsiapa yang memusuhi kekasih-Ku, maka
Aku memberitahukannya bahwa ia akan Ku perangi dan Ku musuhi, renungkan
saudaraku di dunia ini siapa yang dapat mengalahkan Allaahu Ta’ala?, siapa yang
tidak ingin dilindungi dan diberikan keamanan oleh Tuhan semesta alam?, dalam
kalimat berikutnya disebutkan cara untuk menjadi kekasih Allaah yaitu dan
tidaklah seseorang hamba-Ku itu mendekat kepada-Ku dengan sesuatu yang amat
kucintai lebih daripada ia melakukan apa-apa yang telah Ku wajibkan, begitu
jelas disebutkan bahwa untuk mendapatkan cinta Ilahi, kita harus melakukan apa
yang telah diwajibkan bahkan lebih dari yang diwajibkan, yaitu
perbuatan-perbuatan sunnah, maka dari itu jangan menyalahkan Allaah bila belum
mendapatkan cinta dari DIA, jangan menganggap bahwa Allaah tidak mengabulkan
keinginan kita, jangan menganggap bahwa Allaah tidak mendengar do’a-do’a yang
dipanjatkan karena kita selaku manusia sekarang jangankan melakukan sunnah,
yang wajib pun banyak ditinggalkan. Sedangkan pada bagian akhir hadits qudsi
disebutkan sebab jika sudah mendapatkan cinta Ilahi dan menjadi kekasih-Nya: maka
apabila Aku telah mencintainya, Akulah yang menjadi telinganya yang ia gunakan
untuk mendengar, Akulah matanya yang ia gunakan untuk melihat, Akulah tangannya
yang ia gunakan untuk mengambil dan Akulah kakinya yang ia gunakan untuk
berjalan, andaikata ia meminta sesuatu padaKu, pastilah Ku beri dan andaikata
ia memohonkan perlindungan kepadaKu, pastilah Ku lindungi. SubhanAllaah, betapa
bahagianya jika seseorang telah mendapatkan cinta dan menjadi kekasih-Nya.
Akulah yang menjadi telinganya yang ia pakai untuk mendengar, ini mengandung
arti bahwa orang yang telah menjadi kekasih Allaah, telinganya akan menyukai hal-hal
yang membawa kebaikan untuk dirinya seperti nasihat dari para ulama dan
bacaan-bacaan murotal yang dilantunkan oleh para qori bukan menyukai lagu-lagu
yang sedang ngetrend saat ini, itu terjadi karena Allaah menyukai yang
baik-baik sehingga memerintahkan manusia untuk berbuat baik pula, begitu pula
dengan mata yang akan menyukai membaca Qur’an daripada melihat kecantikan
perempuan yang bukan muhrim. Tangannya akan senantiasa berbuat baik, hanya
menyentuh yang memang dihalalkan, tidak akan menyentuh apa yang dilarang oleh
syari’at Islam. Tidak seperti anak muda sekarang yang sedang kasmaran dengan
tanpa malu-malu untuk bersentuhan yang bukan muhrimnya. Dan kakinya pun akan senang dan terasa ringan
untuk dipakai ke mesjid untuk menghadiri sholat berjama’ah ataupun pengajian,
bukan melangkahkan ke tempat-tempat maksiat untuk memuaskan nafsu seperti
hewan.
Setelah semua
kita renungkan dari mulai keamanan yang diberikan kepada landak, melati dan
mawar berupa duri untuk melindungi diri, dan manusia yang dibekali akal sebagai
bekal untuk menjaga dan mengamankan dirinya sendiri. Akan tetapi manusia yang
dibekali akal ternyata jika tidak mempunyai keimanan maka dia akan dikalahkan
oleh nafsu yang memang sudah menjadi teman setan untuk menjeremuskan manusia ke
dalam kesesatan dan berbuat kerusakan juga kejahatan. Berbanding terbalik
dengan seorang yang dibekali akal dan mempunyai iman, dia akan dibimbing oleh
Yang Maha Rohman untuk selalu berbuat kebaikan, menjaga keamanan dalam
kehidupan baik itu kepada manusia, tumbuhan ataupun hewan, mensyukuri segala
nikmat dengan bermunajat, untuk selalu bermujahadah dan beribadah, untuk selalu
tawadhu dengan rasa malu, karena dia sadar segala kebaikan yang ada pada
dirinya adalah karunia yang tidak sepatutnya dibanggakan dihadapan orang-orang,
ataupun diakui supaya menjadi orang yang terpuji. Karena dia hanya ingin
mendapatkan keridhoan dari Allaah Ta’ala Yang Maha Rohman, dia hanya ingin
mensyukuri apa yang dikaruniakan Ilahi, dengan jalan beribadah dan menjadi
kholifah di muka bumi.
Dengan demikian
dapat kita simpulkan, jika ingin mendapat keamanan dan terbebas dari huru-hara
yang ada di dunia, itu tergantung kepada diri kita sendiri. Jika ingin
mendapatkan keamanan tentunya kita harus berlindung kepada Maha Pemberi
Keamanan dengan menjalankan segala perintah dan menjauhi segala larangan,
beribadah dan menjadi kholifah yang menjaga keamanan di bumi. Dan sebaliknya
jika kita menjauhi perintah dan menentang larangan, maka kita akan menjadi
teman iblis dan setan, dan hidup dipenuhi dengan kerusuhan, keresahan di dunia,
dan akibatnya butanya mata, pekaknya
telinga, dan hati yang tak mendapat cahaya, yang akhirnya menjadi manusia yang
celaka dan menjadi penghuni neraka.
Karena itu jika
ingin aman maka harus beriman kepada Allaah Yang Maha Rahmaan, yang telah
memberikan kehidupan.
BILLAAHI FI SABILIL HAQ
Pautolytremen - titanium trim hair cutter, stainless steel
Pautolytremen - Titanium titanium tv apk trim hair cutter, stainless 2019 ford ecosport titanium steel. Pautolytremen - titanium titanium hip trim hair razor, stainless steel. Stainless steel. Brass - silver. Brass best titanium flat iron - titanium cup Silver