BISMILLAAHI
ALHAMDULILLAAH AR-RAHMAAN AR-RAHIIM
Di
dunia ini siapa orang yang tidak suka dengan orang yang pengasih?,, tentu tidak
ada orang yang benci kepadanya selain orang yang mempunyai penyakit hati
seperti iri dan dengki. Orang yang pengasih begitu disukai oleh banyak orang,
meskipun kadangkala orang yang pengasih itu menggunakan cara yang salah untuk
mendapatkan harta benda yang akan ia bagi-bagikan untuk orang banyak. Kita
ambil contoh saja dari sebuah cerita yang sudah sering kita dengar dan terkenal
yakni cerita dari robin hood. Robin adalah sosok yang sangat dermawan kepada
orang-orang miskin dan orang-orang yang membutuhkan, meskipun cara yang ia
gunakan untuk memberikan bantuan kebutuhan kepada masyarakat salah, karena
dilakukan dengan cara mencuri, meskipun harta yang ia curi adalah harta para
pejabat yang suka korupsi. Karena sifat pengasihnya itu robin banyak disukai
dan dilindungi oleh masyarakat, dan sebagai bentuk balas jasa dan ucapan terima
kasih untuk robin adalah mereka melindungi robin dari kejaran sherif yang
memburu robin karena dianggap sudah melakukan kejahatan dan membuat kerugian
untuk negaranya. Sungguh sosok pengasih adalah sosok yang akan dicintai dan
dituruti perintahnya oleh orang banyak seperti hal nya sosok robin hood. Namun
pada zaman sekarang ini, nampaknya sosok robin hood ini sudah tiada, karena
orang-orang yang melakukan korupsi sudah sangat berkuasa dengan harta benda
yang mereka punya sehingga hukum dan para penjaga keamanan pun bisa dibeli
dengan sesukanya. Sangat naas sekali jika sosok robin hood saja yang pengasih
sudah tidak ada pada zaman krisis seperti sekarang ini, apalagi sosok insan
utama seperti Rasul sholallahu ‘alaihi wasalam, yang beliau rela menjadi orang
yang pertama lapar dan orang yang terakhir kenyang, padahal beliau memiliki
segalanya. Bayangkan betapa banyaknya harta beliau dari bangsa-bangsa yang
besar sudah berhasil ditaklukan oleh beliau dari mulai romawi, Persia, mesir,
sampai Andalusia. Namun karena kerendahan hatinya, dan prinsipnya yang rela menjadi
orang yang lapar pertama kali dan orang yang paling terakhir kali kenyang.
Beliau pun hanya tidur diatas tikar dengan perut yang lapar sampai sahabat umar
pun meneteskan air mata, sebagaimana diceritakan dalam hadits: Aku melihat bekas tikar di lambung/rusuk
beliau, maka aku pun menangis, hingga mengundang tanya beliau, “Apa yang
membuatmu menangis?” Aku menjawab, “Wahai Rasulullah, sungguh Kisra (raja
Persia, –pent.) dan Kaisar (raja Romawi –pent.) berada dalam kemegahannya,
sementara engkau adalah utusan Allah.” Beliau menjawab, “Tidakkah engkau ridha
mereka mendapatkan dunia sedangkan kita mendapatkan akhirat?” (riwayat Bukhari
no. 4913 dan Muslim no. 3676) sementara dalam hadits lain Abdullah bin
Mas’ud juga berkata “Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam biasa tidur di atas tikar, dan ketika beliau
bangun, tampak bekas guratan tikar pada bahunya. Maka kami berkata, ‘Wahai
Rasulullah, kami ingin membuatkan kasur untukmu’. Kata beliau, ‘Apalah artinya
dunia ini bagiku? Aku di dunia ini hanyalah laksana seorang pengembara yang
berteduh di bawah pohon, dia beristirahat dan kemudian meninggalkannya’.”
(riwayat At-Tirmidzi). Sungguh pada saat ini manusia telah lupa tujuan
hidupnya, manusia lupa akan tugasnya, manusia lupa akan meninggalkan dunia yang
hanya sementara. Dan akibatnya bisa kita lihat sekarang, para pemimpin dan
penguasa hanya mementingkan kesejahteraan keluarganya, mereka tidak peduli
masyarakatnya tidur dalam keadaan lapar sementara mereka tidur dalam keadaan
perut yang kenyang, mereka tidak peduli rakyatnya apakah bisa tidur atau tidak,
padahal masih ada orang-orang yang tidur hanya beralaskan lantai dan beratapkan
langit, sementara mereka tidur dengan nyenyak diatas kasur yang empuk dan
nikmat, yang tanpa disadarinya mereka telah berbuat jahat kepada masyarakat
yang akan menyebabkan diturunkannya azab yang berat. Lalu sudah kemanakah kita
termasuk?,, apakah kita seorang pengasih seperti robin hood yang mengasihi
masyarakat meskipun harta benda yang didapat adalah hasil curian?,, apakah kita
telah meneledani sifat zuhud dan kasih sayang yang beliau tunjukan kepada semua
orang tanpa terkecuali?,, apakah kita termasuk kedalam golongan seperti para
pejabat dan penguasa yang berbuat sesukanya, tidak mau mengasihani kepada
sesamanya?,,
Pantas
saja pada saat ini bencana dimana-mana, entah itu tsunami, angin puting
beliung, gempa bumi, bahkan lumpur pun tak ingin ikut ketinggalan meramaikan
bencana alam yang terjadi pada saat sekarang. Ini semua terjadi dikarenakan
manusia sudah tidak saling mengasihani antara sesamanya. Si kaya sudah tak
peduli lagi kepada si miskin, orang yang diberi amanat untuk mengurus anak
yatim malah menggunakan harta mereka untuk kepentingan pribadi dan kelompok
saja. Padahal mengenai hal ini Rasul ‘alaihi sholatu wasalam telah menyampaikan
suatu ajaran kepada umatnya, “Sesungguhnya
Allaah mengasihi hamba-hambaNYA yang memiliki kasih sayang.” (Riwayat Bukhari),
“Kasihilah orang yang ada dimuka bumi, niscaya Zat yang ada di langit akan
mengasihimu.” (Riwayat Ath-Thabrani dan Al-Hakim dengan sanad yang sahih).
Mengasihi orang lain adalah suatu syarat jika kita ingin dikasihi oleh Yang
Maha Pengasih. Bagaimana mungkin kita ingin dikasihi tapi kita sendiri tidak
mengasihi, bukan kesalahan jika do’a Ya Allaah Yang Maha Pengasih, kasih dan
sayangilah kami tidak dikabulkan, Dan
bila itu dilanggar maka jangan salahkan alam bila mulai menunjukan prilakunya
yang kejam, jangan menyalahkan bumi yang menggoncang dan menyebabkan
orang-orang mati, tapi kembalikanlah kepada diri kita sendiri, apakah kita
sudah mengasihi anak-anak yatim dan orang-orang miskin jika kita orang-orang
yang benar?, jika belum waspadalah terhadap diri kita karena mungkin saja kita
termasuk orang yang mendustakan agama sebagaimana disebutkan dalam Qur’an, Allaah
berfirman: Tahukah kamu (orang) yang
mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak
menganjurkan memberi makan orang miskin. (Al-Maa’uun: 1-3). Dan jika termasuk
yang demikian, maka pantas saja di Negara kita tak henti-hentinya terjadi bencana
dimana-mana, karena kebanyakan masyarakat di Negara ini hanyalah orang-orang
munafik, yang mereka mengaku beriman padahal mereka tidak beriman, mereka
berdusta dan hukuman bagi orang pendusta adalah azab yang pedih, tidak hanya di
dunia saja, tapi jika tidak sadar juga azab itu akan dilipat gandakan kelak di
akhirat. Dimana Allaah memperingatkan kita semua tentang orang munafik ini, DIA
berfirman: Di antara manusia ada yang
mengatakan: "Kami beriman
kepada Allah dan Hari kemudian pada hal mereka itu sesungguhnya bukan
orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang
beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.
Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi
mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. (Al-Baqoroh: 8-10), semoga
kita semua diberikan kekuatan untuk menjadi orang yang benar-benar beriman, dan
masuk ke dalam Islam secara keseluruhan agar kita tidak termasuk orang-orang
munafik yang dikatakan ayat tadi yang akan menyebabkan kita menjadi orang yang
mendapat kerugian.
Betapa
hebatnya sifat pengasih yang dimliki seseorang sehingga orang itu dicintai dan
dita’ati dan menjadi idola dalam kehidupan masyarakat, meskipun pada saat ini
sulit menemukan orang yang seperti demikian. Namun ternyata sifat pengasih ini
menjadi suatu keanehan, ketika nama Tuhan disebutkan yang memiliki sifat
Ar-Rohman yang artinya Maha Pengasih, padahal sudah kita ketahui yang namanya
maha itu berarti sangat, dan itu berarti Allaah, Tuhan kita adalah sangat
pengasih kepada makhluk-makhlukNYA, tak hanya kepada kita selaku manusia, hal
ini diterangkan oleh Allaah dalam kitab suci, DIA berfirman: Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allaah-lah yang memberi
rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat
penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh). (Hud:
6). Tapi karena manusia menutup mata dan menutup telinga terhadap sifat
Maha Pengasihnya Allaah, akhirnya manusia tidak mau memujiNYA, tidak mau
menta’ati segala perintahNYA, dan tidak mau menjauhi segala laranganNYA. Mereka
anggap semua yang mereka punya adalah hasil dari usahanya, bukan dari karunia
yang telah Allaah berikan kepada dirinya, itu dikarenakan mereka tidak mengenal
kepada Allaah karena mereka sendiri juga tak mengenal siapa dirinya, darimana
ia berasal, untuk apa ia hidup, dan kemana ia akan pergi, mereka tidak dapat
melihat kekuasaan Allaah karena mata hatinya sudah ditutup karena selalu
mengingkari dan tidak mau menta’ati aturan yang telah ditetapkan dalam Qur’an
dan Sunnah yang telah diajarkan. Mereka mengatakan bahwa yahudi adalah umat
yang dimurkai karena mereka mengetahui dan mempunyai ilmu untuk mengabdi kepada
Tuhan, tapi mereka tidak mau melaksanakan, lalu apa bedanya dengan manusia yang
mengaku dirinya Islam tetapi jika datang panggilan untuk mendirikan sholat yang
merupakan jalan kebahagiaan malah diabaikan, apa bedanya jika ada perintah
untuk mengeluarkan zakat tapi dirinya tak mau mengeluarkan malah membelanjakan
ke jalan yang tidak bermanfaat, apa bedanya jika datang perintah untuk
berpuasa, tapi pada siang hari makan sembunyi-sembunyi dengan enaknya, apa
bedanya jika datang perintah haji ia malah pergi ke tempat yang tidak
mendekatkan diri kepada Ilahi, malah pergi ke tempat-tempat wisata yang bisa
mengotori hati, apa bedanya jika datang perintah jihad, ia malah diam karena
takut ajalnya dekat, padahal kematian sudah ditentukan jauh sebelum manusia
dilahirkan, jika semua itu kita lakukan lalu apa bedanya kita dengan mereka?,
jika nasrani juga dibilang sesat oleh mereka karena melakukan suatu perbuatan
yang tidak diperintahkan, lalu apa bedanya dengan mereka jika kita terus
menerus berselisih karena masalah pemahaman padahal masih satu keyakinan kepada
Tuhan, apa bedanya dengan mereka jika kita tetap berpecah belah, padahal Allaah
dan RasulNYA memerintahkan kita untuk bersatu. Kenapa kita tidak malu terhadap
semut yang saling menyapa ketika berjumpa, kenapa tidak malu dengan lebah yang
selalu gotong royong dan selalu bersama-sama melakukan pekerjaan. Padahal
manusia adalah makhluk yang paling sempurna daripada yang lainnya, tapi mungkin
karena merasa sempurna ini akhirnya manusia lupa kepada Tuhannya dan membuat
lupa juga akan dirinya. Hal ini telah diperingatkan kepada kita semua supaya
tidak lupa kepada Sang Pencipta yang mempunyai sifat Maha Pengasih, Allaah
berfirman: Dan janganlah kamu seperti
orang-orang yang lupa kepada Allaah, lalu Allaah menjadikan mereka lupa kepada
mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik. (Al-Hasyr: 19).
Diceritakan ada seekor
semut yang suka membawa daun untuk memberi makan untuk ulat yang tinggal di
dalam batu yang ada di dasar laut, semut itu dibantu oleh seekor katak yang
bisa menyelam sampai ke dasar laut sesuai dengan kehendakNYA, dan ketika sudah
sampai di depan batu itu, tiba-tiba terbelahlah batu itu, dan si ulat berkata,
aku yang seperti ini tidak mungkin lupa kepada Allaah Yang Maha Pengasih, dan
bagaimana mungkin manusia lupa terhadap karunia dari Tuhannya, apakah tidak
malu dengan sindiran dari seekor ulat yang kita anggap hina padaha mungkin di
hadapanNYA ulat itu lebih berarti daripada kita, jika kita tidak malu dengan
ulat yang bersyukur kepadaNYA, maka berhati-hatilah karena mungkin sifat
sombong bersemayam dalam dada kita. Karena sifat sombong lah yang mengeluarkan
iblis dari surga dan menyebabkan ia menjadi makhluk yang terkutuk, Rasul
‘alaihi sholatu wasalam memperingatkan kita tentang sombong ini, dari ‘Abdullah ibnu Mas’ud RadhiyAllaahu
Ta’ala ‘anhu berkata: bersabda Rasulullooh Shalallahu ‘alaihi wassalam: “Tidak
akan masuk surga orang-orang yang di dalam hatinya ada kesombongan, walaupun
sekecil biji dzarah”. Kemudian berkata seorang laki-laki: ”Sesungguhnya ada
seseorang yang menyukai supaya bajunya bagus dan sandalnya bagus.” (maksud
lelaki ini mempertanyakan apakah yang demikian termasuk sombong). Maka bersabda
Nabi SholAllaahu ‘alaihi wassalam: “Sesungguhnya Allaah Ta’ala Maha Indah dan
mencintai keindahan. Yang sombong itu adalah menentang kebenaran serta
merendahkan manusia.” (Dikeluarkan oleh Al-Imam Muslim Rahimahullahu Ta’ala).
Kenapa
kita masih tidak beriman, mengabdi kepada Allaah, padahal DIA telah memberikan
semuanya untuk kehidupan manusia agar manusia bersyukur kepadaNYA dengan jalan
beribadah, kenapa kita mengharap dikasihani oleh Allaah, ingin dikabulkan
segala permohonan, ingin mempunyai harta kekayaan, tapi kita sendiri tidak
mengasihani ruhani kita dengan ibadah untuk mendekatkan diri kepadaNYA, dan
dengan ibadah kita sudah memberikan kebutuhan untuk ruhani atau jiwa kita,
dengan ibadah kita sudah mempersiapkan bekal untuk kehidupan ruhani nanti di
hari pertanggung jawaban dan diri akan diadili. Tapi hanya sedikit sekali yang
mengasihi ruhaninya, kebanyakan manusia hanya peduli dengan kebutuhan jasmani
dan syahwat saja, seperti makan, mempunyai kendaraan, mempunyai istri atau
suami yang rupawan, padahal semua hal tersebut yang diusahakannya akan hilang
seiring bergantinya hari, dan akan berlalu seiring berjalannya waktu. Coba renungkan
siapa yang mengatur udara dengan kandungannya yang tetap stabil, karena jika
saja persentasenya berubah, maka bisa dipastikan tak akan lagi kehidupan
manusia di bumi ini, betapa hebat Allaah mengatur kandungan udara dengan
manusia sebagai pengguna oksigen dan penghasil karbon dioksida, dan tumbuhan
sebagai pengguna karbon dioksida dan penghasil oksigen. Selain pengatur udara Allaah
juga yang mempergilirkan malam dan siang, karena jika tidak bergilir kehidupan
manusia pun tak akan pernah ada, jika satu tempat terus menerus terkena sinar
matahari maka suhu akan terus naik yang akan menyebabkan air mendidih, dan
manusia pun akan mati karena kepanasan, dan jika satu tempat terus malam, sudah
pasti tak akan ada sinar matahari di tempat itu dan akibatnya tempat tersebut
akan dingin dan membeku yang akan membuat manusia menjadi mati karena
kedinginan. Engkau masukkan malam ke
dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang
hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan
Engkau beri rezki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)".
(Ali-Imran: 27)
Coba
renungkan perputaran siklus air yang naik ke atas dan berkumpul di awan dan
akhirnya menurunkan hujan, ketika hujan telah turun, tanah pun menyerap air tersebut
dan mengalirkan ke sungai dan sungai mengalirkan ke laut, kejadian tersebut
akan terus menerus seperti itu hingga kiamat nanti.
Betapa
Maha Pengasih Allaah kepada kita semua selaku makhlukNYA, tapi kenapa begitu
susahnya mencintai DIA, tidak menta’ati perintahNYA ataupun menjauhi
laranganNYA, berbeda jika yang mengasihani sesama manusia, sudah pasti manusia
akan mencintai orang yang mengasihaninya, mungkin karena terlalu mencintai
dunia, berlomba mencari harta kekayaan dan berlomba ingin mendapatkan pujian
sehingga hal-hal itu menjadi hijab antara dirinya dengan Allaah, karena DIA
mencintai orang-orang yang bersih yang mengadakan perbaikan, sedangkan
orang-orang pemburu harta dan pujian jelas bukan orang yang bersih karena dalam
pikiran mereka yang ada hanyalah bagaimana caranya menjadi kaya, entah
bagaimana caranya, mau halal atau haram yang pasti tujuannya tercapai, dan
setelah mereka mendapatkan apa yang dicapai, mereka berbuat kerusakan
disana-sini, sehingga pepohonan sebagai paru-paru dunia penghasil oksigen pun
dibantai dengan dalih untuk menata kota, sementara kendaraan bermotor malah
semakin berlalu-lalang disana-sini, dan akibat dari semua itu kita semua yang
kena, kita semua yang merasakan, di kotaku cuaca sudah tidak lagi seperti dulu,
jika waktu pagi tiba udaranya begitu dingin, tapi ketika memasuki siang, kulit
terasa terpanggang oleh panasnya matahari, sungguh cuaca yang tidak bersahabat
karena manusia sendiri yang tak mau bersahabat dan mengasihani pepohonan untuk
tetap hidup supaya ekosistem terjaga.
Sungguh manusia hanya diperintahkan
untuk beribadah bukan supaya Allaah menjadi kaya, karena tanpa ibadah kita pun
Allaah tetap Maha Kaya, dan jika kita tidak mau beribadah sekalipun Allaah
tetap Maha Terpuji karena makhluk-makhlukNYA yang suci yakni malaikat tetap
bertasbih dan memujiNYA, begitu pula hewan, tumbuhan dan alam semua memuji
kepadaNYA, sebagaimana disebutkan dalam Qur’an, Langit yang tujuh, bumi dan
semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan
bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka.
Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun. (Al-Israa’: 44)
Kenapa kita sampai kalah dengan mereka
padahal kita adalah makhluk yang paling sempurna, mungkin karena
bermegah-megahan lah manusia lupa akan siapa dirinya, hakikat penciptaan
dirinya dan tugas dirinya. Sebagaimana disebutkan dalam Qur’an At-Takatsur:
Bermegah-megahan telah melalaikan kamu sampai kamu masuk ke dalam kubur.
Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), dan
janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. Janganlah begitu, jika kamu
mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, niscaya kamu benar-benar akan melihat
neraka Jahiim, dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan 'ainul
yaqin kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang
kamu megah-megahkan di dunia itu). (At-Takaatsur: 1-8). Dalam ayat disebutkan
janganlah berbuat megah-megahan jika mengetahui dengan pengetahuan yang yakin,
suatu hal yang harus kita renungkan jika kita sudah merasa paling pintar dan
paling benar tapi masih tetap suka bermegah-megahan, itu sama sekali tiada
artinya, karena Rasul ‘alaihi shalatu wasalam adalah orang besar yang memimpin
berbagai bangsa tapi beliau tetap zuhud di dunia tidak seperti orang-orang
sekarang yang mengaku berilmu tapi jika diundang untuk membagikn ilmu tidak mau
jika amplopnya hanya beberapa ratus ribu, naudzubillah semoga kita semua
dihindarkan dari yang demikian, jika dalam hal ilmu saja terjadi jual beli
apalagi selain ilmu, padahal dengan ilmu kita bisa mengasihi sesama manusia
meskipun kita tak punya harta, tapi karena ilmu orang lain bisa tersenyum
karena kita. Wahai para pemilik ilmu sadarlah, kasihanilah orang-orang yang membutuhkan
ilmu, bagikanlah kepada mereka karena mereka juga sama ingin mendapat ridha
dari Yang Maha Kuasa, jangan hanya membagikan ilmu kepada orang-orang yang
mempunyai harta kekayaan saja, sementara orang miskin dan anak yatim tidak
dilirik.
Saudaraku semuanya, “Kasihilah orang yang ada dimuka bumi, niscaya Zat yang ada di langit
akan mengasihimu.” (Riwayat Ath-Thabrani dan Al-Hakim dengan sanad yang sahih).
Allaah memerintahkan manusia untuk saling mengasihi karena DIA sendiri
mempunyai sifat AR-RAHMAAN yang artinya Maha Pengasih, yang telah memberikan
kehidupan tapi tak pernah meminta balasan.
BILLAAHI
FI SABILIL HAQ