Kamis, 19 Juli 2012

Ar-Rahmaan

0 komentar
BISMILLAAHI ALHAMDULILLAAH AR-RAHMAAN AR-RAHIIM

Di dunia ini siapa orang yang tidak suka dengan orang yang pengasih?,, tentu tidak ada orang yang benci kepadanya selain orang yang mempunyai penyakit hati seperti iri dan dengki. Orang yang pengasih begitu disukai oleh banyak orang, meskipun kadangkala orang yang pengasih itu menggunakan cara yang salah untuk mendapatkan harta benda yang akan ia bagi-bagikan untuk orang banyak. Kita ambil contoh saja dari sebuah cerita yang sudah sering kita dengar dan terkenal yakni cerita dari robin hood. Robin adalah sosok yang sangat dermawan kepada orang-orang miskin dan orang-orang yang membutuhkan, meskipun cara yang ia gunakan untuk memberikan bantuan kebutuhan kepada masyarakat salah, karena dilakukan dengan cara mencuri, meskipun harta yang ia curi adalah harta para pejabat yang suka korupsi. Karena sifat pengasihnya itu robin banyak disukai dan dilindungi oleh masyarakat, dan sebagai bentuk balas jasa dan ucapan terima kasih untuk robin adalah mereka melindungi robin dari kejaran sherif yang memburu robin karena dianggap sudah melakukan kejahatan dan membuat kerugian untuk negaranya. Sungguh sosok pengasih adalah sosok yang akan dicintai dan dituruti perintahnya oleh orang banyak seperti hal nya sosok robin hood. Namun pada zaman sekarang ini, nampaknya sosok robin hood ini sudah tiada, karena orang-orang yang melakukan korupsi sudah sangat berkuasa dengan harta benda yang mereka punya sehingga hukum dan para penjaga keamanan pun bisa dibeli dengan sesukanya. Sangat naas sekali jika sosok robin hood saja yang pengasih sudah tidak ada pada zaman krisis seperti sekarang ini, apalagi sosok insan utama seperti Rasul sholallahu ‘alaihi wasalam, yang beliau rela menjadi orang yang pertama lapar dan orang yang terakhir kenyang, padahal beliau memiliki segalanya. Bayangkan betapa banyaknya harta beliau dari bangsa-bangsa yang besar sudah berhasil ditaklukan oleh beliau dari mulai romawi, Persia, mesir, sampai Andalusia. Namun karena kerendahan hatinya, dan prinsipnya yang rela menjadi orang yang lapar pertama kali dan orang yang paling terakhir kali kenyang. Beliau pun hanya tidur diatas tikar dengan perut yang lapar sampai sahabat umar pun meneteskan air mata, sebagaimana diceritakan dalam hadits: Aku melihat bekas tikar di lambung/rusuk beliau, maka aku pun menangis, hingga mengundang tanya beliau, “Apa yang membuatmu menangis?” Aku menjawab, “Wahai Rasulullah, sungguh Kisra (raja Persia, –pent.) dan Kaisar (raja Romawi –pent.) berada dalam kemegahannya, sementara engkau adalah utusan Allah.” Beliau menjawab, “Tidakkah engkau ridha mereka mendapatkan dunia sedangkan kita mendapatkan akhirat?” (riwayat Bukhari no. 4913 dan Muslim no. 3676) sementara dalam hadits lain Abdullah bin Mas’ud juga berkata “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam biasa tidur di atas tikar, dan ketika beliau bangun, tampak bekas guratan tikar pada bahunya. Maka kami berkata, ‘Wahai Rasulullah, kami ingin membuatkan kasur untukmu’. Kata beliau, ‘Apalah artinya dunia ini bagiku? Aku di dunia ini hanyalah laksana seorang pengembara yang berteduh di bawah pohon, dia beristirahat dan kemudian meninggalkannya’.” (riwayat At-Tirmidzi). Sungguh pada saat ini manusia telah lupa tujuan hidupnya, manusia lupa akan tugasnya, manusia lupa akan meninggalkan dunia yang hanya sementara. Dan akibatnya bisa kita lihat sekarang, para pemimpin dan penguasa hanya mementingkan kesejahteraan keluarganya, mereka tidak peduli masyarakatnya tidur dalam keadaan lapar sementara mereka tidur dalam keadaan perut yang kenyang, mereka tidak peduli rakyatnya apakah bisa tidur atau tidak, padahal masih ada orang-orang yang tidur hanya beralaskan lantai dan beratapkan langit, sementara mereka tidur dengan nyenyak diatas kasur yang empuk dan nikmat, yang tanpa disadarinya mereka telah berbuat jahat kepada masyarakat yang akan menyebabkan diturunkannya azab yang berat. Lalu sudah kemanakah kita termasuk?,, apakah kita seorang pengasih seperti robin hood yang mengasihi masyarakat meskipun harta benda yang didapat adalah hasil curian?,, apakah kita telah meneledani sifat zuhud dan kasih sayang yang beliau tunjukan kepada semua orang tanpa terkecuali?,, apakah kita termasuk kedalam golongan seperti para pejabat dan penguasa yang berbuat sesukanya, tidak mau mengasihani kepada sesamanya?,,
Pantas saja pada saat ini bencana dimana-mana, entah itu tsunami, angin puting beliung, gempa bumi, bahkan lumpur pun tak ingin ikut ketinggalan meramaikan bencana alam yang terjadi pada saat sekarang. Ini semua terjadi dikarenakan manusia sudah tidak saling mengasihani antara sesamanya. Si kaya sudah tak peduli lagi kepada si miskin, orang yang diberi amanat untuk mengurus anak yatim malah menggunakan harta mereka untuk kepentingan pribadi dan kelompok saja. Padahal mengenai hal ini Rasul ‘alaihi sholatu wasalam telah menyampaikan suatu ajaran kepada umatnya, “Sesungguhnya Allaah mengasihi hamba-hambaNYA yang memiliki kasih sayang.” (Riwayat Bukhari), “Kasihilah orang yang ada dimuka bumi, niscaya Zat yang ada di langit akan mengasihimu.” (Riwayat Ath-Thabrani dan Al-Hakim dengan sanad yang sahih). Mengasihi orang lain adalah suatu syarat jika kita ingin dikasihi oleh Yang Maha Pengasih. Bagaimana mungkin kita ingin dikasihi tapi kita sendiri tidak mengasihi, bukan kesalahan jika do’a Ya Allaah Yang Maha Pengasih, kasih dan sayangilah kami tidak dikabulkan,  Dan bila itu dilanggar maka jangan salahkan alam bila mulai menunjukan prilakunya yang kejam, jangan menyalahkan bumi yang menggoncang dan menyebabkan orang-orang mati, tapi kembalikanlah kepada diri kita sendiri, apakah kita sudah mengasihi anak-anak yatim dan orang-orang miskin jika kita orang-orang yang benar?, jika belum waspadalah terhadap diri kita karena mungkin saja kita termasuk orang yang mendustakan agama sebagaimana disebutkan dalam Qur’an, Allaah berfirman: Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. (Al-Maa’uun: 1-3). Dan jika termasuk yang demikian, maka pantas saja di Negara kita tak henti-hentinya terjadi bencana dimana-mana, karena kebanyakan masyarakat di Negara ini hanyalah orang-orang munafik, yang mereka mengaku beriman padahal mereka tidak beriman, mereka berdusta dan hukuman bagi orang pendusta adalah azab yang pedih, tidak hanya di dunia saja, tapi jika tidak sadar juga azab itu akan dilipat gandakan kelak di akhirat. Dimana Allaah memperingatkan kita semua tentang orang munafik ini, DIA berfirman: Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. (Al-Baqoroh: 8-10), semoga kita semua diberikan kekuatan untuk menjadi orang yang benar-benar beriman, dan masuk ke dalam Islam secara keseluruhan agar kita tidak termasuk orang-orang munafik yang dikatakan ayat tadi yang akan menyebabkan kita menjadi orang yang mendapat kerugian.
Betapa hebatnya sifat pengasih yang dimliki seseorang sehingga orang itu dicintai dan dita’ati dan menjadi idola dalam kehidupan masyarakat, meskipun pada saat ini sulit menemukan orang yang seperti demikian. Namun ternyata sifat pengasih ini menjadi suatu keanehan, ketika nama Tuhan disebutkan yang memiliki sifat Ar-Rohman yang artinya Maha Pengasih, padahal sudah kita ketahui yang namanya maha itu berarti sangat, dan itu berarti Allaah, Tuhan kita adalah sangat pengasih kepada makhluk-makhlukNYA, tak hanya kepada kita selaku manusia, hal ini diterangkan oleh Allaah dalam kitab suci, DIA berfirman: Dan tidak ada suatu binatang melata  pun di bumi melainkan Allaah-lah yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh). (Hud: 6). Tapi karena manusia menutup mata dan menutup telinga terhadap sifat Maha Pengasihnya Allaah, akhirnya manusia tidak mau memujiNYA, tidak mau menta’ati segala perintahNYA, dan tidak mau menjauhi segala laranganNYA. Mereka anggap semua yang mereka punya adalah hasil dari usahanya, bukan dari karunia yang telah Allaah berikan kepada dirinya, itu dikarenakan mereka tidak mengenal kepada Allaah karena mereka sendiri juga tak mengenal siapa dirinya, darimana ia berasal, untuk apa ia hidup, dan kemana ia akan pergi, mereka tidak dapat melihat kekuasaan Allaah karena mata hatinya sudah ditutup karena selalu mengingkari dan tidak mau menta’ati aturan yang telah ditetapkan dalam Qur’an dan Sunnah yang telah diajarkan. Mereka mengatakan bahwa yahudi adalah umat yang dimurkai karena mereka mengetahui dan mempunyai ilmu untuk mengabdi kepada Tuhan, tapi mereka tidak mau melaksanakan, lalu apa bedanya dengan manusia yang mengaku dirinya Islam tetapi jika datang panggilan untuk mendirikan sholat yang merupakan jalan kebahagiaan malah diabaikan, apa bedanya jika ada perintah untuk mengeluarkan zakat tapi dirinya tak mau mengeluarkan malah membelanjakan ke jalan yang tidak bermanfaat, apa bedanya jika datang perintah untuk berpuasa, tapi pada siang hari makan sembunyi-sembunyi dengan enaknya, apa bedanya jika datang perintah haji ia malah pergi ke tempat yang tidak mendekatkan diri kepada Ilahi, malah pergi ke tempat-tempat wisata yang bisa mengotori hati, apa bedanya jika datang perintah jihad, ia malah diam karena takut ajalnya dekat, padahal kematian sudah ditentukan jauh sebelum manusia dilahirkan, jika semua itu kita lakukan lalu apa bedanya kita dengan mereka?, jika nasrani juga dibilang sesat oleh mereka karena melakukan suatu perbuatan yang tidak diperintahkan, lalu apa bedanya dengan mereka jika kita terus menerus berselisih karena masalah pemahaman padahal masih satu keyakinan kepada Tuhan, apa bedanya dengan mereka jika kita tetap berpecah belah, padahal Allaah dan RasulNYA memerintahkan kita untuk bersatu. Kenapa kita tidak malu terhadap semut yang saling menyapa ketika berjumpa, kenapa tidak malu dengan lebah yang selalu gotong royong dan selalu bersama-sama melakukan pekerjaan. Padahal manusia adalah makhluk yang paling sempurna daripada yang lainnya, tapi mungkin karena merasa sempurna ini akhirnya manusia lupa kepada Tuhannya dan membuat lupa juga akan dirinya. Hal ini telah diperingatkan kepada kita semua supaya tidak lupa kepada Sang Pencipta yang mempunyai sifat Maha Pengasih, Allaah berfirman: Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allaah, lalu Allaah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik. (Al-Hasyr: 19).
 Diceritakan ada seekor semut yang suka membawa daun untuk memberi makan untuk ulat yang tinggal di dalam batu yang ada di dasar laut, semut itu dibantu oleh seekor katak yang bisa menyelam sampai ke dasar laut sesuai dengan kehendakNYA, dan ketika sudah sampai di depan batu itu, tiba-tiba terbelahlah batu itu, dan si ulat berkata, aku yang seperti ini tidak mungkin lupa kepada Allaah Yang Maha Pengasih, dan bagaimana mungkin manusia lupa terhadap karunia dari Tuhannya, apakah tidak malu dengan sindiran dari seekor ulat yang kita anggap hina padaha mungkin di hadapanNYA ulat itu lebih berarti daripada kita, jika kita tidak malu dengan ulat yang bersyukur kepadaNYA, maka berhati-hatilah karena mungkin sifat sombong bersemayam dalam dada kita. Karena sifat sombong lah yang mengeluarkan iblis dari surga dan menyebabkan ia menjadi makhluk yang terkutuk, Rasul ‘alaihi sholatu wasalam memperingatkan kita tentang sombong ini, dari ‘Abdullah ibnu Mas’ud RadhiyAllaahu Ta’ala ‘anhu berkata: bersabda Rasulullooh Shalallahu ‘alaihi wassalam: “Tidak akan masuk surga orang-orang yang di dalam hatinya ada kesombongan, walaupun sekecil biji dzarah”. Kemudian berkata seorang laki-laki: ”Sesungguhnya ada seseorang yang menyukai supaya bajunya bagus dan sandalnya bagus.” (maksud lelaki ini mempertanyakan apakah yang demikian termasuk sombong). Maka bersabda Nabi SholAllaahu ‘alaihi wassalam: “Sesungguhnya Allaah Ta’ala Maha Indah dan mencintai keindahan. Yang sombong itu adalah menentang kebenaran serta merendahkan manusia.” (Dikeluarkan oleh Al-Imam Muslim Rahimahullahu Ta’ala).
Kenapa kita masih tidak beriman, mengabdi kepada Allaah, padahal DIA telah memberikan semuanya untuk kehidupan manusia agar manusia bersyukur kepadaNYA dengan jalan beribadah, kenapa kita mengharap dikasihani oleh Allaah, ingin dikabulkan segala permohonan, ingin mempunyai harta kekayaan, tapi kita sendiri tidak mengasihani ruhani kita dengan ibadah untuk mendekatkan diri kepadaNYA, dan dengan ibadah kita sudah memberikan kebutuhan untuk ruhani atau jiwa kita, dengan ibadah kita sudah mempersiapkan bekal untuk kehidupan ruhani nanti di hari pertanggung jawaban dan diri akan diadili. Tapi hanya sedikit sekali yang mengasihi ruhaninya, kebanyakan manusia hanya peduli dengan kebutuhan jasmani dan syahwat saja, seperti makan, mempunyai kendaraan, mempunyai istri atau suami yang rupawan, padahal semua hal tersebut yang diusahakannya akan hilang seiring bergantinya hari, dan akan berlalu seiring berjalannya waktu. Coba renungkan siapa yang mengatur udara dengan kandungannya yang tetap stabil, karena jika saja persentasenya berubah, maka bisa dipastikan tak akan lagi kehidupan manusia di bumi ini, betapa hebat Allaah mengatur kandungan udara dengan manusia sebagai pengguna oksigen dan penghasil karbon dioksida, dan tumbuhan sebagai pengguna karbon dioksida dan penghasil oksigen. Selain pengatur udara Allaah juga yang mempergilirkan malam dan siang, karena jika tidak bergilir kehidupan manusia pun tak akan pernah ada, jika satu tempat terus menerus terkena sinar matahari maka suhu akan terus naik yang akan menyebabkan air mendidih, dan manusia pun akan mati karena kepanasan, dan jika satu tempat terus malam, sudah pasti tak akan ada sinar matahari di tempat itu dan akibatnya tempat tersebut akan dingin dan membeku yang akan membuat manusia menjadi mati karena kedinginan. Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rezki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)". (Ali-Imran: 27)
Coba renungkan perputaran siklus air yang naik ke atas dan berkumpul di awan dan akhirnya menurunkan hujan, ketika hujan telah turun, tanah pun menyerap air tersebut dan mengalirkan ke sungai dan sungai mengalirkan ke laut, kejadian tersebut akan terus menerus seperti itu hingga kiamat nanti.
Betapa Maha Pengasih Allaah kepada kita semua selaku makhlukNYA, tapi kenapa begitu susahnya mencintai DIA, tidak menta’ati perintahNYA ataupun menjauhi laranganNYA, berbeda jika yang mengasihani sesama manusia, sudah pasti manusia akan mencintai orang yang mengasihaninya, mungkin karena terlalu mencintai dunia, berlomba mencari harta kekayaan dan berlomba ingin mendapatkan pujian sehingga hal-hal itu menjadi hijab antara dirinya dengan Allaah, karena DIA mencintai orang-orang yang bersih yang mengadakan perbaikan, sedangkan orang-orang pemburu harta dan pujian jelas bukan orang yang bersih karena dalam pikiran mereka yang ada hanyalah bagaimana caranya menjadi kaya, entah bagaimana caranya, mau halal atau haram yang pasti tujuannya tercapai, dan setelah mereka mendapatkan apa yang dicapai, mereka berbuat kerusakan disana-sini, sehingga pepohonan sebagai paru-paru dunia penghasil oksigen pun dibantai dengan dalih untuk menata kota, sementara kendaraan bermotor malah semakin berlalu-lalang disana-sini, dan akibat dari semua itu kita semua yang kena, kita semua yang merasakan, di kotaku cuaca sudah tidak lagi seperti dulu, jika waktu pagi tiba udaranya begitu dingin, tapi ketika memasuki siang, kulit terasa terpanggang oleh panasnya matahari, sungguh cuaca yang tidak bersahabat karena manusia sendiri yang tak mau bersahabat dan mengasihani pepohonan untuk tetap hidup supaya ekosistem terjaga.  
Sungguh manusia hanya diperintahkan untuk beribadah bukan supaya Allaah menjadi kaya, karena tanpa ibadah kita pun Allaah tetap Maha Kaya, dan jika kita tidak mau beribadah sekalipun Allaah tetap Maha Terpuji karena makhluk-makhlukNYA yang suci yakni malaikat tetap bertasbih dan memujiNYA, begitu pula hewan, tumbuhan dan alam semua memuji kepadaNYA, sebagaimana disebutkan dalam Qur’an, Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun. (Al-Israa’: 44)

Kenapa kita sampai kalah dengan mereka padahal kita adalah makhluk yang paling sempurna, mungkin karena bermegah-megahan lah manusia lupa akan siapa dirinya, hakikat penciptaan dirinya dan tugas dirinya. Sebagaimana disebutkan dalam Qur’an At-Takatsur: Bermegah-megahan telah melalaikan kamu sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim, dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan 'ainul yaqin kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu). (At-Takaatsur: 1-8). Dalam ayat disebutkan janganlah berbuat megah-megahan jika mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, suatu hal yang harus kita renungkan jika kita sudah merasa paling pintar dan paling benar tapi masih tetap suka bermegah-megahan, itu sama sekali tiada artinya, karena Rasul ‘alaihi shalatu wasalam adalah orang besar yang memimpin berbagai bangsa tapi beliau tetap zuhud di dunia tidak seperti orang-orang sekarang yang mengaku berilmu tapi jika diundang untuk membagikn ilmu tidak mau jika amplopnya hanya beberapa ratus ribu, naudzubillah semoga kita semua dihindarkan dari yang demikian, jika dalam hal ilmu saja terjadi jual beli apalagi selain ilmu, padahal dengan ilmu kita bisa mengasihi sesama manusia meskipun kita tak punya harta, tapi karena ilmu orang lain bisa tersenyum karena kita. Wahai para pemilik ilmu sadarlah, kasihanilah orang-orang yang membutuhkan ilmu, bagikanlah kepada mereka karena mereka juga sama ingin mendapat ridha dari Yang Maha Kuasa, jangan hanya membagikan ilmu kepada orang-orang yang mempunyai harta kekayaan saja, sementara orang miskin dan anak yatim tidak dilirik.

Saudaraku semuanya, “Kasihilah orang yang ada dimuka bumi, niscaya Zat yang ada di langit akan mengasihimu.” (Riwayat Ath-Thabrani dan Al-Hakim dengan sanad yang sahih). Allaah memerintahkan manusia untuk saling mengasihi karena DIA sendiri mempunyai sifat AR-RAHMAAN yang artinya Maha Pengasih, yang telah memberikan kehidupan tapi tak pernah meminta balasan.

BILLAAHI FI SABILIL HAQ

Leave a Reply