Sabtu, 14 Juli 2012

Tauhid Rububiyah

0 komentar
BISMILLAAHI ALHAMDULILLAAH AR-RAHMAAN AR-RAHIIM

♥♥.•*´¨`*•. (`'•.¸ (`'•.¸*¤* ¸.•'´) ¸.•'´) .•*´¨`*•.♥♥
♥♥ ~* ::Tauhid Rububiyah:: *~ ♥♥
♥♥`*•.¸¸.•* (¸.•'´ (¸.•'´*¤* `'•.¸) `'•.¸) `*•.¸¸.•*♥♥


Kepercayaan, kata yang satu ini merupakan kata yang sangat penting dalam suatu kehidupan, karena jika tidak ada kata kepercayaan ini sudah pasti tak akan ada kehidupan di bumi ini, kenapa demikian?,, coba renungkan jika saja tidak ada kepercayaan Tuhan kepada manusia sudah pasti manusia tidak akan diciptakan, apalagi sebelum manusia diciptakan para malaikat yang merupakan hamba-hamba Allaah yang suci mengatakan bahwa manusia hanyalah pembuat kerusakan, dan suka menumpahkan darah, tapi karena Allaah percaya kepada manusia bahwa DIA menciptakan manusia untuk menjadi khalifah di bumi dan sebagai hambaNYA yang harus menjalankan segala aturanNYA baik itu perintah ataupun larangan supaya tidak terjadi kerusakan yang akan membawa kebinasaan bagi manusia sendiri. Hal ini tentu sudah tidak asing bagi orang-orang yang beriman karena beritanya sudah tercantum dalam Qur’an surat Al-Baqarah yang artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!" Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana Allaah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allaah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?" (Al-Baqarah ayat 30-32). Ayat ini merupakan suatu bukti bahwa pentingnya suatu kepercayaan dalam kehidupan, jika belum percaya bahwa Allaah itu adalah Tuhan semesta alam yang menciptakan seluruh langit dan bumi lengkap beserta isinya. Coba renungkan adanya seorang anak manusia yang lahir ke dunia, bagaimana proses terciptanya, tentunya harus ada proses perkawinan antara laki-laki dan wanita, dan sungguh proses itu tidak akan terjadi jika tidak ada rasa percaya antara laki-laki dan wanita, tidak akan terjadi sebuah hubungan badan jika pasangan tidak mempunyai kepercayaan terhadap pasangan, jangankan pasangan yang sudah membangun rumah tangga, manusia sekarang yang baru pacaran saja sudah berani berbuat demikian karena kepercayaan terhadap pasangan meskipun kepercayaan tersebut salah ditempatkan, naudzubillaah semoga kita dihindarkan dari hal-hal buruk yang berasal dari bisikan syaithan, aamiin,,, bila masih ragu tentang pentingnya sebuah kepercayaan, coba tanyakan kepada diri sendiri, apa yang menyebabkan seorang anak memanggil orang yang melahirkannya dengan panggilan ibu, dan apa yang menyebabkan seorang anak memanggil orang yang memberikan kebutuhannya dengan sebutan ayah?, tidak lain dan tidak bukan karena si anak itu percaya kepada ibunya bahwa ia dilahirkan olehnya dan ia juga percaya bahwa ayahnya lah yang memberikan nafkah untuk memenuhi segala kebutuhannya, jika masih ragu tentang pentingnya arti sebuah kepercayaan mungkin akal dan pikiran harus segera dibuka dengan banyak membaca, karena mungkin saja mata hati sudah buta sehingga tak dapat melihat kebenaran yang nyata, karena mungkin sudah terlalu banyak dosa yang membuat hati ternoda sehingga menjadi kelam, dan akhirnya menyebabkan hati tak dapat diterangi oleh cahaya sehingga tetap gelap gulita,,,

sekarang bisa kita simpulkan bahwa kepercayaan adalah suatu modal yang sangat penting dalam kehidupan, karena tanpa kepercayaan seseorang tak dapat menjalani kehidupan, tanpa kepercayaan seseorang akan hidup tanpa tujuan, dan tanpa kepercayaan seseorang akan mengalami kerugian,, saat ini di berbagai bangsa begitu banyak kepercayaan dengan berbagai macam ajaran yang dijadikan pedoman hidup mereka masing-masing, namun tetap saja kepercayaan dan ajaran agama yang diridhai oleh Tuhan semesta alam adalah Islam, yang lain tidak diridhoi karena mereka lebih condong kepada kepercayaan yang dibuat oleh nenek moyangnya, sebagai mana disebutkan dalam Al-Qur’an; Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya. (Ali-Imran ayat 19), meskipun begitu kebanyakan dari ahli kita tetap menentang  padahal jika ditanya tentang pengetahuan tentang siapa pencipta langit dan bumi, tentang siapa yang memberi rezeki mereka akan menjawab Allaah,, sebagaimana tercantum dalam Qur’an, yang artinya: “Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?" Tentu mereka akan menjawab: "Allaah", maka betapakah mereka (dapat) dipalingkan (dari jalan yang benar).” (Al Ankabut ayat 61) dan ayat lain yang artinya: Katakanlah: "Siapakah yang memberi rezki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?" Maka mereka akan menjawab: "Allaah." Maka katakanlah "Mangapa kamu tidak bertakwa kepadaNYA)?" (Yunus ayat 31). Ayat-ayat tersebut berlaku juga  untuk ditanyakan kepada manusia akhir zaman sekarang ini, karena begitu banyak yang mengaku dirinya beriman tapi entah kenapa begitu banyak juga orang-orang yang berpaling dari kebenaran, sebagai contoh jika kita tanyakan kepada para karyawan yang sedang bekerja, ataupun pemuda yang sedang nongkrong dan membicarakan hal yang kurang berguna, kenapa mereka tidak memenuhi panggilan adzan untuk menghadap kepada Tuhan semesta alam padahal mayoritas mereka adalah muslim, mungkin yang karyawan akan menjawab waduh saya sedang sibuk bekerja saya takut dipecat sama atasan, dan si pemuda menjawab tanggung gan lagi seru nih ngobrolin pertandingan bola semalem, bukankah ini merupakan suatu tanda berpaling dari kebenaran Tuhan yang telah Rasul ajarakan, padahal di zaman dahulu Rasul ‘alaihi sholatu wasalam dan para sahabat ketika sedang berperang mereka tetap mendirikan sholat berjama’ah dengan cara bergantian, dan karena begitu pentingnya sholat berjama’ah sampai-sampai Rasul mau membakar rumah yang di dalamnya ada laki-laki yang tidak datang ke mesjid untuk shalat berjama’ah tapi memilih shalat sendirian, tentunya kita patut pertanyakan keimanan kita jika enggan memenuhi panggilan yang dikumandangkan setiap lima waktu, apakah sudah benar beriman secara keseluruhan atau hanya dalam lisan,, contoh lain perempuan yang tidak memakai jilbab tentang agamanya apa, mungkin sekitar 70% mereka akan menjawab Islam, lalu apakah hal seperti ini bukan merupakan suatu pertanda manusia sudah berpaling kepada kebenaran?, dan jika kita tanyakan juga kepada anak-anak muda yang sedang berpacaran tentang apa keyakinan atau agama mereka, pasti mayoritas dari mereka akan menjawab Islam, padahal dalam ajaran Islam sendiri tidak dibenarkan adanya pacaran, karena begitu jelas disebutkan dalam Qur’an tentang larangan untuk mendekati zina, Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. (Al-Israa’ ayat 32), jika mendekati saja sudah tidak boleh apalagi yang pacaran, yang di dalamnya terdapat berbagai macam aktivitas yang tak layak dilakukan oleh pasangan yang belum terikat oleh pernikahan, sudah tentu kegiatan-kegiatan dalam pacaran termasuk dalam perzinahan, karena dalam hadits dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu Rasulullaah shlallaahu ‘alaihi wasalam bersabda: “Kedua mata itu bisa melakukan zina, kedua tangan itu (bisa) melakukan zina, kedua kaki itu (bisa) melakukan zina. Dan kesemuanya itu akan dibenarkan atau diingkari oleh alat kelamin.” (Hadis sahih diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Ibn Abbas dan Abu Hurairah). dan “Tercatat atas anak Adam nasibnya dari perzinaan dan dia pasti mengalaminya. Kedua mata zinanya melihat, kedua teling zinanya mendengar, lidah zinanya bicara, tangan zinanya memaksa (memegang dengan keras), kaki zinanya melangkah (berjalan) dan hati yang berhazrat dan berharap. Semua itu dibenarkan (direalisasi) oleh kelamin atau digagalkannya.” (Riwayat Bukhari). Jika hal-hal kecil seperti yang disebutkan barusan merupakan perzinahan apalagi saling berpegangan tangan, berciuman dan kegiatan-kegiatan yang lebih parah lagi yang dilakukan dalam kegiatan pacaran, sudah tentu hal itu adalah perzinahan yang nyata,, 

jika sudah menyimpang dari kebenaran seperti yang sudah diceritakan tadi sudah tentu menjadi insan yang bertaqwa akan hanya menjadi suatu wacana yang dalam cerita saja, meskipun begitu jelasnya tadi bahwa Allaah yang telah memberikan manusia penglihatan, pendengaran, mengatur rezeki manusia tapi manusia, karena sudah lupa kepada Tuhannya dan akhirnya lupa kepada dirinya yang menyebabkan manusia menjadi buta terhadap agamanya, meskipun mengaku Islam tapi tidak mengetahui apa itu Islam, terkecuali jika semua manusia bertaubat dan kembali ke rel kemanusiaannya supaya menjadi hamba Tuhan agar dirinya selamat sampai tujuan,, dengan ayat-ayat yang telah dijelaskan tadi terbuktilah bahwa semua manusia mau yang beriman, ataupun yang tidak beriman, semua mengakui, semua percaya bahwa Allaah itu pencipta langit dan bumi, Allaah yang memberikan kehidupan di bumi ini, Allaah yang memelihara dan berkuasa terhadap semuanya, Allaah yang memberikan rezeki kepada makhluk-makhlukNYA, meski kebanyakan dari jin dan manusia tidak mau tunduk kepadaNYA karena mereka semua sudah menjadi budak dari hawa nafsunya,,, semoga kita semua termasuk orang-orang yang percaya kepada Allaah, dan membuktikan kepercayaan itu lewat perkataan dan perbuatan dengan diniatkan dalam hati untuk meniti jalan kebenaran yang diridhoi oleh Tuhan dengan mengikuti jejak langkah utusan yang merupakan insan utama dengan segala keutamaan,,aamiin Ya Rabbal’aalamiin,,,

BILLAAHI FI SABILIL HAQ
BILLAAHI TAUFIQ WAL HIDAYAH

Leave a Reply