Senin, 16 Juli 2012

Tauhid Uluhiyah

0 komentar

BISMILLAAHI ALHAMDULILLAAH AR-RAHMAAN AR-RAHIIM

Sebuah kepercayaan tak bisa disebutkan kepercayaan tanpa ada bukti, sebuah contoh kecil dalam kehidupan sehari-hari kita tidak mungkin percaya bahwa wanita yang sebut kita ibu adalah ibu yang melahirkan kita dengan nyawa sebagai taruhannya, kita tidak akan percaya bila tidak ada bukti samanya dna, bila kita tidak disusui sama ibu yang rela mengorbankan waktu istirahatnya untuk menyusui kita, bila kita tidak disayang oleh ibu, dididik oleh ibu dengan penuh kasih sayang meski tak jarang kita membuat jengkel dan kesal ibu kita dengan prilaku kekanak-kanakn kita,,dan kita pun tidak akan percaya kepada pria yang sering kita sebut ayah adalah ayah kita, bila ayah tidak bekerja dan berusaha untuk menafkahi ibu dan kita sampai sekarang,,dan selain kepercayaan yang harus dibuktikan dengan hal positif seperti tadi disebutkan,, ternyata kepercayaan yang perlu dibuktikan juga dimanfaatkan oleh orang-orang yang bertanggung jawab, yang memanfaatkan kelemahan kaum hawa dengan meminta bukti kehormatannya sebagai bukti bahwa ia cinta dan kepadanya, demi Allaah yang jiwa dan ragaku ada dalam kekuasaanNYA, yang demikian bukanlah tanda cinta dan kasih sayang tapi merupakan jebakan syetan yang menyesatkan, karena cinta dan kasih sayang tidak mungkin akan meminta bukti yang merugikan salah satu pihak, tapi cinta dan kasih sayang harus saling menguntungkan, wahai para kaum hawa jika ada yang pria yang meminta bukti demikian sebagai tanda cinta, katakana saja kepadanya ayo kita ke penghulu saja jika benar cinta dan sayang, dan sungguh mereka yang hanya ingin menikmatimu saja diluar pernikahan tak akan pernah mau untuk datang menghadap orang tua apalagi pergi ke penghulu untuk ijab qobul untuk menjalani ikatan yang suci,,,

Tentunya kepercayaan kita terhadap Allaah pun sebagai Tuhan kita yang telah menciptakan dan memberikan kita kehidupan dengan berbagai macam makanan, minuman, kesehatan, harus dibuktikan juga bukan hanya diucapkan dalam kata saja, bahwa kita beriman dan percaya adanya Allaah, tapi prilaku kita tidak merasakan adanya Allaah yang selalu ada mengawasi setiap gerak-gerik kita bahkan yang tersembunyi dalam hatipun Allaah mengetahuinya, Allaah berfirman: …"Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan ?" (Al Baqarah ayat 33), ayat ini tentunya sudah sering sekali kita baca apalagi buat orang yang sudah mengkhatamkan Qur’an atau yang tahfidz surat Al Baqarahh ini, akan tetapi realisasi atau pengamalan dari suatu ayat lebih susah daripada mengkhatamkan atau sekedar menghafal saja, mungkin sekarang sudah pada saatnya seperti yang diberitakan oleh Rasul ‘alaihi shalatu wasalam, "Akan datang suatu masa ditengah umatku, dimana pada saat itu islam ada tapi hanya tinggal namanya saja, dan Al Qur’an ada tapi hanya tinggal sekedar tulisannya saja",, padahal manusia seluruhnya terlebih lagi orang yang mengaku beriman kepada Allaah dan hari akhir harus beribadah dan mengabdi kepadaNYA karena jin dan manusia diciptakan untuk beribadah kepadaNYA dan kita sudah sering sekali mendengar ayat ini namun seperti tadi dikatakan bahwa realisasinya sangatlah susah dalam Adz-Dzariyat ayat 56 Allaah berfirman, Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi (beribadah) kepada-Ku,, dan fungsi ibadah ini sendiri bukan untuk Allaah tapi untuk jin dan manusia sendiri agar menjadi orang yang bertaqwa, sebagaiman disebutkan dalam banyak ayat: Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa, (Al-Baqarah ayat 21),, Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (Al-Baqarah ayat 183),, dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allaah agar kamu bertakwa. (Al-An’am ayat 153) dalam ayat-ayat yang telah disebutkan bahwa ibadah dan mengikut perintahNYA tidak akan menjadikan Allaah terpuji dan kaya, dan tidak beribadah kepadaNYA pun tak akan menjadikan berkurang kekayaan dan merugikan Allaah sedikitpun hal ini telah tercantum dalam Qur’an: Wahai manusia, sesungguhnya telah datang Rasul (Muhammad) itu kepadamu dengan (membawa) kebenaran dari Tuhanmu, maka berimanlah kamu, itulah yang lebih baik bagimu. Dan jika kamu kafir, (maka kekafiran itu tidak merugikan Allaah sedikitpun) karena sesungguhnya apa yang di langit dan di bumi itu adalah kepunyaan Allaah. Dan adalah Allaah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana,, (An-Nisaa ayat 170),,

Sungguh tidak ada perintah yang jika dilaksanakan akan membawa kebaikan dan sebuah larangan yang jika dilanggar akan mendatangkan kemadhorotan, buktinya orang-orang ada yang suka melakukan penelitian tentang hikmah dibalik perintah sholat ataupun berpuasa, dan akibat dari sebuah larangan yang dilanggar buktinya sudah terlihat jelas di depan mata kita semua, tentunya jika kita hanya mengaku beriman tapi hanya dalam ucapan tidak disertai dengan perbuatan maka berhati-hatilah karena mungkin saja termasuk orang-orang munafik yang tercantum dalam ayat-ayat awal surat Al-Baqarah: “Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian” pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar  Dalam hati mereka ada penyakit lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta Dan bila dikatakan kepada mereka:"Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi". Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan." Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar.  Apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman." Mereka menjawab: "Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah beriman?" Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh; tetapi mereka tidak tahu. Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: "Kami telah beriman". Dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka , mereka mengatakan: "Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok." (Al-Baqarah ayat 8-14)


BILLAAHI FI SABILIL HAQ

Leave a Reply