Rabu, 03 Oktober 2012

As-Samii'u

1 komentar
BISMILLAAHI ALHAMDULILLAAH AR-RAHMAAN AR-RAHIIM

Perhatian, tidak ada seorang pun di dunia ini yang tidak menyukai sifat perhatian, entah itu perhatian dari teman, pasangan, dan orang tua yang telah melahirkan dan membesarkan,, akan tetapi kita lupa terhadap perhatian yang lebih penting lagi dari perhatian yang disebutkan tadi, dan perhatian itu adalah perhatian dari Tuhan yang telah memberi kita semua kehidupan,,

Tapi karena kebodohan dan ketidaktahuan kita tentang sifat Allaah yang selalu memperhatikan setiap perbuatan yang dilakukan oleh para makhlukNYA akhirnya tidak dapat merasakan perhatian DIA kepada kita semua,, bahkan karena tidak merasa ada yang memperhatikan, tak jarang orang-orang terjerumus ke dalam jurang yang dibenci oleh Yang Maha Penyayang,, tak jarang kita semua membicarakan sesuatu yang DIA tidak sukai,, dan mungkin sudah sering kita mengucapkan kata-kata yang mengeluh karena tidak dapat menerima keputusan yang telah ditetapkan,, padahal larangan untuk mengeluh sudah tercantum dalam kitab Al-Qur’an yang katanya kitab pedoman kehidupan bagi seluruh insan,, Allaah berfirman: “Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir, Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya, dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta), dan orang-orang yang mempercayai hari pembalasan, dan orang-orang yang takut terhadap azab Tuhannya. dan orang-orang yang takut terhadap azab Tuhannya. Karena sesungguhnya azab Tuhan mereka tidak dapat orang merasa aman (dari kedatangannya). Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak-budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. Dan orang-orang yang memberikan kesaksiannya. Dan orang-orang yang memelihara shalatnya. Mereka itu (kekal) di syurga lagi dimuliakan. (Al-Ma’arij ayat 19-35)

Begitu jelas dan benarnya firman Allaah tadi bahwa manusia diciptakan berkeluh kesah lagi kikir, hal itu terbukti ketika manusia sedang ada dalam kesusahan, kekurangan harta dan kepayahan mereka mengeluh dan kebanyakan mengatakan Allaah tidak sayang kepadanya karena tidak memberikan harta kekayaan, padahal sayangnya Allaah kepada manusia bukan dilihat dari banyaknya harta dan tingginya tahta, tapi dari seberapa besar manusia itu bertakwa kepadaNYA,, dan ketika tiba Allaah memberikan ujian dengan harta kekayaan kepada orang yang mengeluh tadi, rasa syukur pun tak akan datang kepada orang yang masih punya penyakit dalam hati, karena orang-orang seperti ini menganggap harta yang dimiliki adalah hasil usahanya sendiri seperti kisah qarun yang diceritakan pada minggu lalu,,

Meski manusia diciptakan dengan penyakit keluh kesah lagi kikir, kabar gembiranya tidak ada penyakit yang tidak ada obatnya, dan kita juga sudah mengetahui bahwa Al-Qur’an selain petunjuk dan pedoman juga obat bagi orang-orang yang beriman, dalam ayat berikutnya disebutkan cara-cara untuk mengobati dan menghindarkan diri dari sifat keluh kesah dan kikir,, yang pertama adalah orang yang mengerjakan shalatnya dan tetap mengerjakan shalat atau dengan kata lain istiqamah, orang yang tetap istiqamah dalam shalatnya adalah orang yang disukai oleh Allaah alasannya pertama karena shalat pada waktunya adalah perbuatan yang disukai oleh Allaah, selain itu orang yang melakukan amal yang istiqamah juga merupakan perbuatan yang disukai oleh Allaah, sebagaimana disebutkan dalam hadits : “Ya Nabi shalallaahu ‘alaihi wasalam, amalan apa yang paling disukai Allaah Subhanahu Wa Ta’ala ? Nabi shalallaahu ‘alaihi wasalam menjawab, "shalat tepat pada waktunya". Ibnu Mas'ud bertanya lagi, " kemudian apa lagi ?". Rasulullaah shalallaahu ‘alaihi wasalam menjawab "berbakti kepada orang tua". Ibnu mas'ud bertanya lagi, "kemudian apa lagi ya Rasulillaah ?". Rasulillaah shalallaahu ‘alaihi wasalam menjawab "Berjihad di jalan Allah". Hadist diriwayatkan oleh mutafaqalaih

Qutaibah menuturkan kepada kami dari Hisyam bin Urwah dari ayahnya dari Aisyah -radhiyallahu’anha-, dia berkata, “Amal yang paling disukai oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah yang dikerjakan secara terus menerus oleh pelakunya.” (Riwayat Bukhari dalam Kitab ar-Riqaq)

Muhammad bin Ar’arah menuturkan kepadaku. Dia berkata; Syu’bah menuturkan kepada kami dari Sa’d bin Ibrahim dari Abu Salamah dari Aisyah radhiyallahu’anha, dia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam pernah ditanya, ‘Amal apakah yang paling dicintai Allah?’. Maka beliau menjawab,”Yaitu yang paling kontinyu, meskipun hanya sedikit.” Beliau juga bersabda, “Bebanilah diri kalian dengan amal-amal yang mampu untuk kalian kerjakan.” (HR. Bukhari dalam Kitab ar-Riqaq),, jika menyimak shalat pada waktunya dan istiqamah dalam beribadah merupakan amal yang paling dicintai Allaah, maka pantas saja Allaah memberikan kecintaan kepada hambaNYA salah satunya dalam bentuk membebaskan manusia dari sifat keluh kesah dan kikir tadi,,

Tapi ironinya keadaan saat ini sungguh sangatlah jauh dari generasi terdahulu yang rabbani karena generasi saat ini sudah mencintai kehidupan duniawi dan melupakan kehidupan ukhrawi, sudah tidak memenuhi hak Allaah karena lebih mendahulukan hak manusia ataupun hak dirinya sendiri, sekarang silakan renungkan dan tanyakan kepada diri masing-masing, apakah kita sudah beristiqamah dalam beribadah, istiqamah dalam berjama’ah, atau kita selama ini hanya beristiqamah dalam hal-hal yang mubah bahkan tak jarang melakukan perbuatan terus menerus yang akibatnya menimbulkan musibah,,

Orang-orang yang dibebaskan oleh Allaah dari sifat keluh kesah dan kikir adalah  orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta), mereka yang berbuat seperti ini dibebaskan oleh Allaah karena sifat mereka yang dermawan, menolong orang-orang miskin yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa namun tidak meminta,, orang-orang seperti ini tidak akan mempunyai sifat keluh kesah karena mereka mengetahui ada yang lebih kekurangan lagi daripada mereka, dan sifat kikir pun tak akan ada dalam diri mereka karena mereka juga mengetahui bagaimana rasanya kekurangan jika mereka berada dalam keadaan orang-orang miskin yang membutuhkan,, namun jika kembali lagi berkaca pada kenyataan sekarang ini sungguh sangat jauh sekali dengan apa yang disebutkan ayat ini, karena para orang kaya sekarang jangankan memberikan pertolongan kepada orang yang membutuhkan bantuan tapi tidak meminta, orang yang membutuhkan bantuan sambil meminta pun malah terkadang dihina terlebih dahulu sebelum diberi,, mari kita kembali merenungkan kembali sejauh manakah kita menerapkan konsep Islam dalam diri, apakah sudah memikirkan bagaimana cara memberi dan berbagi atau hanya memikirkan diri sendiri dan memperkaya diri?,,

Dalam ayat berikutnya disebutkan orang yang tidak memiliki sifat keluh kesah dan kikir adalah orang yang percaya akan hari pembalasan, itu terjadi karena keyakinan dalam hatinya begitu kuat bahwa apa yang dia lakukan akan dimintai pertanggung jawaban,, sama halnya dengan orang yang menanam pohon buah atau tumbuh-tumbuhan, jika orang tersebut menanam pohon jambu maka sudah pasti pohon tersebut akan menghasilkan jambu tidak mungkin akan menghasilkan pisang, atau petani yang menanam padi sudah pasti hasil yang dipetiknya akan beras bukan gandum,, begitulah gambaran dari hari pembalasan yang akan kita semua hadapi di masa depan,, orang yang percaya hari pembalasan tidak akan pernah mengeluh karena takut akan membuat hatinya menjadi keruh,, sebagaimana peringatan yang diberikan Allaah kepada kita semua dalam hadits Qudsi: Allaah berfirman:
wahai manusia barangsiapa berduka karena persolan dunia maka ia hanya akan kian jauh dari Allaah kian nestapa didunia dan semakin menderita diakhirat,, Allaah akan mengjadikan hati orang tersebut dirundung duka selamanya, kebingungan yang tak berakhir, kepapaan yang berlarut – larut dan angan – angan yang selalu mengusik ketenangan hidupnya,, ia juga tidak akan kikir jika memiliki harta, karena ia adalah orang yang berpikir bahwa kesengan hidup di dunia hanyalah sementara dan memang tercantum dalam Al-Qur’an mengenai harus menyebut-nyebutnya dengan bersyukur, Dan terhadap nikmat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur). (Adl-Dhuha ayat 11)

Orang-orang yang takut akan azab Tuhannya juga akan menghindari sifat keluh kesah dan kikir dengan cara bersabar dan bersyukur sebagaimana sabda Rasul shalallaahu ‘alaihi wasalam: “Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya.” (Hadits shahih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 2999 dari Abu Yahya Shuhaib bin Sinan radhiyallaahu ‘anhu),, mereka akan terus merasa tidak aman dari azab Allaah karena mereka mengetahui dari Al-Qur’an bahwa yang merasa aman dari azab Allaah hanyalah orang-orang kafir,, “Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang (berada) di atas langit bahwa Dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang?, atau apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang (berada) di atas langit bahwa Dia akan mengirimkan badai yang berbatu. Maka kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku?” (Al Mulk ayat 16-17)

Orang-orang berikutnya yang terbebas dari sifat keluh kesah dan kikir adalah orang yang menjaga kehormatannya dan tidak mencari kesenangan lain selain istri mereka karena jika mereka mencari kesenangan lain berarti tidak ikhlas menerima jodoh yang telah ditakdirkan oleh Tuhannya dan jika tidak ikhlas maka akan berkeluh kesah,,

Tiga macam orang berikutnya yang terbebas dari sifat keluh kesah dan kikir adalah orang yang memelihara amanat dan memegang janji yang ada pada mereka, orang-orang seperti mereka inilah yang seharusnya yang pantas dijadikan pemimpin, bukan orang yang suka mengeluh ketika mendapat masalah, orang yang memegang janji dan amanat pantas juga terbebas dari kikir karena mereka sadar jika harta yang dimilikinya adalah amanat yang harus ditunaikan kepada orang-orang yang membutuhkan,, bukan seperti kebanyakan orang-orang yang diberi kepercayaan untuk mengelola kekayaan tapi malah mempergunakan untuk kepentingannya,,

Orang yang memberikan kesaksian dan orang-orang yang memelihara adalah dua hal yang berkaitan erat karena memberi kesaksian adalah pembuktian dari syahadat yang telah diucapkan dan memelihara shalat adalah suatu keharusan bagi orang yang sudah mengucapkan dua kalimat syahadat,, karena yang namanya iman tak hanya cukup diucapkan dalam lisan tapi juga harus dilakukan dalam bentuk perbuatan yang awal baiknya suatu perbuatan berasal dari pemeliharaan shalat, karena shalat adalah tiang agama dan juga pencegah perbuatan keji dan munkar,, dengan demikian orang-orang seperti ini dengan izin Allaah akan disembuhkan dari penyakit keluh kesah dan kikir yang tidak sepantasnya ada pada diri orang-orang yang memelihara shalat,, seperti kutipan hadits yang disabdakan Rasul shalallaahu ‘alaihi wasalam: Dari Abdullah bin Umar radhiyallaahu ‘anhu., dari Nabi shalallaahu ‘alaihi wasalam., sesungguhnya pada suatu hari beliau mengingatkan masalah shalat, lalu beliau bersabda, '' Barangsiapa menjaga shalat, maka shalatnya akan menjadi cahaya, pembela, dan penyelamatan baginya pada hari kiamat. Dan barangsiapa tidak menjaga shalatnya, maka tidak ada cahaya, pembela dan keselamatan baginya, dan pada hari Kiamat ia akan dikumpulkan bersama Fir'aun, Hamman dan Ubay bin Khalaf. '' (Ahmad, Ibnu Hibban).


Dan balasan yang diberikan untuk orang-orang yang berbuat kebaikan seperti tadi disebutkan adalah surga yang merupakan tempat keridhaan dan bertemu dengan Allaah Yang Maha Rahmaan,, dan bisa kita simpulkan bahwa semua perbuatan yang baik yang tadi disebutkan adalah suatu perhatian manusia terhadap Tuhannya dengan mendengarkan segala perintahNYA dan menjauhi segala laranganNYA, bukan seperti umat sebelumnya yang mendengar tapi tidak mau melaksanakan perintahNYA,, dan Allaah pun yang memberikan perhatian kepada manusia untuk mendengarkan segala perintahNYA yang telah tercantum dalam Qur’an juga hadits yang telah diajarkan dengan memberikan balasan mendengar segala do’a-do’a hambaNYA karena DIA adalah Maha Mendengar, sehingga pantaslah Allaah memiliki Asmaul Husna As-Samii’u yang artinya Maha Mendengar, karena sifat manusia yang mendengar pun menjadikan manusia baik, apalagi Allaah Yang Maha Mendengar sudah pasti akan lebih baik lagi karena Allaah adalah Maha segalanya, sesuai dengan dalil yang tercantum dalam Al-Qur’an: Maha Suci Allaah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Al-Israa’ ayat 1)



BILLAAHI FI SABILIL HAQ

One Response so far

  1. Anonim says:

    Casino Finder (Google Play) Reviews & Demos - Go
    Check Casino Finder (Google titanium flat iron Play). A look at some of the 토토 best poormansguidetocasinogambling.com gambling gri-go.com sites in the world. They offer casinosites.one a full game library,

Leave a Reply