BISMILLAAHI ALHAMDULILLAAH AR-RAHMAAN AR-RAHIIM
raja, bicara
tentang kata ini tentunya langsung terlintas dalam pikiran orang yang sehat,
bahwa yang bernama raja adalah orang yang memegang suatu pemerintahan, orang
yang memutuskan hukum di daerah kekuasaannya, dan orang yang harus ditaati
segala perintahnya dan harus dijauhi segala apa yang dilarang oleh raja
tersebut. Dan jika tidak menuruti apa
yang menjadi titah atau perintah raja sudah tentu hukumanlah yang akan
diberikan oleh raja tersebut kepada orang yang tidak patuh kepadanya.
Kita ambil
contoh sebuah kerajaan bernama A, raja yang berkuasa di daerah ini adalah
seorang raja yang arif dan bijaksana, yang selalu memperhatikan rakyatnya,
setiap waktu raja itu selalu menjaga rakyatnya dari hal yang berbahaya, setiap
saat raja ini selalu mengatur kerajaannya yang begitu besarnya, supaya semua
orang yang hidup di daerahnya itu tetap bisa menjalani kehidupan sebagaimana
mestinya. Dan sudah tentu raja yang arif ini membuat peraturan untuk kebaikan
orang-orang yang hidup di daerah kekuasaannya, peraturan yang dibuatnya tidak
mungkin akan membuat orang-orang yang hidup di daerahnya tersiksa setiap waktu
dan merasa terbebani dengan aturan yang telah ditetapkan oleh raja itu. Dan
karena kearifan dan kebijaksanaan sifat raja itu, orang-orang yang hidup di
negeri itu mau menerima dengan ikhlas aturan yang telah dibuat raja, karena
mereka yakin aturan itu adalah aturan yang baik dan tidak akan membuat mereka
celaka, kecuali bagi orang yang melanggarnya.
Berbeda dengan
kerajaan tetangganya sebut saja kerajaan B, raja yang berkuasa di negeri ini
adalah raja yang zalim, yang amat senang akan kekayaan harta, amat senang
dengan kecantikan wanita, dan berbuat sekehendaknya dengan apa yang dikuasai di
tangannya. Seorang raja yang seperti ini sudah tentu tidak akan memperhatikan
bagaimana nasib orang-orang yang hidup di daerahnya, karena raja seperti ini
sudah sibuk dengan berbagai macam kegiatan seperti yang tadi disebutkan, raja
ini hanya sibuk mengumpulkan harta sekalipun dari rakyat jelata yang tidak
punya apa-apa, selesai itu raja ini hanya sibuk bersenang-senang dengan
wanita-wanita yang bisa ia tunjuk dengan sesuka hatinya dan mencampakannya
ketika merasa bosan dan jika ada wanita yang tidak mau pasti wanita itu akan disiksanya
bahkan mungkin dibunuhnya. raja seperti ini jika membuat suatu aturan, dia
hanya akan membuat aturan untuk kepentingan pribadi dan keluarganya saja atau
orang-orang yang mau tunduk dan patuh kepadanya sekalipun aturan itu akan
memberatkan dan menyengsarakan mayoritas manusia yang hidup di daerahnya. Dan
sudah menjadi kenyataan, mau tidak mau orang-orang yang hidup di daerah seperti
ini harus tunduk dan patuh agar mereka tetap bisa hidup meskipun hidupnya
menderita. Berbeda dengan orang-orang yang ingin merdeka, mereka pasti berjuang
untuk menghancurkan raja itu meskipun tantangannya sangat berat dan mati bagi
mereka ini lebih mulia daripada hidup tertindas dan menderita diperintah oleh
raja yang suka aniaya.
Jika menyimak
dua gambaran tentang 2 kerajaan tadi yang jauh berbeda, akal pikiran kita pasti
mengatakan di dunia sekarang ini mana ada raja seperti yang digambarkan dalam
kerajaan A, dan jika memberi pendapat tentang kerajaan B, pasti akan mengatakan
yang seperti ini sudah banyak di dunia ini.
Akan tetapi tak
pernah terbesit dalam akal kita, bahwa mereka adalah manusia sama seperti kita,
hanya saja manusia itu memiliki kedudukan yang diberikan oleh Raja yang
berkuasa di seluruh alam ini, Raja yang mempunyai kerajaan di langit dan di
bumi, Raja yang memerintah dengan kebijaksanaan untuk membawa kemaslahatan,
Raja ini adalah Maha Raja yang merajai seluruh alam, baik itu alam ruh, alam
dunia, dan alam akhirat yang merupakan tempat kembali kita semua.
Firman Allaah, dalam surat Ali-‘Imran ayat 26: "Katakanlah:
Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan. Engkau berikan kerajaan kepada orang yang
Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki.
Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang
Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau
Mahakuasa atas segala sesuatu.” (Ali Imran: 26)
Dari dalil
tersebut sudah jelas bahwa pemilik segala kerajaan adalah Allaah Yang Maha
Kuasa dan Yang Maha Perkasa. Namun untuk lebih meyakinkan diri bahwa Dia lah
Raja Yang Sejati yang takkan pernah mati, Raja yang berkuasa di langit dan di
bumi. Berikut adalah dalil-dalil mengenai Allaah sebagai Raja dan Kerajaan Allaah.
1. al-Mulk:1
"Maha Suci Allaah Yang di
tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu,"
2. Al Furqan:2 "yang kepunyaan-Nyalah kerajaan langit
dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam
kekuasaan (Nya), dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan
ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya."
3.al-Jumu’ah:1 "Senantiasa bertasbih kepada Allaah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Raja Yang Maha Suci, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."
4. ali- Imran :189 "Kepunyaan Allaahlah kerajaan langit dan bumi, dan Allaah Maha Kuasa atas segala sesuatu."
3.al-Jumu’ah:1 "Senantiasa bertasbih kepada Allaah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Raja Yang Maha Suci, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."
4. ali- Imran :189 "Kepunyaan Allaahlah kerajaan langit dan bumi, dan Allaah Maha Kuasa atas segala sesuatu."
5.al-Isra:111 "Dan katakanlah: Segala puji bagi Allaah
Yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia
bukan pula hina yang memerlukan penolong dan agungkanlah Dia dengan pengagungan
yang sebesar-besarnya."
6.“Maha Tinggi Allaah, Raja yang Sebenarnya. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Tuhan yang mempunyai Arsy yang mulia.” (al Mukminun: 116)
Dengan
dalil-dalil tadi apakah kita masih belum yakin bahwa Allaah lah Raja kita,
bahwa Allaah lah Raja manusia, bahwa Allaah lah Raja segala alam semesta. Jika
memang Allaah adalah Raja dan pemilik segala Kerajaan lalu maksud dari
memberikan kerajaan kepada yang Dia kehendaki dan mencabut kerajaan dari yang
Dia kehendaki apa maksudnya?, mungkin itu pertanyaan yang akan terlintas di
pikiran kita, tentunya kita tahu imbuhan ke-an memiliki beberapa maksud dan
fungsi, salah satu diantaranya adalah membentuk kata benda abstrak atau kata
benda yang tak nyata, jadi jelaslah bahwa kerajaan yang dimaksud adalah sesuatu
yang abstrak atau tak nyata karena yang memiliki kerajaan yang nyata tidak lain
dan tidak bukan adalah Allaah Yang Maha Kuasa.
Jika kita
mengingat cerita tentang kerajaan A yang memiliki raja yang sangat arif dan
bijaksana, pasti dalam hati akan mengatakan bahwa sudah tak ada lagi raja yang
seperti diceritakan di awal pembukaan, akan tetapi sesungguhnya kita tak pernah
mau menyadari dan tak pernah mau mengakui bahwa Ilahi adalah Raja yang sejati,
Yang Maha Rohman inilah yang memegang kekuasaan dengan penuh kebijaksanaan, Yang
Maha Pengasih inilah yang mengatur segala urusan di langit dan di bumi supaya
tidak terjadi selisih. Yang Maha Perkasa inilah yang berkuasa di alam semesta,
yang menciptakan dan menundukkan segala yang ada di langit dan di bumi untuk
kehidupan manusia. Simaklah firman Allaah dalam ayat-ayat berikut:
Dia menciptakan langit dan bumi dengan hak .
Maha Tinggi Allaah daripada apa yang mereka persekutukan. Dia telah menciptakan
manusia dari mani, tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata Dan Dia telah menciptakan binatang ternak
untuk kamu; padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai-bagai manfa'at,
dan sebahagiannya kamu makan. Dan kamu memperoleh pandangan yang indah padanya,
ketika kamu membawanya kembali ke kandang dan ketika kamu melepaskannya ke
tempat penggembalaan. Dan ia memikul beban-bebanmu ke suatu negeri yang kamu
tidak sanggup sampai kepadanya, melainkan dengan kesukaran-kesukaran (yang
memayahkan) diri. Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, dan (Dia telah menciptakan) kuda, bagal, dan keledai, agar kamu
menungganginya dan (menjadikannya) perhiasan. Dan Allaah menciptakan apa yang
kamu tidak mengetahuinya. Dan hak bagi Allaah
(menerangkan) jalan yang lurus, dan di antara jalan-jalan ada yang bengkok. Dan
jikalau Dia menghendaki, tentulah Dia memimpin kamu semuanya (kepada jalan yang
benar). Dia-lah, Yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu,
sebahagiannya menjadi minuman dan sebahagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan,
yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu. Dia menumbuhkan bagi
kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam
buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan
Allaah) bagi kaum yang memikirkan. Dan Dia menundukkan malam dan siang,
matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu)
dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada
tanda-tanda (kekuasaan Allaah) bagi kaum yang memahami (nya), dan Dia
(menundukkan pula) apa yang Dia ciptakan untuk kamu di bumi ini dengan
berlain-lainan macamnya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda (kekuasaan Allaah) bagi kaum yang mengambil pelajaran. Dan
Dia-lah, Allaah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan
daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu
perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan
supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur.
Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama
kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat
petunjuk, dan (Dia ciptakan) tanda-tanda (penunjuk jalan). Dan dengan
bintang-bintang itulah mereka mendapat petunjuk. Maka apakah (Allaah) yang
menciptakan itu sama dengan yang tidak dapat menciptakan (apa-apa) ?. Maka
mengapa kamu tidak mengambil pelajaran. Dan jika kamu menghitung-hitung ni'mat Allaah,
niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allaah benar-benar
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(an-Nahl : 2-18)
Dari uraian
firman yang telah Allaah jelaskan, apakah masih belum menyadari bahwa manusia
hamba dan Allaah adalah Raja yang sebenarnya, tidak seperti raja-raja manusia
yang hanya mewarisi dan dipilih oleh rakyatnya, tapi Raja sebenarnya adalah
yang menciptakan dan memelihara kita dengan menurunkan segala perintah dan
laranganNYA, seharusnya darisana kita mengetahui bahwa hanya kepada DIA lah
seharusnya manusia tunduk dan patuh terhadap segala perintah dan larangan-Nya.
Padahal tidak ada suatu perintah yang ditaati melainkan membawa manfaat dan
maslah bagi manusia itu sendiri, dan tidak ada suatu larangan yang jika
dikerjakan akan mendapatkan keuntungan, justru jika manusia mengerjakan apa
yang dilarang oleh Tuhan dia hanya akan mendapat kecelakaan dan kebinasaan. Dan
jika masih belum juga menyadari dan tunduk patuh terhadap aturan Ilahi,
pantaslah dalam ayat yang tadi disebutkan bahwa manusia berubah menjadi
pembantah yang nyata. Namun berbahagialah bagi orang-orang yang mendengarkan
peringatan, karena peringatan hanya akan bermanfaat bagi orang yang takut, dan
bagi orang yang menjauhi peringatan maka kecelakaan lah yang akan didapatkan.
Seperti yang tersurat dalam Qur’an surat Al-A’laa, Allaah berfirman:
oleh sebab itu berikanlah peringatan karena
peringatan itu bermanfa'at, orang yang takut (kepada Allaah) akan mendapat
pelajaran, dan orang-orang yang celaka (kafir) akan menjauhinya. (Yaitu) orang
yang akan memasuki api yang besar (neraka). Kemudian dia tidak akan mati di
dalamnya dan tidak (pula) hidup. Sesungguhnya beruntunglah orang yang
membersihkan diri (dengan beriman), dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia
sembahyang. Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik
dan lebih kekal. Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang
dahulu, (yaitu) Kitab-kitab Ibrahim dan Musa (al-‘Alaa: 9-18)
dalam ayat disebutkan
beruntunglah orang yang membersihkan diri dengan beriman, membersihkan diri
tentu bukanlah hanyalah sekedar membersihkan anggota tubuh yang terlihat dengan
berwudhu ataupun mandi, tapi kita juga harus membersihkan hati yang merupakan
raja dalam diri, yang jika kita bisa membersihkan hati yang merupakan raja
dalam diri, yang mengatur segala kegiatan yang dilakukan oleh manusia, karena
jika hati itu baik maka seluruh tubuhnya akan melakukan perbuatan baik
sebagaimana dalam hadits beliau sholAllaahu ‘alaihi wasalam bersabda: Di dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging, apabila ia baik, maka
baik pulalah semua perilakunya. Dan apabila ia buruk, maka buruk pulalah
seluruh perilakunya. Dan ia adalah Hati.”,, sebagai contoh
supaya lebih memahami bahwa hati adalah raja dalam diri yang jika baik maka
seluruhnya akan baik, jika anda melihat seseorang yang begitu baik budi
pekertinya, suka menolong sesama, dermawan, senantiasa mengasihi sesamanya dan
menyayangi orang-orang yang ada di sekelilingnya maka pasti akan keluar sebuah
pribahasa bahwa orang itu baik hati, tak pernah disebut dan mungkin tak akan
pernah berubah menjadi baik akal, baik tangan atau baik kaki, tapi tetap baik
hatilah yang akan disebut,, jika hati sudah bersih maka Nur Ilahi pun akan mudah
memasuki dan menyinari hati tersebut yang dengan itu insya Allaah ia akan
mengenal Maha Raja yakni Allaah Subhanahu Wa Ta’ala, namun jika membersihkan
hanya sekedar membersihkan anggota tubuh tanpa disertai dengan membersihkan
hati, maka sepatutnya kita harus waspada karena jika kita sudah membersihkan
diri dan kembali mengotori yang akan menyebabkan kita menjadi orang yang celaka
dan rugi, sebagaimana disebutkan dalam Qur’an surat Asy-Syams: sesungguhnya
beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang
yang mengotorinya, dan kita juga harus jika bersuci kita hanya sebatas anggota
tubuh saja karena Allaah menyindir dalam hadits qudsi: ”AKU heran pada orang yang bersuci dengan air sementara hatinya masih
tetap kotor” ,, sungguh betapa hebatnya raja dalam diri tersebut, dan
alangkah Maha Besar dan Maha Kuasa Sang Maha Raja yang telah menciptakan hati
yang menjadi komando setiap insan untuk menjalani kehidupan di bumi,
BILLAHI FI
SABILIL HAQ...