Kamis, 19 Juli 2012

Al-Malik

0 komentar

BISMILLAAHI ALHAMDULILLAAH AR-RAHMAAN AR-RAHIIM

raja, bicara tentang kata ini tentunya langsung terlintas dalam pikiran orang yang sehat, bahwa yang bernama raja adalah orang yang memegang suatu pemerintahan, orang yang memutuskan hukum di daerah kekuasaannya, dan orang yang harus ditaati segala perintahnya dan harus dijauhi segala apa yang dilarang oleh raja tersebut.  Dan jika tidak menuruti apa yang menjadi titah atau perintah raja sudah tentu hukumanlah yang akan diberikan oleh raja tersebut kepada orang yang tidak patuh kepadanya.
Kita ambil contoh sebuah kerajaan bernama A, raja yang berkuasa di daerah ini adalah seorang raja yang arif dan bijaksana, yang selalu memperhatikan rakyatnya, setiap waktu raja itu selalu menjaga rakyatnya dari hal yang berbahaya, setiap saat raja ini selalu mengatur kerajaannya yang begitu besarnya, supaya semua orang yang hidup di daerahnya itu tetap bisa menjalani kehidupan sebagaimana mestinya. Dan sudah tentu raja yang arif ini membuat peraturan untuk kebaikan orang-orang yang hidup di daerah kekuasaannya, peraturan yang dibuatnya tidak mungkin akan membuat orang-orang yang hidup di daerahnya tersiksa setiap waktu dan merasa terbebani dengan aturan yang telah ditetapkan oleh raja itu. Dan karena kearifan dan kebijaksanaan sifat raja itu, orang-orang yang hidup di negeri itu mau menerima dengan ikhlas aturan yang telah dibuat raja, karena mereka yakin aturan itu adalah aturan yang baik dan tidak akan membuat mereka celaka, kecuali bagi orang yang melanggarnya.
Berbeda dengan kerajaan tetangganya sebut saja kerajaan B, raja yang berkuasa di negeri ini adalah raja yang zalim, yang amat senang akan kekayaan harta, amat senang dengan kecantikan wanita, dan berbuat sekehendaknya dengan apa yang dikuasai di tangannya. Seorang raja yang seperti ini sudah tentu tidak akan memperhatikan bagaimana nasib orang-orang yang hidup di daerahnya, karena raja seperti ini sudah sibuk dengan berbagai macam kegiatan seperti yang tadi disebutkan, raja ini hanya sibuk mengumpulkan harta sekalipun dari rakyat jelata yang tidak punya apa-apa, selesai itu raja ini hanya sibuk bersenang-senang dengan wanita-wanita yang bisa ia tunjuk dengan sesuka hatinya dan mencampakannya ketika merasa bosan dan jika ada wanita yang tidak mau pasti wanita itu akan disiksanya bahkan mungkin dibunuhnya. raja seperti ini jika membuat suatu aturan, dia hanya akan membuat aturan untuk kepentingan pribadi dan keluarganya saja atau orang-orang yang mau tunduk dan patuh kepadanya sekalipun aturan itu akan memberatkan dan menyengsarakan mayoritas manusia yang hidup di daerahnya. Dan sudah menjadi kenyataan, mau tidak mau orang-orang yang hidup di daerah seperti ini harus tunduk dan patuh agar mereka tetap bisa hidup meskipun hidupnya menderita. Berbeda dengan orang-orang yang ingin merdeka, mereka pasti berjuang untuk menghancurkan raja itu meskipun tantangannya sangat berat dan mati bagi mereka ini lebih mulia daripada hidup tertindas dan menderita diperintah oleh raja yang suka aniaya.
Jika menyimak dua gambaran tentang 2 kerajaan tadi yang jauh berbeda, akal pikiran kita pasti mengatakan di dunia sekarang ini mana ada raja seperti yang digambarkan dalam kerajaan A, dan jika memberi pendapat tentang kerajaan B, pasti akan mengatakan yang seperti ini sudah banyak di dunia ini.
Akan tetapi tak pernah terbesit dalam akal kita, bahwa mereka adalah manusia sama seperti kita, hanya saja manusia itu memiliki kedudukan yang diberikan oleh Raja yang berkuasa di seluruh alam ini, Raja yang mempunyai kerajaan di langit dan di bumi, Raja yang memerintah dengan kebijaksanaan untuk membawa kemaslahatan, Raja ini adalah Maha Raja yang merajai seluruh alam, baik itu alam ruh, alam dunia, dan alam akhirat yang merupakan tempat kembali kita semua.
Firman Allaah, dalam surat Ali-‘Imran ayat 26: "Katakanlah: Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan. Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.” (Ali Imran: 26)
Dari dalil tersebut sudah jelas bahwa pemilik segala kerajaan adalah Allaah Yang Maha Kuasa dan Yang Maha Perkasa. Namun untuk lebih meyakinkan diri bahwa Dia lah Raja Yang Sejati yang takkan pernah mati, Raja yang berkuasa di langit dan di bumi. Berikut adalah dalil-dalil mengenai Allaah sebagai Raja dan Kerajaan Allaah.
1. al-Mulk:1 "Maha Suci Allaah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu,"
2. Al Furqan:2 "yang kepunyaan-Nyalah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan (Nya), dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya."
3.al-Jumu’ah:1 "Senantiasa bertasbih kepada Allaah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Raja Yang Maha Suci, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."
4. ali- Imran :189 "Kepunyaan Allaahlah kerajaan langit dan bumi, dan Allaah Maha Kuasa atas segala sesuatu."
5.al-Isra:111 "Dan katakanlah: Segala puji bagi Allaah Yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya."

6.“Maha Tinggi Allaah, Raja yang Sebenarnya. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Tuhan yang mempunyai Arsy yang mulia.”
(al Mukminun: 116)

Dengan dalil-dalil tadi apakah kita masih belum yakin bahwa Allaah lah Raja kita, bahwa Allaah lah Raja manusia, bahwa Allaah lah Raja segala alam semesta. Jika memang Allaah adalah Raja dan pemilik segala Kerajaan lalu maksud dari memberikan kerajaan kepada yang Dia kehendaki dan mencabut kerajaan dari yang Dia kehendaki apa maksudnya?, mungkin itu pertanyaan yang akan terlintas di pikiran kita, tentunya kita tahu imbuhan ke-an memiliki beberapa maksud dan fungsi, salah satu diantaranya adalah membentuk kata benda abstrak atau kata benda yang tak nyata, jadi jelaslah bahwa kerajaan yang dimaksud adalah sesuatu yang abstrak atau tak nyata karena yang memiliki kerajaan yang nyata tidak lain dan tidak bukan adalah Allaah Yang Maha Kuasa.
Jika kita mengingat cerita tentang kerajaan A yang memiliki raja yang sangat arif dan bijaksana, pasti dalam hati akan mengatakan bahwa sudah tak ada lagi raja yang seperti diceritakan di awal pembukaan, akan tetapi sesungguhnya kita tak pernah mau menyadari dan tak pernah mau mengakui bahwa Ilahi adalah Raja yang sejati, Yang Maha Rohman inilah yang memegang kekuasaan dengan penuh kebijaksanaan, Yang Maha Pengasih inilah yang mengatur segala urusan di langit dan di bumi supaya tidak terjadi selisih. Yang Maha Perkasa inilah yang berkuasa di alam semesta, yang menciptakan dan menundukkan segala yang ada di langit dan di bumi untuk kehidupan manusia. Simaklah firman Allaah dalam ayat-ayat berikut:
Dia menciptakan langit dan bumi dengan hak . Maha Tinggi Allaah daripada apa yang mereka persekutukan. Dia telah menciptakan manusia dari mani, tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata  Dan Dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu; padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai-bagai manfa'at, dan sebahagiannya kamu makan. Dan kamu memperoleh pandangan yang indah padanya, ketika kamu membawanya kembali ke kandang dan ketika kamu melepaskannya ke tempat penggembalaan. Dan ia memikul beban-bebanmu ke suatu negeri yang kamu tidak sanggup sampai kepadanya, melainkan dengan kesukaran-kesukaran (yang memayahkan) diri. Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, dan (Dia telah menciptakan) kuda, bagal, dan keledai, agar kamu menungganginya dan (menjadikannya) perhiasan. Dan Allaah menciptakan apa yang kamu tidak mengetahuinya.  Dan hak bagi Allaah (menerangkan) jalan yang lurus, dan di antara jalan-jalan ada yang bengkok. Dan jikalau Dia menghendaki, tentulah Dia memimpin kamu semuanya (kepada jalan yang benar). Dia-lah, Yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebahagiannya menjadi minuman dan sebahagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu. Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allaah) bagi kaum yang memikirkan. Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allaah) bagi kaum yang memahami (nya), dan Dia (menundukkan pula) apa yang Dia ciptakan untuk kamu di bumi ini dengan berlain-lainan macamnya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allaah) bagi kaum yang mengambil pelajaran. Dan Dia-lah, Allaah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur. Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk, dan (Dia ciptakan) tanda-tanda (penunjuk jalan). Dan dengan bintang-bintang itulah mereka mendapat petunjuk. Maka apakah (Allaah) yang menciptakan itu sama dengan yang tidak dapat menciptakan (apa-apa) ?. Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran. Dan jika kamu menghitung-hitung ni'mat Allaah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allaah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (an-Nahl : 2-18)
Dari uraian firman yang telah Allaah jelaskan, apakah masih belum menyadari bahwa manusia hamba dan Allaah adalah Raja yang sebenarnya, tidak seperti raja-raja manusia yang hanya mewarisi dan dipilih oleh rakyatnya, tapi Raja sebenarnya adalah yang menciptakan dan memelihara kita dengan menurunkan segala perintah dan laranganNYA, seharusnya darisana kita mengetahui bahwa hanya kepada DIA lah seharusnya manusia tunduk dan patuh terhadap segala perintah dan larangan-Nya. Padahal tidak ada suatu perintah yang ditaati melainkan membawa manfaat dan maslah bagi manusia itu sendiri, dan tidak ada suatu larangan yang jika dikerjakan akan mendapatkan keuntungan, justru jika manusia mengerjakan apa yang dilarang oleh Tuhan dia hanya akan mendapat kecelakaan dan kebinasaan. Dan jika masih belum juga menyadari dan tunduk patuh terhadap aturan Ilahi, pantaslah dalam ayat yang tadi disebutkan bahwa manusia berubah menjadi pembantah yang nyata. Namun berbahagialah bagi orang-orang yang mendengarkan peringatan, karena peringatan hanya akan bermanfaat bagi orang yang takut, dan bagi orang yang menjauhi peringatan maka kecelakaan lah yang akan didapatkan. Seperti yang tersurat dalam Qur’an surat Al-A’laa, Allaah berfirman:
oleh sebab itu berikanlah peringatan karena peringatan itu bermanfa'at, orang yang takut (kepada Allaah) akan mendapat pelajaran, dan orang-orang yang celaka (kafir) akan menjauhinya. (Yaitu) orang yang akan memasuki api yang besar (neraka). Kemudian dia tidak akan mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup. Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman), dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia sembahyang. Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi.  Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal. Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, (yaitu) Kitab-kitab Ibrahim dan Musa (al-‘Alaa: 9-18)

dalam ayat disebutkan beruntunglah orang yang membersihkan diri dengan beriman, membersihkan diri tentu bukanlah hanyalah sekedar membersihkan anggota tubuh yang terlihat dengan berwudhu ataupun mandi, tapi kita juga harus membersihkan hati yang merupakan raja dalam diri, yang jika kita bisa membersihkan hati yang merupakan raja dalam diri, yang mengatur segala kegiatan yang dilakukan oleh manusia, karena jika hati itu baik maka seluruh tubuhnya akan melakukan perbuatan baik sebagaimana dalam hadits beliau sholAllaahu ‘alaihi wasalam bersabda: Di dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging, apabila ia baik, maka baik pulalah semua perilakunya. Dan apabila ia buruk, maka buruk pulalah seluruh perilakunya. Dan ia adalah Hati.”,, sebagai contoh supaya lebih memahami bahwa hati adalah raja dalam diri yang jika baik maka seluruhnya akan baik, jika anda melihat seseorang yang begitu baik budi pekertinya, suka menolong sesama, dermawan, senantiasa mengasihi sesamanya dan menyayangi orang-orang yang ada di sekelilingnya maka pasti akan keluar sebuah pribahasa bahwa orang itu baik hati, tak pernah disebut dan mungkin tak akan pernah berubah menjadi baik akal, baik tangan atau baik kaki, tapi tetap baik hatilah yang akan disebut,, jika hati sudah bersih maka Nur Ilahi pun akan mudah memasuki dan menyinari hati tersebut yang dengan itu insya Allaah ia akan mengenal Maha Raja yakni Allaah Subhanahu Wa Ta’ala, namun jika membersihkan hanya sekedar membersihkan anggota tubuh tanpa disertai dengan membersihkan hati, maka sepatutnya kita harus waspada karena jika kita sudah membersihkan diri dan kembali mengotori yang akan menyebabkan kita menjadi orang yang celaka dan rugi, sebagaimana disebutkan dalam Qur’an surat Asy-Syams: sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya, dan kita juga harus jika bersuci kita hanya sebatas anggota tubuh saja karena Allaah menyindir dalam hadits qudsi: ”AKU heran pada orang yang bersuci dengan air sementara hatinya masih tetap kotor” ,, sungguh betapa hebatnya raja dalam diri tersebut, dan alangkah Maha Besar dan Maha Kuasa Sang Maha Raja yang telah menciptakan hati yang menjadi komando setiap insan untuk menjalani kehidupan di bumi,  

BILLAHI FI SABILIL HAQ...

Leave a Reply