Rabu, 25 Juli 2012

Al-Mushawwir

0 komentar

BISMILLAAHI ALHAMDULILLAH AR-RAHMAAN AR-RAHIIM


Sudah menjadi fitrah manusia menyukai sesuatu yang indah, baik itu indah dipandang dalam hal rupa dan sudah menjadi fitrah manusia juga ingin memiliki keindahan rupa, sehingga tak heran banyak manusia yang tidak mau bersyukur dengan nikmat yang ada dari Tuhannya, berapa banyak orang yang pergi melakukan operasi, entah itu operasi plastik supaya jadi lebih tampan atau cantik, operasi hidung supaya lebih mancung, suntik perhiasan perempuan supaya lebih terlihat cantik dan menawan, dan masih banyak lagi kegiatan-kegiatan yang serupa yang dilakukan untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Padahal yang namanya keindahan rupa akan habis oleh usia, penampilan yang menarik juga akan sirna seiring berlalunya matahari yang terik. Karena kesibukan memperindah bentuk rupa yang tampak oleh mata supaya terlihat menarik, akhirnya manusia lupa untuk memperindah jiwa dengan akhlak yang mulia yang tak akan sirna ditelan oleh masa yang membuahkan akhlak yang baik yang tak akan kalah dengan sinar matahari yang terik.


Bisa kita lihat contoh di sekitar kita, orang yang ingin memperindah rupanya lewat mata dengan menggunakan berbagai macam kontak lensa yang berwarna, mereka melakukan ini semua karena ingin meniru idolanya dari barat yang memiliki mata berwarna biru, dan tak cukup puas dengan itu mereka juga menggunakan kontak lensa dengan warna yang lainnya. Hanya tergoda oleh keinginan sementara untuk menarik perhatian manusia lainnya tapi efek samping dari pemakaian kontak lensa itu tidak mereka pikirkan, dalam sebuah penelitian efek buruk menggunakan kontak lensa dapat mengurangi oksigen pada mata yang akan menimbulkan buruknya penglihatan, yang lebih parah lagi seorang doktor mengatakan pemakaian lensa kontak jika tidak hati-hati memakainya dan tidak dijaga kebersihannya akan menimbulkan bahaya pada mata seperti meningkatnya produksi air mata, sensitif terhadap cahaya, pandangan menjadi kabur, gatal dan nyeri, dan jika dibiarkan maka akan menyebabkan kebutaan, masya Allaah, begitu dahsyatnya kekuasaanNYA untuk orang yang tidak bersyukur dan ingin merubah ciptaanNYA. Tadi disebutkan dalam pemakaian kontak lensa harus hati-hati dalam pemakaian dan harus dijaga pula kebersihannya, jika tidak maka mata bisa menjadi buta. Jika memakai kontak lensa saja harus segitu hati-hatinya apalagi jika memakai mata yang diciptakan dan dibentuk oleh Yang Maha Kuasa, sudah tentu harus lebih hati-hati lagi menggunakannya, dan harus lebih menjaga kebersihannya. Karena jika tidak maka akan menyebabkan kebutaan juga, kalo buta mata masih ada harapan untuk bisa melihat lagi jika ada yang mendonorkan kornea mata, tapi jika sudah buta hati, inilah hal yang paling berbahaya untuk seorang insan yang menjalani kehidupan di bumi, karena kerusakan akan ditimbulkan oleh orang yang buta hati bukan orang yang buta mata, yang buta mata paling hanya tidak bisa melihat dunia, tapi buta hati, tidak akan bisa melihat kebenaran yang sejati yang dibawa oleh seorang manusia yang bernama Muhammad ‘alaihi shalatu wasalam yang baik budi dan pekerti yang merupakan utusan Ilahi Yang Maha Suci, untuk mengajarkan manusia tentang aturan yang harus dita’ati dan larangan yang harus dijauhi, kabar gembira untuk orang-orang yang bertaqwa dan peringatan untuk orang-orang yang berbuat kerusakan.


Allaah membentuk manusia dengan sempurna, punya dua kaki untuk berjalan, punya dua tangan untuk melakukan pekerjaan, punya dua mata untuk meilhat, dua telinga untuk mendengar, satu lidah, satu jantung, satu hati dan lain sebagainya. Allaah membentuk itu tentunya mempunyai maksud dan tujuan yang harus kita pelajari tidak hanya kita gunakan saja untuk kegiatan sehari-hari, tapi harus menggali lebih dalam lagi segala organ yang ada pada tubuh yang Alloo Ta’ala bentuk agar menghasilkan rasa syukur dan selalu mengingat Allaah dimanapun kita berada, karena itu marilah kita renungkan beberapa organ tubuh yang Allaah bentuk.


Untuk pertama mari kita renungkan bentuk tangan yang Allaah ciptakan, sudah kita ketahui tangan manusia yang normal ada dua lengkap dengan lima jari dalam setiap tangan yang kiri maupun yang kanan. Pelajaran pertama yang bisa kita ambil dari dua tangan yaitu bahwa kedua tangan haruslah sesuai dengan dua yang lainnya, yaitu dua kalimat syahadat, Allaah adalah Tuhan kita dan Rasul adalah utusanNYA yang merupakan teladan kita juga dalam segala hal. Tangan mempunyai peran penting dalam kehidupan manusia, karena tanganlah manusia bisa melakukan suatu pekerjaan, bisa membuat sesuatu dan banyak hal lain yang bisa kita kerjakan karena fungsi tangan yang sudah dibentuk dengan segala fungsi dan kegunaan. Korelasi antara tangan dan kalimat syahadat adalah begini, bisa kita lihat pada keadaan masyarakat sekarang ini, sikut sana sikut sini untuk mendapatkan harta duniawi, tanpa mempedulikan orang yang disikutnya itu apakah orang itu miskin, sederhana ataupun kaya, yang penting bagi orang seperti itu dia bisa mendapatkan apa yang diinginkannya, dan sudah tentu orang seperti ini tidak mengindahkan kaidah Islam, padahal mayoritas masyarkat di Indonesia adalah beragama Islam dan setiap umat Islam pasti sudah mengucapkan dua kalimat syahadat, tapi karena hanya diucapkan saja tidak difahami makna sebenarnya dari dua kalimat syahadat itu ya hasilnya jadi seperti sekarang inilah, terjadi krisis ketauhidan, terjadi krisis keimanan, sehingga kejahatan dan kemaksiatan semakin hari semakin bertambah, padahal orang yang shalat banyak, meskipun lebih banyak yang tidak shalat, orang yang pengajianpun banyak meski kebanyakan orangtua daripada anak muda, para ustadz pun semakin banyak tapi krisis ini tak kunjung berhenti karena pembenaran pemikiran masyarakat tidak cukup dengan satu atau dua orang, dengan waktu satu atau dua tahun. Dan hal ini sudah diisyaratkan oleh Allaah dalam jari-jari kita, dimana tangan tidak akan mampu mengambil sesuatu yang berat jika hanya menggunakan satu atau dua jari, tapi semua jari harus bersama-sama bekerja untuk mengambil atau menjinjing suatu beban yang berat, dan satu lagi pelajaran dari jari-jari kita jika disatukan maka akan terbentuk suatu kepalan yang bisa dijadikan senjata untuk memukul sesuatu, subhanAllaah betapa Maha Sempurnanya DIA dengan segala rencana pembentukan pada tangan kita ini. Jika jari-jari saja harus bersatu untuk menjinjing beban yang berat dan memukul sesuatu apalagi manusia yang sedang ada dalam keadaan krisis seperti ini, tentunya harus bersatu untuk membereskan masalah dan memukul budaya-budaya yang tidak sesuai dengan syari’at, tidak perlu bersitegang hanya karena masalah rukun-rukun agama. Dan sudah kita ketahui setiap jari di tangan manusia, normalnya adalah lima, dan anda mungkin juga sudah mengetahui lima itu juga ada dalam rukun agama yakni rukun Islam, maka dari itu janganlah mau dipecahkan hanya karena masalah cabang-cabang agama, karena orang mukmin tak sepantasnya berpecah belah tapi harus bersatu seperti yang difirmankan Allaah: “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allaah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni'mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni'mat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.” (Ali Imran: 103)


Dalam hal perpecahan ini kita tidak perlu saling menyalahkan, tapi kita harus melaksanakan perintah Allaah dalam ayat diatas, karena Qur’an bukan hanya sekedar bacaan saja tapi petunjuk yang harus diamalkan dalam keseharian kehidupan semua insan. Coba tanyakan pada diri kita, apakah sudah mengamalkan? atau hanya sekedar membaca suatu tulisan? Sudahkah mengambil pelajaran dari kedua bentuk tangan yang Allaah ciptakan? atau hanya sekedar menggunakan?


Kaki sama seperti tangan berjumlah dua dan masing-masing kaki mempunyai lima jari juga, ini berarti sama seperti tangan mengenai korelasi antara dua kaki dan dua kalimat syahadat harus disesuaikan agar kaki tidak melangkah dalam jalan yang salah, tapi melangkah ke jalan yang Allaah perintah, dimana sudah dicontohkan oleh para nabi dan Rasul, sahabat, syuhada dan orang-orang sholeh yang lainnya. Tapi karena kaki tidak disesuaikan dengan dua kalimat syahadat dan lima rukun Islam yang akibatnya bisa kita lihat juga di sekitar kita sekarang, dimana mesjid-mesjid hanya dipenuhi Cuma satu minggu satu kali tak ada bedanya dengan umat nasrani, padahal pergi ke mesjid meskipun dengan jalan kaki akan menjadi amal baik bagi kaki kita, dan jika memakai kendaraan, kendaraan itupun insya Allaah menjadi berkah karena digunakan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Rahmaan, sama sekali tidak akan ada saling menghina antara yang jalan kaki dengan yang memakai kendaraan, justru malah saling memuji karena orang yang jalan kaki mendapatkan pahala dari setiap langkahnya, begitu pula orang yang memakai kendaraan akan dipuji karena menggunakan kendaraannya sebagai sarana kebaikan yang semoga menjadi keberkahan. Akan tetapi meskipun gratis untuk masuk ke mesjid orang-orang sekarang lebih senang masuk ke tempat-tempat yang harus bayar seperti warnet dan café bahkan yang lebih parah lagi orang yang lebih menyukai masuk ke diskotik, padahal jika ditanya agamanya apa atau dilihat dari ktp nya ternyata Islam. Sungguh sangat ironi masyarakat sekarang, lebih menyukai yang mengeluarkan uang tapi tidak membawa manfaat untuk dirinya apalagi masyarakat, tapi untuk memasuki tempat yang gratis untuk mendapatkan manfaat untuk dirinya sendiri saja hanya beberapa yang mau apalagi memberikan manfaat untuk masyarakat. Coba renungkan oleh kita semua, “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukulah beserta orang-orang yang ruku” (Al Baqarah:43) Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda: “Jika kamu mendengar suara adzan, maka penuhilah panggilan Allaah itu” (riwayat Thabrani). Dalam Al Baqarah 43 secara jelas Allaah memerintahkan pada hamba-Nya agar ruku beserta orang-orang yang ruku (shalat berjamaah). Demikian juga Rasulullah dalam hadits di atas, memerintahkan ummatnya agar memenuhi panggilan adzan (shalat berjamaah di masjid). Shalat berjamaah adalah perintah Allah dan seruan Rasul-Nya. Adakah kita sudah menjadi hamba yang taat dan menjadi ummat yang baik? Jika direktur anda memberi perintah untuk mengerjakan sesuatu, apakah anda juga mengabaikannya? Coba bayangkan, jika direktur anda memberi perintah sampai lima kali sehari dan anda selalu mengabaikannya. Pantaskah anda mengajukan permohonan naik gaji? Beranikah anda mengajukan naik jabatan? Bahkan anda mengabaikan perintah itu bukan hanya hari ini… Anda sudah berpuluh-puluh tahun mengabaikannya. Mengabaikan perintah shalat berjamaah, yang setiap hari anda dengar lima kali. Lalu, apakah anda tidak malu mengajukan permohonan pada Allah agar dilimpahkan rizki? Mengapa anda tebal muka ingin selalu doa-doanya dikabulkan Allaah? Ingat, Allaah mengabulkan doa hamba yang memenuhi perintah-Nya. “Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi perintah-Ku” (Al Baqarah:186)


Allaah menciptakan dua mata, dua telinga dan satu mulut dan lidah, ini merupakan pelajaran yang harus benar-benar kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari supaya menjadi kebiasaan, dan hal itu mengisyaratkan kita harus banyak membaca, banyak mendengar, dan sedikit bicara. Membaca disini bukan hanya membaca dengan mata lahir aja tapi juga dengan mata bathin, agar penglihatan mata bathin pun semakin tajam, seperti pedang yang tajam jika dibiarkan maka akan menjadi tumpul, tapi jika dipakai terus meskipun tumpul maka akan menjadi tajam, dan untuk mempertajam mata bathin atau mata hati adalah dengan banyak menggunakan mata lahir untuk kebaikan, mengkaji ayat-ayat Allaah baik itu yang terdapat dalam Qur’an ataupun dari alam, menjaganya dari hal-hal yang dilarang agar hati tidak menjadi kelam yang akan menyebabkan butanya mata hati, jangan sampai seperti kaum yang mendustakan para nabi dan Rasul, Allaah berfirman: ”negeri-negeri (yang telah Kami binasakan) itu, Kami ceritakan sebagian dari berita-beritanya kepadamu. Dan sungguh telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, maka mereka (juga) tidak beriman kepada apa yang dahulunya mereka telah mendustakannya. Demikianlah Allah mengunci mata hati orang-orang kafir.” (al- ‘Ar
af: 10). Banyak mendengarpun adalah suatu keharusan seorang manusia yang beriman, apalagi mendengarkan nasihat-nasihat yang membawa kebaikan dan kebenaran, karena jika seseorang tidak mau menerima nasihat, kritikan atau masukan kebaikan untuk dirinya, maka orang itu menandakan dirinya dihinggapi sikap sombong karena sudah merasa paling benar, jadi tidak mau menerima nasihat ataupun peringatan. Jangan sampai kita tidak mau mendengarkan nasihat kebaikan ataupun kritik yang membenarkan, karena jika kita berbuat demikian maka telinga kita tuli, dan tuli adalah merupakan tanda bagi orang kafir karena tidak mau mendengarkan kebaikan, naudzubillah, semoga kita semua terhindar dari tuli nya telinga untuk mendengarkan, Allaah berfirman: “Dan perumpamaan (orang-orang yang menyeru) orang-orang kafir adalah seperti penggembala yang memanggil binatang yang tidak mendengar selain panggilan dan seruan saja. Mereka tuli, bisu dan buta, maka (oleh sebab itu) mereka tidak mengerti.” (al-Baqarah: 171). Banyak melihat, banyak mendengar dan mengambil pelajaran, dan sedikit bicara, jika tidak ada pembicaraan yang berguna lebih baik diam, hal ini sungguh sangat sulit dilakukan karena dalam pandangan masyarakat sekarang, orang yang mempunyai gelar yang tinggi, seperti master ataupun doktor adalah orang yang pandai berbicara dan mengeluarkan kata-kata, padahal orang yang pandai menurut Allaah adalah orang yang berbicara seperlunya, karena itu menandakan kematangan akalnya dan hal ini tercantum dalam hadits qudsi, Allaah berfirman: “Barang siapa mampu menjaga diri dari membicarakan kejelekan orang lain maka kecintaan ku akan AKU anugerahkan kepadanya, barang siapa yang mengisolasikan diri dari kerumunan orang maka ia terhindar dari pengaruh jeleknya Barang siapa mampu mambatasi diri dari berbicara yang tidak ada gunanya itu menandakan kematangan akalnya” (hadits Qudsi). Masih banyak lagi tentang pentingnya menjaga lidah yang satu-satunya yang ada dalam mulut kita, lidah yang lemah tak bertulang ini ternyata lebih berbahaya daripada pedang yang tajam sekalipun, karena luka yang akan ditimbulkan oleh lidah akan berbekas di hati yang sulit diobati tapi luka pedang dalam tubuh akan kembali sembuh seiring berlalunya waktu. "Seorang datang kepada Nabi Muhammad dan berkata: "Ya Rasulullah, nasihatilah aku." Nabi Muhammad bersabda: "Jagalah taqwa kepada Allah .w.t. sebab taqwa itu menghimpunkan segala kebaikan. Dan kerjakan jihad sebab dia sebagai pertapaan bagi ummat Islam. Dan lazimilah dzikrullah dan membaca al-quran, sebab ia cahaya penerangan untukmu dibumi dan sebulatan namamu dilangit. Dan jagalah lidahmu kecuali dalam kebaikan sebab dengan itu dapat mengalahkan syaitan laknatullah." “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya dia berkata yang baik atau diam” (riwayat Bukhari). “Barangsiapa bisa memberikan jaminan kepadaku (untuk menjaga) apa yang ada di antara dua janggutnya dan dua kakinya, maka kuberikan kepadanya jaminan masuk surga” (riwayat Bukhari) Nabi Muhammad. bersabda: "Lima sifat yang tidak ada pada orang munafiq iaitu: Pengertian agama, Berhati-hatilah dalam lidah , Senyum dimuka, Nur (terang) dalam hati, Cinta kepada kaum muslimin

Maha Besar Allaah yang telah membentuk rupa manusia dengan sempurna, mulai dari kepala hingga kaki, dan pantaslah Allaah memiliki asma dan sifat Al-Mushawwir yang artinya Yang membuat bentuk, karena kehebatan Allaah membuat bentuk tak hanya berfungsi dan bisa digunakan untuk berbagai kegiatan, tapi juga menyimpan hikmah yang bisa kita petik pelajaran jika kita mau memikirkan setiap penciptaan yang ada pada diri kita juga alam.

Dialah Allaah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Asmaaul Husna. Bertasbih kepadaNya apa yang di langit dan bumi. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Al-Hasyr: 24)

BILLAAHI FI SABILIL HAQ

Leave a Reply